Sejarah Islam: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 197:
 
Seiring Utsman menua, [[Marwan bin al-Hakam]], seorang kerabat dari Muawiyah, menyelinap ke dalam kekosongan, menjadi sekretarisnya dan perlahan mengambil kendali. Ketika Utsman dibunuh pada 656, [[Ali bin Abi Thalib]], sepupu dan menantu Muhammad, menaiki posisi khalifah dan memindah ibukota ke Kufah di Iraq. [[Muawiyah bin Abi Sufyan]], gubernur Suriah, dan Marwan bin al-Hakam menuntut penangkapan pelaku pembunuhan. Marwan menggerakkan setiap orang dan membuat konflik, yang membuahkan [[Perang saudara Islam pertama]] ("Fitnah pertama"). Ali dibunuh oleh [[Khawarij]] pada 661. Enam bulan kemudian pada 661, demi kepentingan perdamaian, putra Ali, [[Hasan bin Ali|Hasan]], membuat perjanjian damai dengan Muawiyah. Dalam [[Perjanjian Hasan–Mu'awiyah]], Hasan menyerahkan kekuasaan kepada Muawiyah dengan syarat dia akan berbuat adil kepada rakyat dan tidak membuat dinasti setelah dia meninggal.<ref>{{cite book|author=Wilferd Madelung|title=The Succession to Muhammad: A Study of the Early Caliphate|url=https://books.google.com/books?id=2QKBUwBUWWkC|date=1998|publisher=Cambridge University Press|isbn=978-0-521-64696-3|page=232}}</ref><ref>{{cite web|url=http://www.sahih-bukhari.com/Pages/Bukhari_3_49.php|title=Sahih Bukhari : Book of "Peacemaking"|first=Sahih|last=Bukhari}}</ref> Muawiyah pada akhirnya melanggar persyaratan tersebut dan memulai [[Dinasti Umayyah]], beribukat [[Damaskus]].{{sfn|Holt|1977a|pp=67–72}} [[Husain bin Ali]], yang saat itu adalah satu-satunya cucu Muhammad yang masih hidup, menolak untuk berbaiat ke keluarga Umayyah. Dia terbunuh di [[Pertempuran Karbala]] di tahun yang sama, di peristiwa yang masih diperingati sebagai hari berkabung oleh Syiah, [[Hari Asyura]]. Kerusuhan, yang dikenal dengan [[Fitnah kedua]], berlanjut, tetapi kekuasaan Muslim terus meluas di bawah Muawiyah ke [[Rodos]], [[Kreta]], [[Kabul]], [[Bukhara]], dan [[Samarkand]], dan juga meluas ke [[Afrika Utara]]. Pada 664, pasukan Arab menaklukkan [[Kabul]],<ref>Roberts, J: ''History of the World''. Penguin, 1994.</ref> dan pada 665 mendesak sampai ke [[Arab Maghrib|Magrib]].<ref>Dermenghem, E. (1958). ''Muhammad and the Islamic tradition''. New York: Harper Brothers. p. 183.</ref>
 
==Kekhalifahan Umayyah==
{{main|Kekhalifahan Umayyah}}
[[File:Umayyad750ADloc.png|thumb|Kekhalifahan Umayyah]]
 
Dinasti Umayyah, yang namanya diambil dari [[Umayyah bin Abdu Syams]], kakek buyut khalifah Umayyah pertama, memerintah dari 661 sampai 750. Meskipun keluarga Umayyah berasal dari kota [[Mekkah]], ibukota negara adalah [[Damaskus]]. Setelah meninggalnya [[Abdurrahman bin Abi Bakar]] pada 666,<ref>''The Succession to Muhammad: A Study of the Early Caliphate'' oleh Wilferd Madelung. p. 340.</ref><ref>''Encyclopaedic ethnography of Middle-East and Central Asia: A-I'', Volume 1, disunting oleh R. Khanam. p. 543</ref> [[Muawiyah bin Abu Sufyan]] memperkukuh kekuasaannya. Muawiyah memindah ibukotanya dari Damaskus ke [[Madinah]], yang membawa perubahan besar terhadap negara Islam. Di waktu kemudian, pemindahan Khalifah dari Damaskus ke Baghdad menandai naik tahtanya satu keluarga baru.
 
== Islam di Indonesia ==