Rumbia: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: +{{Taxonbar|from={{subst:#invoke:WikidataIB|getQid}}}} |
Revisi, tata ulang, +refs |
||
Baris 14:
| species = '''''M. sagu'''''
| binomial = ''Metroxylon sagu''
| binomial_authority = [[Christen Friis Rottbøll|Rottb.]]<ref>{{aut|[[Christen Friis Rottbøll|Rottbøll, C.F.]]}} (1783). "Beskrivelse over nogle Planter sra de malabariske Kyster". ''Nye Samling af det Kongelige Danske Videnskabers Selskabs Skrifter''. [https://www.biodiversitylibrary.org/item/180257#page/579/mode/1up '''II''':527]. Kiobenhavn.</ref>
| synonyms =
* ''Metroxylon hermaphroditum'' {{small|Hassk.}}
* ''Metroxylon micracanthum'' {{small|Mart.}}
* ''Metroxylon sago'' {{small|K.D.Koenig}}
* ''Sagus inermis'' {{small|Roxb.}}
* ''Sagus rumphii'' {{small|Willd.}}
<small><u>Selengkapnya</u>: PoWO</small><ref name=powo>POWO (2021). "Plants of the World Online". Facilitated by the Royal Botanic Gardens, Kew. Published on the Internet; http://www.plantsoftheworldonline.org/ ([http://www.plantsoftheworldonline.org/taxon/urn:lsid:ipni.org:names:668244-1 ''Metroxylon sagu'' Rottb.]) Diakses tgl 03/08/2021.</ref>
}}
'''Rumbia''' ('''''Metroxylon sagu''''') atau disebut juga (pohon) '''
== Etimologi ==
''Metroxylon'' berasal dari [[bahasa Gerika]]: ''metra'' yang berarti 'rahim', mengacu kepada inti batang atau empulur (''pith''); dan ''xulon'' atau ''xylon'' yang berarti ''kayu''.<ref>Alchetron: [https://alchetron.com/Metroxylon ''Metroxylon''], diakses tgl 03/08/2021</ref> Sementara itu kata penunjuk jenisnya, ''sagu'' berasal dari [[bahasa Jawa]] dan memiliki arti [[pati]] yang terkandung dalam batang palma.<ref name=flach>{{aut|Flach, M.}} (1997). "Sago palm. ''Metroxylon sagu'' Rottb." Promoting the conservationand use of underutilized and neglected crops, '''13'''. Rome (Italy): International Plant Genetic Resources Institute (IPGRI). <https://edepot.wur.nl/309044> ISBN 92-9043-314-X</ref>{{rp|8}}
== Pemerian ==
[[Berkas:Metrox_sagu 071124 1512 stbu.jpg|jmpl|kiri|160px|Habitus]]▼
Pohon palma yang merumpun, dengan akar rimpang yang panjang dan bercabang-cabang. Batang berbentuk silinder tidak bercabang dengan diameter 50–90 cm, batang bebas daun dapat mencapai tinggi 16–20 [[meter|m]] pada saat masa panen. Daun-daun besar, majemuk menyirip, panjang hingga 7 m, dengan panjang anak daun lk. 1,5 m; bertangkai panjang dan berpelepah.
== Ekologi dan penyebaran ==
Rumbia menyukai tumbuh di [[rawa|rawa-rawa]] air tawar, aliran [[sungai]] dan tanah bencah lainnya, di lingkungan hutan-hutan dataran rendah sampai pada ketinggian sekitar 700 m [[dpl.]] Pada wilayah-wilayah yang sesuai, rumbia dapat membentuk kebun atau [[hutan]] sagu yang luas.
Diperkirakan berasal dari [[Maluku]] dan [[Papua]], sejak lama rumbia telah menyebar ke seluruh kepulauan [[Nusantara]], yakni pulau-pulau [[Sunda Besar]], [[Sumatra]], [[Semenanjung Malaya]], dan tak terkecuali di [[Filipina]], kemungkinan karena dibawa oleh peradaban manusia. Kini rumbia telah meliar kembali di banyak tempat.
