Ciguatoksin: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
HsfBot (bicara | kontrib)
k v2.04b - Fixed using Wikipedia:ProyekWiki Cek Wikipedia (Tanda baca setelah kode "<nowiki></ref></nowiki>")
Baris 6:
 
== Asal-usul ==
Ciguatoksin secara alami ditemukan pada ikan karang yang berada di [[Karibia]], [[Samudra Pasifik]], dan [[Samudra Hindia]], di mana ikan yang mengandung racun tersebut sebagian besar disebabkan oleh keberadaan ''dinoflagellata Gambierdiscus toxicus'' yang biasanya ditemukan di rumput laut, pasir dan karang mati di mana ikan herbivora kecil memakannya. Karena ikan karnivora yang lebih besar memakan ikan herbivora, racun pun ikut terakumulasi di dalamnya.<ref name=":0">{{Cite journal|last=EFSA Panel on Contaminants in the Food Chain|date=2010-06|title=Scientific Opinion on marine biotoxins in shellfish – Emerging toxins: Ciguatoxin group|url=https://data.europa.eu/doi/10.2903/j.efsa.2010.1627|journal=EFSA Journal|volume=8|issue=6|doi=10.2903/j.efsa.2010.1627}}</ref>.
 
''Dinoflagellata'' ini telah diamati tumbuh secara epifit dengan karang rumput laut merah, hijau dan coklat tetapi beberapa tumbuh secara bebas di sedimen dan karang mati. Meskipun diketahui bahwa ''[[Gambierdiscus toxicus]]'' menyebabkan produksi ciguatoksin, takson ini dilaporkan memiliki kelompok yang berbeda secara genetik dan morfologis. Penelitian telah menunjukkan bahwa ciguatoksin sekarang ditemukan di tempat lain secara global.<ref>{{Cite journal|last=Bomber|first=Jeffrey|date=1998|title=Rôles of temperature, salinity, and light in seasonality, growth, and toxicity of ciguatera-causing Gambierdiscus toxicus Adachi et Fukuyo (Dinophyceae)|journal=Journal of Experimental Marine Biology and Ecology|volume=115|issue=1|pages=53-65}}</ref>.
 
Pada tahun 2008, ditemukan spesies baru ''Dinoflagellata Gambierdicus'' di perairan Atlantik Eropa dan di Laut Mediterania.<ref>{{Cite journal|last=Aligizaki|first=Katerina|date=2008|title=Morphological identification of two tropical dinoflagellates of the genera Gambierdiscus and Sinophysis in the Mediterranean Sea|journal=Journal of Biological Research-Thessaloniki|volume=9|pages=75-82}}</ref>. Selain itu kasus CFP juga dilaporkan dari Afrika dan Eropa termasuk Madeira. Sebuah penelitian dilakukan dari tahun 1980 hingga 1983, untuk menentukan penyerapan dan distribusi ciguatoksin pada ikan di Karibia, di mana lipid diekstraksi dari bagian yang berbeda dari ikan dan dianalisis menggunakan tikus. Terlihat bahwa konsentrasi ciguatoksin tertinggi terdapat pada jeroan terutama pada hati, limpa dan ginjal dengan konsentrasi terendah pada tulang ikan. Selain itu, juga diamati bahwa rasio ciguatoksin yang berada di jeroan dan daging ikan bervariasi tergantung dari spesies ikan yang berbeda, sehingga dapat disimpulkan bahwa toksin ini didistribusikan secara berbeda pada ikan yang berbeda. Kemudian ditemukan bahwa darah pun terlibat dalam penyebaran toksin ini karena mengandung konsentrasi toksin tertinggi.
 
