Rasuna Said: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Ade1111 (bicara | kontrib)
→‎Kehidupan awal: Menghapus informasi yang tidak benar
Tag: Dikembalikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 18:
H.R. Rasuna Said dilahirkan pada 14 September 1910, di Desa Panyinggahan, [[Maninjau]], [[Kabupaten Agam]], [[Sumatra Barat]]. Ia merupakan keturunan bangsawan Minang. Ayahnya bernama Muhamad Said, seorang [[saudagar Minangkabau]] dan bekas aktivis pergerakan.
 
Setelah menamatkan jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD), Rasuna Said remaja dikirimkan sang ayah untuk melanjutkan pendidikan di pesantren Ar-Rasyidiyah. Saat itu, ia merupakan satu-satunya santri perempuan. Ia dikenal sebagai sosok yang pandai, cerdas, dan pemberani. Rasuna Said kemudian melanjutkan pendidikan di [[Diniyah Putri]] [[Padang Panjang]], dan bertemu dengan [[Rahmah El Yunusiyyah]], seorang tokoh gerakan [[Thawalib]]. Gerakan Thawalib adalah gerakan yang dibangun kaum reformis Islam di Sumatra Barat. Banyak pemimpin gerakan ini dipengaruhi oleh pemikiran nasionalis-Islam [[Turki]], [[Mustafa Kemal Atatürk]].
 
Rasuna Said sangatlah memperhatikan kemajuan dan pendidikan kaum wanita, ia sempat mengajar di [[Diniyah Putri]] sebagai guru. Namun pada tahun 1930, Rasuna Said berhenti mengajar karena memiliki pandangan bahwa kemajuan kaum wanita tidak hanya bisa didapat dengan mendirikan sekolah, tetapi harus disertai perjuangan [[politik]]. Rasuna Said ingin memasukkan pendidikan politik dalam kurikulum sekolah Diniyah School Putri, tetapi ditolak. Rasuna Said kemudian mendalami agama pada Haji Rasul atau Dr H [[Abdul Karim Amrullah]] yang mengajarkan pentingnya pembaharuan pemikiran Islam dan kebebasan berpikir yang nantinya banyak mempengaruhi pandangan Rasuna Said.
 
Kontroversi [[poligami]] pernah ramai dan menjadi polemik di ranah Minang tahun 1930-an. Ini berakibat pada meningkatnya angka kawin cerai. Rasuna Said menganggap, kelakuan ini bagian dari pelecehan terhadap kaum wanita.