== Kegunaan ==
[[Berkas:Sagu-05 081119-3856 sim.JPG|jmpl|
[[Berkas:Rumbia_thatch_UN_071121-1327_stbu.jpg|jmpl|kiri|160px|Atap terbuat dari daun muda rumbia kering]]▼
Dari [[empulur]] batangnya dihasilkan tepung [[sagu]], yang merupakan sumber [[karbohidrat]] penting bagi warga kepulauan di bagian timur Nusantara. Pelbagai rupa makanan pokok dan kue-kue diperbuat orang dari tepung sagu ini. Sagu dipanen tatkala kuncup bunga (mayang) telah keluar, namun belum mekar sepenuhnya. Umur panenan ini bervariasi menurut jenis [[kultivar]]nya, yang tercepat kira-kira pada usia 6 tahun.
Daun tua dari pohon yang masih muda merupakan bahan atap yang baik; pada masa lalu bahkan rumbia dibudidayakan (dalam ''kebon-kebon kiray'') di sekitar [[Bogor]] dan [[Banten]] untuk menghasilkan atap rumbia ini. Dari helai-helai daun ini pun dapat dihasilkan semacam tikar yang disebut ''[[kajang]]''. Daun-daunnya yang masih kuncup ([[janur]]) dari beberapa jenisnya dahulu digunakan pula sebagai daun rokok, sebagaimana pucuk [[nipah]].<ref name=heyne/> Kulit batang bagian luar yang keras (ruyung) digunakan sebagai bahan bangunan.<ref name=":1"/>
▲[[Berkas:Sago (Metroxylon sagu) in New Guinea.jpg|jmpl|kiri|180px|Belukar rumbia]]
▲<p align="justify">Rumbia termasuk tumbuhan monokotil dari keluarga ''Palmae ''yang hanya mempunyai satu titik tumbuh sehingga tanaman ini hanya memiliki satu batang dan tidak bercabang<ref name=":0" />. Batang sagu berbentuk silinder dengan diameter 50–90 cm, batang sagu bebas daun dapat mencapai tinggi 16–20 m pada saat masa panen. Daun-daun besar, majemuk menyirip, panjang hingga 7 m, dengan panjang anak daun lk. 1.5 m; bertangkai panjang dan berpelepah. Sebagaimana [[gebang]], rumbia berbunga dan berbuah sekali (''monocarpic'') dan sudah itu mati. Karangan bunga bentuk tongkol, panjang hingga 5 m. Berumah satu (''monoesis''), bunga rumbia berbau kurang enak. Pohon sagu yang masih muda mempunyai kulit yang lebih tipis dibandingkan sagu dewasa. Batang sagu terdiri atas lapisan kulit bagian luar yang keras dan bagian dalam berupa empulur atau isi sagu yang mengandung serat-serat dan pati. Tebal kulit luar yang keras sekitar 3–5 cm dan bagian tersebut di daerah Maluku sering digunakan sebagai bahan bangunan<ref name=":1">Haryanto, B. Dan P. Pangloli. 1992. Potensi dan Pemanfaatan Sagu. Kanisius. Yogyakarta.</ref>.
[[Umbut]]nya, dan juga buahnya yang seperti [[salak]], dimakan orang. Buah ini memiliki rasa [[Sepat (disambiguasi)|sepat]], sehingga untuk menghilangkan kelatnya itu buah rumbia biasa direndam dulu beberapa hari di lumpur atau di air [[laut]] sebelum dikonsumsi.<ref name=heyne/> Tempayak dari sejenis [[kumbang]], yang biasa hidup di batang dan umbut rumbia yang mati, disukai orang -dari Jawa hingga Papua- sebagai sumber [[protein]] dan [[lemak]] yang gurih dan lezat.<ref name=heyne/>
▲<p align="justify">Pati yang terdapat dalam empulur sagu sering digunakan sebagai bahan makanan pokok di beberapa daerah di Indonesia, seperti Maluku, Papua, Riau dan Sulawesi karena mengandung karbohidrat yang tinggi. Pati sagu mengandung sekitar 27% amilosa dan 73% amilopektin, dan pada kosentrasi yang sama pati sagu mempunyai viskositas tinggi dibandingkan dengan larutan pati dari serelia lainnya<ref>Swinkels, J. J. M. (1985). Sources of starch, its chemistry and physics. In Singhal et al., 2007. Industrial Production, processing, and utilization of sago palm-derived products. Carbohydrate Polymers, Volume 72, pp. 1-20.</ref>. Sagu juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku industri pangan yang antara lain dapat diolah menjadi bahan makanan seperti mutiara sagu, kue kering, mie, biskuit, dan kerupuk<ref name=":2">Hrp, Bakhtiar Ruli ''et al''. 2017. Kajian Budidaya Sagu (''Metroxylon'' spp) Rakyat di Kecamatan Tebing Tinggi Barat Kabupaten Kepulauan Meranti. ''JOM Faperta'' 4(1):1-14.</ref>.