Kehadiran ciguatoksin yang meluas di perairan tersebut disebabkan oleh perdagangan internasional ikan yang terkena dampak dari laut Pasifik, Hindia dan Karibia. Pada tahun 2007 saja Amerika Serikat dan Uni Eropa mengimpor lebih dari 80% produk perikanan untuk memenuhi kebutuhan konsumen<ref>{{Cite journal|last=Dickey|first=Robert W.|last2=Plakas|first2=Steven M.|date=2010-08|title=Ciguatera: A public health perspective|url=https://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S0041010109004590|journal=Toxicon|language=en|volume=56|issue=2|pages=123–136|doi=10.1016/j.toxicon.2009.09.008}}</ref> yang mengakibatkan adanya CFP yang dilaporkan di benua Amerika. Hasil dari penyebaran CFP di daerah non-endemik menyebabkan lembaga kesehatan masyarakat di seluruh dunia untuk menetapkan bahwa ciguatera merupakan penyakit bawaan makanan yang paling umum yang berkaitan dengan konsumsi ikan.
 
== Struktur Kimia ==
Struktur ciguatoxin (CTX) ditemukan pada tahun 1967, ketika toksin berhasil diisolasi.<ref>{{Cite journal|last=Scheuer|first=P. J.|last2=Takahashi|first2=W.|last3=Tsutsumi|first3=J.|last4=Yoshida|first4=T.|date=1967-03-10|title=Ciguatoxin: Isolation and Chemical Nature|url=https://www.sciencemag.org/lookup/doi/10.1126/science.155.3767.1267|journal=Science|language=en|volume=155|issue=3767|pages=1267–1268|doi=10.1126/science.155.3767.1267|issn=0036-8075}}</ref>. Racun kelompok CTX adalah senyawa polieter yang larut dalam lemak yang terdiri dari 13-14 cincin yang dihubungkan oleh eter menjadi struktur seperti tangga yang kaku. Mereka tidak berbau dan tidak berasa. Racun kelompok CTX adalah molekul yang relatif stabil terhadap panas yang tetap beracun setelah dimasak dan dibekukan, dan terpapar hingga kondisi asam dan basa ringan. Struktur dan karakteristik CTX berbeda di Pasifik (P-CTX), Karibia (C-CTX) dan (I-CTX) di Samudra Hindia.<ref>{{Cite journal|last=Lange|first=W. R.|date=1994-09-01|title=Ciguatera fish poisoning|url=https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/8067324|journal=American Family Physician|volume=50|issue=3|pages=579–584|issn=0002-838X|pmid=8067324}}</ref>.
 
Racun kelompok CTX di daerah Pasifik (P-CTX) terdapat pada ikan dalam jumlah relatif yang berbeda.<ref>{{Cite book|date=2021|url=http://dx.doi.org/10.1007/978-3-319-19650-3_302946|title=Encyclopedia of Evolutionary Psychological Science|location=Cham|publisher=Springer International Publishing|isbn=978-3-319-19649-7|pages=4725–4725}}</ref>. Terdapat tiga ciguatoksin pasifik utama yang dikenal sebagai P-CTX-1, P-CTX-2 dan P-CTX-3 dengan struktur kimia lebih dari 20 P-CTX analog, seperti P-CTX-3C. Modifikasi struktural terutama terlihat di kedua ujung molekul toksin dan sebagian besar melalui oksidasi. Toksin pasifik memiliki efek paling besar sebagai aktivator saluran natrium peka tegangan pada membran saraf dan otot yang tereksitasi.<ref name=":0" />.
 
Struktur kimia dari dua racun kelompok CTX Karibia (C-CTX) tampak berbeda dari ciguatoxin pasifik karena kurang polar, dan dua struktur C-CTX yaitu C-CTX-1 dan C-CTX-2 mulai terungkap pada tahun 1998 kemudian dilakukan identifikasi dan menemukan bahwa struktur kimia C-CTX adalah 10 analog atau isomer C-CTX. C-CTX dapat ditemukan pada horse-eye jack (''Caranx latus'').
Baris 25:
Ada beberapa struktur lain dari ciguatoksin yang telah diidentifikasi namun CTX-1 ditemukan menjadi racun utama pada ikan karnivora dan juga menimbulkan ancaman kesehatan manusia pada tingkat di atas 0,1μg/kg.
 
