Masjid Raya Ganting: Perbedaan antara revisi

Pada 1909, Abdullah Ahmad pindah mengajar dan mendirikan [[Adabiyah School]]. Meski tidak lagi mengajar di masjid, Abdullah Ahmad memiliki pengaruh luas. Imam Masjid Raya Ganting bernama Haji Talib menjadi pengikutnya. Pada 1919, posisi Haji Talib sebagai imam diboikot oleh Kaum Tua yang dipimpin oleh [[Khatib Muhammad Ali bin Abdul Muthalib|Syekh Khatib Ali]]. Lantaran masalah ikhtilaf, Kaum Tua menolak salat Jumat dengan Haji Talib dan pindah ke [[Masjid Istighfar|Surau Syekh Khatib Ali]]—padahal surau bukan tempat salat Jumat. [[Bertram Johannes Otto Schrieke|BJO Schrieke]], pejabat Hindia Belanda di Padang, mempertemukan kedua belah pihak untuk mencari solusi. Di antara hasil pertemuan, disepakati bahwa Masjid Raya Ganting memiliki dua imam, masing-masing mewakili Kaum Tua dan Kaum Muda.{{sfn|Darwis|2013|pp=[https://books.google.co.id/books?id=JUtODwAAQBAJ&pg=PA44&dq=%22masjid+agung+*+padang%22&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwinoL7AnpHpAhUwlEsFHf2jDyIQ6AEIKzAA#v=onepage&q=masjid%20agung&f=false 44]}} Namun, perseteruan antara dua kelompok tetap berlangsung hingga beberapa tahun berikutnya.{{sfn|Cholik|2008|pp=99–112}}{{sfn|Fernando|2017|pp=67}}[[Berkas:Padang - Missigit.tif|al=|jmpl|272x272px|Masjid Raya Ganting pada awal abad ke-20]]Dalam suatu rentang waktu, Masjid Raya Ganting pernah dimanfaatkan sebagai tempat bimbingan [[Manasik Haji|manasik haji]]{{sfn|Zein|1999|pp=71}} sekaligus tempat embarkasi bagi jemaah calon haji sebelum berlayar dari [[Pelabuhan Teluk Bayur]] ke Jeddah.{{sfn|Republika|15 Maret 2012}} Materi bimbingan diberikan oleh seorang guru yang berasal dari Timur Tengah bernama Syekh Abdul Hadi atau dijuluki Tuanku Syekh Arab.{{sfn|Oetoesan Melajoe Perobahan|6 Juni 1923}}{{sfn|Hamka|1982|pp=[https://books.google.co.id/books?id=tLYXAAAAIAAJ&q=%22Tuanku+Syekh+Arab%22.&dq=%22Tuanku+Syekh+Arab%22.&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwiit9qA647pAhUUeisKHad7B3oQ6AEIKDAA 135]}} Ia merupakan menantu Syekh Khatib Ali. Saat propoganda [[komunisme di Sumatra]] kian kuat, Syekh Abdul Hadi memberikan khotbah Jumat dalam bahasa Melayu di masjid, disaksikan polisi Hindia-Belanda, yang berisi ajakan untuk tidak ikut dalam gerakan komunis.{{sfn|Historia.id|10 Mei 2019}} Belakangan, ia terlibat perdebatan masalah ikhtilaf dengan [[Adam B.B.|Syekh Adam Balai-Balai]] di Padang Panjang. Pada suatu waktu, ia berkhotbah di mimbar Masjid Raya Ganting sambil membawa kapak dan berseru mengancam Syekh Adam. Peristiwa ini membuatnya diamankan oleh polisi dan dikirim ke rumah sakit jiwa di [[Kota Sabang|Sabang]].{{sfn|Hamka|1974|pp=30–31}}

 

 

=== Perjuangan kemerdekaan ===