Jayadrata: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Dikembalikan kemungkinan menambah konten tanpa referensi atau referensi keliru Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
M. Adiputra (bicara | kontrib)
k Suntingan 110.138.88.73 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh M. Adiputra
Tag: Pengembalian
Baris 31:
Pada hari keempat belas, [[Arjuna]] berencana untuk membunuh Jayadrata. Namun ribuan kesatria dan prajurit dari pihak [[Korawa]] melindungi Jayadrata dan memisahkannya dengan Arjuna. Sampai hari menjelang sore, Arjuna belum berhasil menjangkau Jayadrata dan membunuhnya, dan apabila setelah malam tiba Arjuna belum berhasil membunuh Jayadrata maka ia akan membakar dirinya sendiri. [[Kresna]] yang melihat Arjuna dalam kesusahan mencoba membantunya dengan membuat [[gerhana matahari]] semu. Saat suasana menjadi gelap, pihak yang bertarung merasa bahwa perang pada hari itu sudah berakhir karena malam sudah tiba. Pasukan [[Korawa]] yang melindungi Jayadrata pulang ke kemah mereka. Pada saat Jayadrata tak terlindungi, matahari muncul kembali dan ternyata hari belum malam. Pada kesempatan itu, [[Arjuna]] menyuruh [[Kresna]] agar menjangkau Jayadrata. Saat mendekat, ia melepaskan anak panahnya dan memutuskan leher Jayadrata dengan senjata sakti [[Pasupati]].
 
Atas saran dari Kresna, Arjuna mengarahkan agar senjata tersebut membawa kepala Jayadrata ke pangkuan ayahnya, Wredaksatra yang sedang bermeditasi. Sebelum perang terjadi, Wredaksatra menganugerahkan bahwa siapa pun yang membuat kepala anaknya menyentuh tanah, maka kepala orang tersebut akan meledak menjadi seratus serpihan. Saat kepala anaknya jatuh di pangkuannya, Wredaksatra terkejut, lalu tanpa sengaja menjatuhkan kepala tersebut. Hal itu pun mengakibatkan kepalanya langsung pecah. Duryudana lihat Jayadrata kematian di ke kemah kurawa lalu membakar mayat jatadrata.
Jayadrata masuk surga dan kurawa
 
== Pascakematian ==