Ciguatokin relatif stabil karena tetap beracun setelah dimasak, ataupun terpapar kondisi asam dan basa ringan. Selain itu, sebuah penelitian pada tahun 2011 menunjukkan bahwa racun tersebut juga tidak dapat dihilangkan bahkan dengan pembekuan.<ref>{{Cite journal|last=Mattei|first=César|last2=Molgó|first2=Jordi|last3=Benoit|first3=Evelyne|date=2014-10|title=Involvement of both sodium influx and potassium efflux in ciguatoxin-induced nodal swelling of frog myelinated axons|url=https://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S0028390814002238|journal=Neuropharmacology|language=en|volume=85|pages=417–426|doi=10.1016/j.neuropharm.2014.06.001}}</ref>.
 
== Metode Analisis ==
Baris 34:
Tes berdasarkan teknologi imunokimia telah dikembangkan, tetapi belum menghasilkan tes yang dapat diterapkan.
 
Studi terbaru juga berfokus pada pengembangan metode kimia, seperti LC ditambah dengan MS untuk deteksi dan kuantifikasi racun kelompok CTX. Metode LC-MS/MS akan bermanfaat untuk kuantifikasi toksin kelompok CTX. Optimalisasi metode ini digunakan untuk aplikasi pada ikan ekstrak, validasi (antar-laboratorium) dan pengembangan standar dan bahan referensi diperlukan.<ref name=":0" />.
 
== Efek Racun ==
Ciguatoksin tidak membahayakan ikan yang membawanya, tetapi beracun bagi manusia. Racun ini tidak beraroma atau berasa dan tidak dapat dihilangkan dengan proses pemasakan.<ref>{{Cite journal|last=Swift|first=Andrew E. B.|last2=Swift|first2=Thomas R.|date=1993-01|title=Ciguatera|url=http://www.tandfonline.com/doi/full/10.3109/15563659309000371|journal=Journal of Toxicology: Clinical Toxicology|language=en|volume=31|issue=1|pages=1–29|doi=10.3109/15563659309000371|issn=0731-3810}}</ref>. Ciguatoksin bersifat lipofilik, mampu melewati sawar darah otak, dan dapat menyebabkan gejala neurologis sentral dan perifer. Selain itu, ciguatoksin dilaporkan mempengaruhi pengangkutan ion kalsium dalam sel epitel usus. Hal ini menyebabkan peningkatan konsentrasi ion kalsium yang mengganggu sistem pertukaran ion penting.<ref name=":1">{{Cite journal|last=Lehane|first=Leigh|last2=Lewis|first2=Richard J|date=2000-11|title=Ciguatera: recent advances but the risk remains|url=https://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S0168160500003822|journal=International Journal of Food Microbiology|language=en|volume=61|issue=2-3|pages=91–125|doi=10.1016/S0168-1605(00)00382-2}}</ref>.
 
Dalam dosis rendah ciguatoksin dapat mempengaruhi baik sistem pernapasan dan kardiovaskular. Meskipun ciguatoksin memblokir sifat neuromuskular, depresi pusat pernapasan pusat adalah penyebab utama henti napas yang disebabkan oleh dosis toksin yang mematikan. Namun, dalam sistem kardiovaskular efeknya memiliki dua fase di mana hipotensi terjadi dengan kerja jantung yang lambat diikuti oleh hipertensi dengan denyut jantung cepat yang tidak normal.<ref>{{Cite journal|last=Legrand|first=A.M.|last2=Galonnier|first2=M.|last3=Bagnis|first3=R.|date=1982-01|title=Studies on the mode of action of ciguateric toxins|url=https://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/0041010182902331|journal=Toxicon|language=en|volume=20|issue=1|pages=311–315|doi=10.1016/0041-0101(82)90233-1}}</ref>.
 
