Suku Dayak: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Dikembalikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tag: Dikembalikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 84:
Di daerah selatan Kalimantan Suku Dayak pernah membangun sebuah kerajaan. Dalam tradisi lisan Dayak di daerah itu sering disebut ''Nansarunai Usak Jawa''<ref>[http://melayuonline.com/ensiclopedy/?a=SnFULzgveVRteDdaM2dl=&l=usak-jawa Usak Jawa]</ref>, yakni kerajaan Nansarunai dari [[Dayak Maanyan]] yang dihancurkan oleh Majapahit, yang diperkirakan terjadi antara tahun [[1309]]-[[1389]].<ref>Fridolin Ukur, 1971</ref> Kejadian tersebut mengakibatkan suku Dayak Maanyan terdesak dan terpencar, sebagian masuk daerah pedalaman ke wilayah suku Dayak Lawangan. Arus besar berikutnya terjadi pada saat pengaruh Islam yang berasal dari kerajaan Demak bersama masuknya para pedagang Melayu (sekitar tahun [[1520]]).
Sebagian besar suku Dayak di wilayah selatan dan timur kalimantan yang memeluk [[Islam]] keluar dari suku Dayak dan tidak lagi mengakui dirinya sebagai orang Dayak karena adanya pengaruh budaya,
Di Kalimantan Timur, orang Suku Tonyoy-Benuaq yang memeluk Agama Islam menyebut dirinya sebagai [[Suku Kutai]]. Tidak hanya dari Nusantara, bangsa-bangsa lain juga berdatangan ke Kalimantan. Bangsa [[Tionghoa]] tercatat mulai datang ke Kalimantan pada masa Dinasti Ming yang tercatat dalam buku ''323 Sejarah Dinasti Ming'' (1368-1643). Dari manuskrip berhuruf hanzi disebutkan bahwa kota yang pertama dikunjungi adalah Banjarmasin dan disebutkan bahwa seorang pangeran yang berdarah [[Biaju]] menjadi pengganti Sultan Hidayatullah I . Kunjungan tersebut pada masa [[Sultan Hidayatullah I]] dan penggantinya yaitu [[Sultan Mustain Billah]]. Hikayat Banjar memberitakan kunjungan tetapi tidak menetap oleh pedagang jung bangsa Tionghoa dan Eropa (disebut Walanda) di Kalimantan Selatan telah terjadi pada masa Kerajaan Banjar Hindu (abad XIV). Pedagang [[Orang Cina Parit|Tionghoa]] mulai menetap di kota Banjarmasin pada suatu tempat dekat pantai pada tahun 1736.<ref>{{Cite web |url=http://eprints.lib.ui.ac.id/12976/1/82338-T6811-Politik%20dan-TOC.pdf |title=Salinan arsip |access-date=2011-07-17 |archive-date=2012-01-18 |archive-url=https://web.archive.org/web/20120118065114/http://eprints.lib.ui.ac.id/12976/1/82338-T6811-Politik%20dan-TOC.pdf |dead-url=yes }}</ref>
|