Rebusan akarnya mengandung beberapa senyawa aktif seperti [[flavonoid|flavanoid]], [[alkaloid]], [[saponin]] dan [[tanin]], sehingga berpotensi memiliki daya anti-[[mikroba]].<ref>{{aut|Bakhriansyah, M., A. Febria & D. Rahmah}} (2011). "Efek antibakteri ''in vitro'' dan antidiare ''in vivo'' infusa akar sago (''Metroxylon sagu'')". [https://indonesianjpharm.farmasi.ugm.ac.id/index.php/3/article/view/625/499 ''Majalah Farmasi Indonesia'', '''22'''(3):158–165], 2011.</ref><ref>{{aut|Hidaya, A.A.A., H.E. Narumi & A. Ma’ruf}} (2014). "Antibacterial test of rumbia root (''Metroxylon sagu'' Rottb.) decoction against bacteria ''Salmonella pullorum''". [http://journal.unair.ac.id/VETMED@antibacterial-test-of-rumbia-root-(metroxylon-sagu-rottb.)-decoction-against-bacteria-salmonella-pullorum-article-7176-media-28-category-5.html ''Veterinaria Medika'', Vol. '''7'''(2):166-171]. (07-2014). ISSN 1979-1305</ref> Sementara itu, karena umumnya hutan-hutan atau kebun sagu -khususnya di Papua- dipertahankan sebagai sumber pangan lokal, maka hutan-hutan itu juga berpotensi sebagai penyerap karbon.<ref>{{aut|Rahayu, S. & Degi Harja}}. [http://apps.worldagroforestry.org/sea/Publications/files/magazine/MA0052-10.pdf ''Hutan sagu: potensinya dalam REDD+''. Artikel opini. Bogor: ICRAF.</ref>
▲<p align="justify">Batang sagu digunakan sebagai tempat penyimpanan pati sagu selama masa pertumbuhan, sehingga semakin berat dan panjang batang sagu semakin banyak pati yang terkandung di dalamnya. Pada umur panen 10–12 tahun, berat batang sagu dapat mencapai 1,2 ton<ref>Rumalatu, F. J. 1981. Distribusi dan Potensi Produk Pati Dari Batang Beberapa Jenis Sagu (''Metroxylon'' sp.) Di Daerah Seram Barat. Tesis Fakultas Pertanian/Kehutanan Universitas Pattimura, Afiliasi Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor.</ref>. Berat kulit batang sagu sekitar 17-25% sedangkan berat empulurnya sekitar 75-83% dari berat batang. Pada umur 3- 5 tahun, empulur batang sagu sedikit mengandung pati, akan tetapi pada umur 11 tahun empulur sagu mengandung 15-20% pati sagu.