Beberapa ciguatoksin menurunkan ambang batas untuk membuka saluran natrium gerbang tegangan rangsang dalam sistem saraf. Ada juga yang membuka saluran natrium yang menyebabkan depolarisasi, yang secara berurutan dapat menyebabkan kelumpuhan, kontraksi jantung, dan mengubah indra panas dan dingin. Keracunan seperti itu dikenal sebagai ciguatera.
 
Gejala utama akan berkembang dalam 1-3 jam setelah menelan toksin dan gejala yang diakibatkan seperti muntah, diare, mati rasa pada mulut dan bibir, pembalikan sensasi panas dan dingin, nyeri otot dan sendi. Gejala dapat berlangsung dari hari ke minggu atau bahkan bulan tergantung pada situasi masing-masing individu. Tidak ada obat penawar yang diketahui, meskipun beberapa target telah diidentifikasi.<ref>{{Cite journal|last=Patel|first=Ryan|last2=Brice|first2=Nicola L.|last3=Lewis|first3=Richard J.|last4=Dickenson|first4=Anthony H.|date=2015-12|editor-last=Barrot|editor-first=Michel|title=Ionic mechanisms of spinal neuronal cold hypersensitivity in ciguatera|url=https://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/ejn.13098|journal=European Journal of Neuroscience|language=en|volume=42|issue=11|pages=3004–3011|doi=10.1111/ejn.13098|issn=0953-816X|pmc=PMC4744673|pmid=26454262}}</ref>.
 
== Pencegahan dan Pengobatan ==
Tidak ada pengobatan atau penyembuhan yang efektif karena meskipun gejala menunjukkan adanya gangguan gastrointestinal dan neurologis, tingkat keparahan keracunan hanya menunjukkan satu gejala pada satu waktu atau tidak tergantung pada lokasi geografis ikan yang dikonsumsi serta jenis ikan yang dikonsumsi. Selain itu, tidak ada alat yang dapat digunakan untuk mengonfirmasi bahwa seseorang menderita CFP dan diagnosis hanya dapat dicapai dengan mengidentifikasi gejala dan menghubungkan informasi tersebut dengan riwayat makan ikan pada pasien.<ref name=":1" />.
 
Berdasarkan studi, obat antiepilepsi telah dianggap efektif dalam mengobati keracunan ciguatera karena banyak gejala neurologis dan fisik yang berlebihan dan akan memburuk dan akhirnya mereda setelah dilakukan pengobatan. Selain itu, obat lain seperti atropin sulfat dan manitol telah ditemukan berguna dalam menurunkan keparahan gejala neurologis dan menyembuhkan penyakit. Menurut penelitian, efek manitol pada penderita keracunan ciguatera sama normalnya tetapi menimbulkan lebih banyak efek samping.
 
Namun, seperti yang telah diketahui bahwa mencegah lebih baik daripada mengobati adalah salah satu yang harus diterapkan. Oleh karena itu, mengedukasi masyarakat tentang langkah-langkah pencegahan yang dapat dilakukan, sangat penting. Tindakan pencegahan terbaik yang dapat diambil adalah menghindari makan ikan yang diketahui menyebabkan keracunan ciguatera seperti belut moray, barakuda dan kakap, serta ikan lain dari tempat yang sama yang diketahui menyebabkan keracunan ciguatera. Namun demikian, tindakan ini tidak dapat dilakukan kecuali ada pendidikan dasar yang diberikan untuk membedakan jenis ikan yang menyebabkan keracunan ciguatera serta daerah di mana mereka ditemukan.<ref>{{Cite journal|last=Vee|first=Miri|date=2016|title=A review on Ciguatoxin|url=http://rgdoi.net/10.13140/RG.2.1.3416.7925|language=en|doi=10.13140/RG.2.1.3416.7925}}</ref>.
 
== Referensi ==