Pelampung tsunami: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Borgx (bicara | kontrib)
k Suntingan Regita Wijayani (bicara) dikembalikan ke versi terakhir oleh BlackKnight
Borgxbot (bicara | kontrib)
k Robot: Cosmetic changes
Baris 1:
'''Pelampung tsunami''' salah satu bentuk [[sistem peringatan dini tsunami]] (''tsunami early warning system'') di [[Indonesia]], yang telah dikembangkan oleh Kementerian Negara Riset dan Teknologi sebagai koordinator pengembangan TEWS di Indonesia bersama BMG, BPPT, Bakosurtanal, LAPAN, LIPI, Dep. Kominfo, Dep. ESDM, Bappenas, Deplu, Bakornas PBP, DKP dan ITB pada awal tahun 2005.
 
=== Perangkat Kerja ===
Baris 11:
Perawatan sistem sensor serta monitoring sistem kerja peralatan surface pelampung dan BPS diserahkan kepada BPPT dengan menggunakan kapal-kapal riset Baruna Jaya. Jerman sebagai negara pendonor. Peralatan ini ikut berpartisipasi dalam operasional dan perawatan selama 5 tahun semenjak pemasangan. Dengan diserahkannya peralatan tersebut, diharapkan peneliti-peneliti BPPT dapat melakukan penelitian lebih lanjut tentang instalasi, operasional, perawatan dan pengembangannya sehingga dapat mengurangi ketergantungan dari luar negeri.
 
=== Lokasi penempatan pelampung tsunami ===
Dalam perencanaan 5 tahun (2005-2009) secara keseluruhan ada 15 moored surface pelampungs dan 25 Bottom Pressure Sensors (BPSs) yang akan dioperasikan mencakup seluruh perairan Indonesia yang teridentifikasi rawan tsunami. Pada tahun 2005, tahun pertama implementasi program TEWS, akan dilakukan penempatan dua surface pelampungs dan BPS. Antara tanggal 15 - 28 November 2005, Kapal Riset Jerman- SONNE- memasang dua pelampung tsunami. Dengan berbagai kajian ilmiah dan teknik , para peneliti dari Indonesia dan Jerman telah menentukan lokasi untuk kedua pelampung tersebut yaitu (1) berlokasi sekita 60 nm (sekitar 110km) barat laut P. Siberut, dan (2) pada posisi sekitar 50nm (93km) barat-baratdaya Bengkulu. Untuk mencari tempat yang sesuai di daerah perairan barat P. Sumatra, Kapal Riset Sonne telah melakukan investigasi dan batimetri (site survey) laut dalam sebelum penempatan BPS tersebut.
 
Baris 18:
 
=== Kelemahan pelampung tsunami ===
Kelemahan pelampung tsunami adalah adanya kemungkinan kesalahan yang dapat dikelompokan atas kesalahan dan bisa yang terkait dengan satelit (berupa kesalahan jam satelit, ephemeris, dan selective availability), medium propagasi (berupa bias ionosfer dan bias troposfer ), Receiver GPS (meliputi kesalahan jam receiver, kesalahan yang terkait dengan antenna, dan noise), data pengamatan (seperti ambiguitas fase dan cycle slip), dan lingkungan sekitar receiver gps (multipath dan imaging). Terkait dengan sistem GPS Pelampung, hal yang dapat mencolok dari jenis kesalahan dan bias ini (termasuk dalam kesalahan signifikan) adalah kesalahan multipath, karena air (laut) bersifat reflektif. Untuk menangani kesalahan multipath ini maka alat antena GPS disusun sedemikian rupa sehingga dapat menangkal efek multipath tersebut.
 
=== Kegunaan ===