== Persyaratan
<p align="justify">Lahan yang dapat dimanfaatkan untuk tanaman sagu antara lain yaitu lahan pasang surut. Lahan pasang surut terdiri dari beberapa jenis lahan diantaranya lahan gambut. Luas lahan pasang surut yang direklamasi mencakup luas lahan gambut yang ikut direklamasi pula, sehingga penting untuk mengetahui luas dan penyebaran lahan pasang surut yang baik yang sudah direklamasi maupun belum. Luas kawasan pasang surut sekitar 24, 71 juta hektar, dari jumlah tersebut 9,46 juta hektar dinyatakan cocok untuk pertanian, serta 3,60 juta hektar yang telah direklamasi<ref>Manwan, I,. Ismail, I. G. Alihamsyah, T,. Dan Partohardjono, S. 1992. Teknologi Pengembangan Pertanian Lahan Rawa Pasang Surut: Potensi, Relevansi, dan Faktor Penentu. Dalam S. Partohardjono dan M. Syam (Eds). Risalah Pertemuan Terpadu Pertanian Lahan Rawa Pasang Surut dan Lebak. SWAMPS II – Puslitbangtan.</ref>. Lingkungan yang baik untuk pertumbuhan sagu adalah daerah yang berlumpur, akar napas tidak terendam, kaya mineral, kaya bahan organik, air tanah bewarna cokelat dan bereaksi agak masam. Habitat tersebut cocok untuk pertumbuhan mikroorganisme yang sangat berguna bagi pertumbuhan tanaman sagu. Pada tanah-tanah yang tidak cukup tersedia mikroorganisme penyubur tanah, pertumbuhan tanaman sagu kurang baik. Selain itu, pertumbuhan tanaman sagu juga dipengaruhi oleh adanya unsur hara yang disuplai dari air tawar terutama fosfat, kalium, dan magnesium. Akar napas sagu yang terendam terus menerus akan menghambat pertumbuhan tanaman sagu, sehingga pembentukan pati dalam batang juga terhambat<ref name=":1" />.
Baris 75 ⟶ 105:
<p align="justify">Sagu (''Metroxylon'' sp.) merupakan salah satu sumber karbohidrat penting di beberapa bagian negara di dunia. Lebih dari 50% atau sekitar 1,1 juta ha diantaranya ada di Indonesia. Pati sagu dimanfaatkan sebagai bahan pangan dan non pangan. Masyarakat di Papua, Maluku dan Sulawesi mengkonsumsi pati sagu sebagai bahan pangan pokok dalam bentuk kapurung atau papeda. Selain itu, pati sagu dikonsumsi dalam bentuk makanan tradisional seperti sagu lempeng/''dange'' dan ''bagea''. Pada sektor industri (pangan maupun non pangan) pati sagu dimanfaatkan dalam bentuk pati termodifikasi seperti pati teroksidasi maupun pati terfosforilasi<ref name=":7">Widianingrum et al. 2005. Kajian terhadap SNI Mutu Pati Sagu. ''Jurnal Standardisasi'' 7(3), 91 – 98.</ref>.
▲[[Berkas:Sagu-05 081119-3856 sim.JPG|jmpl|249x249px|Proses Pembuatan Tepung Sagu]]
<p align="justify">Dalam industri kertas, pati teroksidasi digunakan untuk bahan ''sizing'' dan ''coating'' (pelapis) untuk memproduksi kertas yang bermutu tinggi seperti kertas kalender dan kertas tulis halus. Pati teroksidasi juga digunakan sebagai bahan ''sizing'' dalam industri tekstil untuk memproduksi kain-kain halus dari bahan katun dan bahan sintetis campuran lainnya. Sedangkan pati terfosforilasi dapat dimanfaatkan dalam industri pangan, kertas, ''adhesive'', tekstil, obat-obatan dan detergent. Dengan perkembangan teknologi, pati sagu dapat dijadikan bahan baku untuk pembuatan plastik yang dikenal dengan sebutan plastik ''biodegradabel'' (Rindengan dan Karouw, 2003). Dalam industri pangan pati teroksidasi digunakan sebagai bahan pengental, ''emulsifier'', pengikat, pencegah ''sineresis'' dan fungsi lainnya untuk mempertahankan mutu suatu produk pangan. Pati teroksidasi yang memiliki sifat gel yang stabil banyak digunakan pada industri ''candy'' atau permen<ref name=":7" />.
