Suku Hui di Fujian: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Cun Cun (bicara | kontrib)
←Membuat halaman berisi ''''Suku Hui (Huizu) di Fujian''' adalah bagian kecil dari Suku Hui, yang memiliki perbedaan besar dari segi budaya dan kepercayaan dari mayoritas Hui di Republik...'
 
Cun Cun (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
[[File:Mosque in Quanzhou, Fujian, China.jpg|thumb|right|Situs Masjid Qingjing, Quanzhou.]]
'''Suku Hui (Huizu) di Fujian''' adalah bagian kecil dari [[Suku Hui]], yang memiliki perbedaan besar dari segi budaya dan kepercayaan dari mayoritas Hui di [[Republik Rakyat Tiongkok]].
 
Baris 4 ⟶ 5:
 
Di Provinsi Fujian, agama Islam mengalami penurunan dalam hal praktik semenjak periode Dinasti Ming, yang disebabkan oleh beberapa faktor misalnya, terputus dari komunitas utama Muslim yang pindah ke utara mengikuti pembangunan ibukota [[Beijing]]. Program pendidikan agama Islam (Jingtang Jiaoyu) yang dikembangkan oleh [[Hu Dengzhou]] (1522-1597) di utara Tiongkok tidak mencapai Fujian dan masyarakat di sana tidak bisa lagi mengerti kitab suci Quran. Faktor lainnya adalah serangan bertubi-tubi dari perompak Jepang di kawasan pesisir Fujian dan Zhejiang, ikut berakibat pada kehancuran komunitas Muslim di sana. Berbagai masalah itu menyebabkan keturunan Muslim mulai berasimilasi dengan penduduk mayoritas Tionghoa dan mengadopsi marga dan nama Tionghoa.
 
File:Mosque in Quanzhou, Fujian, China.jpg
 
Situs Masjid Qingjing, Quanzhou
 
==Pengelompokan (pengesahan) Suku Hui di Fujian==
Baris 38 ⟶ 35:
Menurut ''Baiqi Guoshi Huizu Zongpu'' (Buku Silsilah Klan Guo), leluhur pendiri klan Guo ini adalah [[Guo Deguang]] (lahir 1308 atau 1311), seorang pedagang Muslim dari Hangzhou. Pada tahun 1376, setelah Dinasti Ming berkuasa atas Tiongkok, cucu Guo Deguang yang bernama Guo Zhongyan (1348-1422) pindah ke Baiqi, Quanzhou, Provinsi Fujian. Pada permulaan abad ke-17, sekitar periode pertengahan masa pemerintahan Kaisar Wanli (1573-1620), generasi ke-8 dan ke-9 Klan Hui Baiqi tidak lagi menjalankan agama Islam.
 
Beberapa alasan yang diketahui mengapa Klan Guo perlahan meninggalkan Islam adalah karena terjadinya kekacauan pada masa awal Ming dimana minoritas seperti kaum Muslim mendapat persekusi dan permusuhan dari orang Han serta pemerintahan Ming (efek dari [[Pemberontakan Ispah]]). Demi melindungi kaum dan meningkatkan statusnya agar lebih baik di mata masyarakat, Klan Guo terpaksa mulai menggunakan tokoh historis terkemuka [[Guo Ziyi]] sebagai "tameng" untuk membantu menyembunyikan asal-usul mereka yang asli. Ini terjadi pada masa hidup Guo Men, leluhur generasi Guo yang ke-4 .
[[File:唐尚父汾阳忠武王像.jpg|thumb|left|Guo Ziyi]]
 
[[Guo Ziyi]] / 郭子仪 (697-781) sendiri adalah seorang pahlawan dari [[Dinasti Tang]] yang juga dianggap sebagai leluhur bersama oleh Klan Guo beretnis Tionghoa lainnya (apakah itu Hokkien atau Hakka). Dengan ini Klan Guo dari Baiqi dapat dianggap sebagai bagian dari mayoritas, bukan kelompok yang berbeda. Proses asimilasi lama kelamaan membuat mereka tidak berbeda dari mayoritas. Meski Guo Ziyi bukanlah nenek moyang asli Klan Guo dari Baiqi secara langsung, tetapi ia dianggap sebagai tokoh leluhur yang dihormati oleh klan ini hingga kini. Baik Guo Ziyi (bukan leluhur asli) dan Guo Deguang (leluhur yang asli), sama-sama dihormati.
 
Pada awal era Dinasti Qing hingga era Republik, beberapa keturunan Guo dari Baiqi menyeberang ke Pulau Taiwan dan tinggal di Kota Lugang. Keturunan lainnya menyebar ke [[Filipina]], [[Singapura]] dan [[Malaysia]].