Suku Betawi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Princelg22 (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: Dikembalikan VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
k Suntingan Princelg22 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Silencemen21
Tag: Pengembalian
Baris 110:
Seni dan Budaya asli Penduduk Jakarta atau Betawi dapat dilihat dari temuan [[arkeologi]]s, semisal giwang-giwang yang ditemukan dalam penggalian di [[Babelan, Bekasi|Babelan]], [[Kabupaten Bekasi]] yang berasal dari abad ke-11 masehi. Selain itu budaya Betawi juga terjadi dari proses campuran budaya antara suku asli dengan dari beragam etnis pendatang atau yang biasa dikenal dengan istilah [[Mestizo]]. Sejak zaman dahulu, wilayah bekas kerajaan Salakanagara atau kemudian dikenal dengan "Kalapa" (sekarang [[Jakarta]]) merupakan wilayah yang menarik pendatang dari dalam dan luar Nusantara, Percampuran budaya juga datang pada masa Kepemimpinan Raja Pajajaran, Prabu Surawisesa di mana Prabu Surawisesa mengadakan perjanjian dengan Portugal dan dari hasil percampuran budaya antara Penduduk asli dan Portugal inilah lahir Keroncong Tugu.
 
Suku-suku yang mendiami Jakarta sekarang antara lain, [[Suku SundaJawa|SundaJawa]], [[sukuSuku MelayuSunda|MelayuSunda]], [[Sukusuku JawaMelayu|JawaMelayu]], [[Suku Minang|Minang]], [[Suku Batak|Batak]], dan [[Suku Bugis|Bugis]]. Selain dari penduduk Nusantara, budaya Betawi juga banyak menyerap dari budaya luar, seperti [[budaya Arab]], [[Tiongkok]], [[India]], dan [[Portugis]].
 
Suku Betawi sebagai penduduk asli Jakarta agak tersingkirkan oleh penduduk pendatang. Mereka keluar dari Jakarta dan pindah ke wilayah-wilayah yang ada di provinsi [[Jawa Barat]] dan provinsi [[Banten]]. Budaya Betawi pun tersingkirkan oleh budaya lain baik dari Indonesia maupun budaya barat. Untuk melestarikan budaya Betawi, didirikanlah [[cagar budaya]] di [[Situ Babakan]].