Baris 372 ⟶ 401:
<p align="justify">Saat ini, pati sagu mulai dikembangkan untuk dijadikan beras analog bersama tepung singkong, jagung, dan sorgum. Salah satu alasannya adalah pati sagu memiliki karbohidrat yang jauh lebih tinggi daripada padi. Pati sagu memiliki karbohidrat sebesar 86,1 g per 100 g sedangkan padi memiliki karbohidrat sebesar 77,1 g per 100 g. Beras analog tersusun atas bahan utama berupa bahan yang kaya akan karbohidrat, sebagaimana fungsi beras pada umumnya yang merupakan sumber karbohidrat. Adapun ingredien beras analog terdiri atas pati, serat, lemak, air, bahan pengikat, serta bahan tambahan lain yang bersifat opsional, seperti pewarna, flavor, fortikan, dan antioksidan<ref>Sadek ''et al''. 2015. Potensi Beras Analog sebagai Alternatif Makanan Pokok untuk Mencegah Penyakit Degeneratif. ''PANGAN'', 25(1): 61 – 70.</ref>. Akan tetapi, kandungan protein pati sagu masih jauh lebih rendah daripada padi. Padi mengandung 6,1 g protein per 100 g sedangkan pati sagu mengandung 0,1 g protein per 100 g<ref>Yamamoto, Yoshinori. 2014. Sago as an Approach to Food and Nutritional Security. Faculty of Agriculture, Kochi University, Japan. ''The Global Food Security Forum'': 2014.07.07-08. in KL.</ref>. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis metabolomik untuk mengetahui metabolit-metabolit yang dapat membentuk protein sehingga nantinya produksi metabolit tersebut dapat dioptimalkan untuk meningkatkan kandungan protein dalam pati sagu. Metode pengoptimalan produksi metabolit tersebut dapat dilakukan melalui rekayasa bioproses maupun rekayasa genetika.
<p align="justify">Secara umum, pendekatan yang dapat digunakan dalam kajian metabolomik untuk meningkatkan kualitas tanaman sagu dibagi menjadi tiga strategi yang berbeda, antara lain Fingerprinting, Profiling, dan Terget. Fingerprinting, dalam strategi ini, sidik jari kimia atau gambar dibuat dengan analisis langsung dari ekstrak sampel kasar, biasanya oleh MS, nuclear magnetic resonance spectrometry (NMR), atau spektrometri inframerah. Sidik jari ini dapat menjadi alat yang efisien untuk membandingkan dan mengklasifikasikan sampel tetapi tidak selalu memberikan informasi tentang terjadinya metabolit spesifik (apakah mereka diketahui atau tidak diketahui). Derivasi dari sidik jari adalah jejak di mana media pengeluaran bebas sel dianalisis untuk metabolit kiri (kadang-kadang juga disebut exometabolome). Profiling, ini bertujuan untuk mendeteksi sebanyak mungkin metabolit, apakah ini diketahui atau tidak diketahui. Namun, metabolit yang terdeteksi dengan profil harus dikenali secara konsisten dan juga harus dikuantifikasi. Profil biasanya dilakukan dengan kromatografi dalam kombinasi dengan MS atau dengan capillary electrophoresis (CE) yang dikombinasikan dengan MS. Target, analisis target bertujuan untuk mendeteksi dan mengukur metabolit spesifik. Banyak metode analisis yang berbeda dapat digunakan untuk tujuan ini, masing-masing dapat mendeteksi satu atau lebih metabolit.<ref>{{aut|Smedsgaard'','' Jorn, Silas G. Villas-Bôas, Ute Roessner, Michael A. E. Hansen,
==
Rumbia ([[Melayu Kuno]]: ''rumviya'') adalah salah satu dari empat macam [[palma]] yang disebut-sebut dalam [[Prasasti Talang Tuo]] dari tahun 684 M.<ref>{{aut|[[George Coedes|Coedes, G.]]}} (1930). "Les inscriptions malaises de Çrivijaya", [https://www.persee.fr/doc/befeo_0336-1519_1930_num_30_1_3169 ''BEFEO'' tome '''30'''(1): 29-80].</ref>{{rp|39}}
▲Berkas:Metrox_sagu 071124 1512 stbu.jpg|Habitus
▲Berkas:Rumbia_thatch_UN_071121-1327_stbu.jpg|Atap terbuat dari daun muda rumbia kering
▲Berkas:Rumbia buah (M sago).JPG|Buah rumbia (ki ray, Sd.)
== Referensi ==
{{reflist|3}}
== Pranala luar ==
{{commonscat|Metroxylon sagu}}
* Plant Use: [https://uses.plantnet-project.org/en/Metroxylon_sagu_(PROSEA) ''Metroxylon sagu'' (PROSEA)]
* Useful Tropical Plants: [https://tropical.theferns.info/viewtropical.php?id=Metroxylon+sagu ''Metroxylon sagu'' Rottb.]
* World Flora OL: [http://www.worldfloraonline.org/taxon/wfo-0000242653 ''Metroxylon sagu'' Rottb.]
{{Taxonbar|from=Q164088}}
|