Minyak masakan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8
Baris 8:
Saat penggorengan dilakukan, [[ikatan rangkap]] yang terdapat pada [[asam lemak tak jenuh]] akan putus membentuk asam lemak jenuh.<ref name="e">{{en}} Tomskaya LA, Makarova NP, Ryabov VD. 2008. Determination of the hydrocarbon composition of crude oils. ''Chem Tech Fuel Oil'' 44:280-283.</ref>. Minyak yang baik adalah minyak yang mengandung asam lemak tak jenuh yang lebih banyak dibandingkan dengan kandungan [[asam lemak jenuh]]nya.<ref name="f"/>
 
Setelah penggorengan berkali-kali, [[asam lemak]] yang terkandung dalam minyak akan semakin jenuh.<ref name="e"/> Dengan demikian minyak tersebut dapat dikatakan telah rusak atau dapat disebut [[minyak jelantah]].<ref name="d">{{en}} Hou X,et.al. 2007. Lewis acid-catalyzed transesterification and esterification of high free fatty acid oil in subcritical methanol.'' Kor J Chem Eng'' 24(2).</ref>. Penggunaan minyak berkali-kali akan membuat [[ikatan rangkap]] minyak teroksidasi membentuk gugus [[peroksida]] dan [[monomer]] siklik, minyak yang seperti ini dikatakan telah rusak dan berbahaya bagi kesehatan.<ref name="z">[httphttps://web.archive.org/web/20090824074947/http://library.usu.ac.id/download/ft/tkimia-Netti.pdf Herlina N, Ginting M. Hendra S. 2002. Lemak dan Minyak]<small>Diakses pada 4 April 2010</small>.</ref>. [[Suhu]] yang semakin tinggi dan semakin lama pemanasan, kadar asam lemak jenuh akan semakin naik.<ref name="e"/> Minyak [[nabati]] dengan kadar asam lemak jenuh yang tinggi akan mengakibatkan [[makanan]] yang digoreng menjadi berbahaya bagi kesehatan.<ref name="f"/>
Selain karena penggorengan berkali-kali, minyak dapat menjadi rusak karena penyimpanan yang salah dalam jangka waktu tertentu sehingga ikatan [[trigliserida]] pecah menjadi [[gliserol]] dan asam lemak bebas.<ref name="d"/>