Kota Bogor: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Suntingan 180.244.234.197 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Mayang Krisna Tag: Pengembalian |
k Memperbaiki tulisan, menambahkan pranala dari Geografis, Sejarah dan Transportasi di Wikipedia Kota Bogor Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 50:
== Geografis ==
Kota Bogor terletak di antara 106°43’30”BT - 106°51’00”BT dan 30’30”LS – 6°41’00”LS serta mempunyai ketinggian rata-rata minimal 190 meter, maksimal 350 meter dengan jarak dari
==== Batas
{{Batas_USBT
|utara = [[
|selatan = [[
|barat = [[
|timur = [[
}}
==== Iklim ====
Seperti wilayah lain di Indonesia,
Kelembaban udara ≥70%, {{Bogor weatherbox}}
== Sejarah ==
==== Kerajaan Tarumanegara ====
Kota Bogor dulunya adalah tempat berdirinya [[Tarumanagara|Kerajaan Tarumanagara]] di abad ke-5. Beberapa kerajaan lainnya lalu memilih untuk bermukim di tempat yang sama dikarenakan daerah pegunungannya yang secara alamiah membuat lokasi ini mudah untuk bertahan terhadap ancaman serangan, dan disaat yang sama adalah daerah yang subur serta memiliki akses yang mudah pada sentra-sentra perdagangan saat itu.
==== Kerajaan Sunda ====
Diantara prasasti-prasasti yang ditemukan di Kota Bogor tentang kerajaan silam, salah satu prasasti tahun 1533 menceritakan kekuasaan Prabu Surawisesa dari [[Kerajaan Sunda]]. Prasasti ini dipercayai memiliki kekuatan gaib dan keramat, sehingga dilestarikan sampai sekarang.
Kerajaan Sunda yang memiliki
==== Zaman Kolonial Belanda ====
Setelah penyerbuan tentara Banten, catatan mengenai [[Pakuan Pajajaran|Kota Pakuan]] hilang, dan baru ditemukan kembali oleh ekspedisi [[Belanda]] yang dipimpin oleh [[Pieter Scipio van Oostende|Scipio]] dan [[Abraham van Riebeeck|Riebeeck]] pada tahun 1687. Mereka melakukan penelitian atas [[Prasasti Batutulis]] dan beberapa situs lainnya, dan menyimpulkan bahwa pusat pemerintahan Kerajaan Pajajaran terletak di Kota Bogor.
Pada tahun 1745, Gubernur Jenderal [[Gustaaf Willem baron van Imhoff|Gustaaf Willem Baron van Imhoff]] membangun Istana Bogor seiring dengan pembangunan Jalan Raya Daendels yang menghubungkan Jakarta dengan Bogor. Bogor direncanakan sebagai sebagai daerah pertanian dan tempat peristirahatan bagi Gubernur Jenderal. Dengan pembangunan-pembangunan ini, wilayah Bogor pun mulai berkembang.
Setahun kemudian, van Imhoff menggabungkan 9 distrik ([[Cisarua, Bogor|Cisarua]], [[Pondok Gede, Bekasi|Pondok Gede]], [[Ciawi, Bogor|Ciawi]], [[Ciomas, Bogor|Ciomas]], [[Cijeruk, Bogor|Cijeruk]], [[Sindangbarang, Bogor Barat, Bogor|Sindang Barang]], [[Balubur Limbangan, Garut|Balubur Limbangan]], [[Dramaga, Bogor|Dramaga]], dan [[Kampung Baru, Labuhan Ratu, Bandar Lampung|Kampung Baru]]) ke dalam satu pemerintahan yang disebut
Di kawasan itu van Imhoff kemudian membangun sebuah Istana Gubernur Jenderal. Dalam perkembangan berikutnya, nama Buitenzorg dipakai untuk menunjuk wilayah [[Puncak]], [[Telaga Warna (Puncak, Bogor)|Telaga Warna]], [[Megamendung, Bogor|Megamendung]], [[Ci Liwung|Ciliwung]], Muara Cihideung, hingga puncak [[Gunung Salak]], dan puncak [[Gunung Gede]].
Baris 154 ⟶ 155:
* {{fontcolor|purple|C23}}: Ramayana-Indrapastra PP
==== Trayek
* Koridor 1: Bubulak-Cidangiang PP (Berhenti Beroperasi)[https://modatransportasi.com/moda-transportasi/bus-trans-pakuan-bogor-tidak-beroperasi-lagi-karena-bangkrut/]
* Koridor 2: Cidangiang-Ciawi PP (Berhenti Beroperasi)[https://modatransportasi.com/moda-transportasi/bus-trans-pakuan-bogor-tidak-beroperasi-lagi-karena-bangkrut/]
Baris 166 ⟶ 167:
* Terminal Merdeka
==== Stasiun
Kota Bogor memiliki 4 stasiun [[KRL Commuter Line|KRL]] yang masih beroperasi, diantaranya:
* [[Stasiun Bogor]]
* [[Stasiun Paledang]]
|