Johannes Leimena: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Dikembalikan
Menolak perubahan teks terakhir (oleh 118.96.29.227) dan mengembalikan revisi 18027341 oleh Jeromi Mikhael Asido Sagala
Tag: Pengembalian manual
Baris 119:
 
Selama [[Operasi Trikora]], Leimena menjadi anggota Komando Operasi Tertinggi. Dalam kapasitas ini, ia diberikan pangkat [[tituler]] sebagai [[Laksamana Madya]] pada tahun 1962 dan [[Laksamana]] (bintang empat) pada tahun 1964.<ref>{{cite book |last1=Setiono |first1=Benny G. |title=Tionghoa Dalam Pusaran Politik |date=2008 |publisher=TransMedia |isbn=978-979-799-052-7 |page=820 |url=https://books.google.com/books?id=CH0p3zHladEC&pg=PA820 |language=id}}</ref><ref>{{cite web|title=Presiden Sukarno melantik Dr. Subandrio sebagai Laksamana Udara, Dr. Leimena sebagai Laksamana Laut dan Dr. H.C. Chaerul Saleh sebagai Jenderal TNI pada tgl. 17/8/1964|date=17 August 1964|publisher=Indonesia OneSearch|url=https://onesearch.id/Record/IOS1.INLIS000000000054682}}</ref> Djuanda mendadak wafat pada bulan November 1963, sehingga presiden Sukarno membentuk presidium beranggotakan tiga orang yang terdiri dari Leimena, [[Subandrio]] dan [[Chaerul Saleh]] untuk memimpin kabinet.{{sfn|Crouch|2007|p=77}} Selama masa demokrasi terpimpin ini, Leimena yang dikenal berpihak ke Sukarno dinilai berbakat dalam menangani kalangan politikus dan elite lainnya, meskipun ia tidak begitu sukses dalam menggalang dukungan masyarakat umum.{{sfn|Crouch|2007|p=48}} Ia sempat tujuh kali menjabat sebagai [[penjabat]] Presiden selama masa ini.{{sfn|Aritonang|Steenbrink|2008|pp=654–656}}
=== G30S PKI dan Supersemar ===
{{Quote box
| quote = Biarlah saya terus saja disini, saya tidak akan lari, kalau mereka masuk pintu ini... biarkan saya mati, karena anak saya [[Karel Sadsuitubun]] telah meninggal dalam rangka tugas pengawalan terhadap diri saya.
Baris 128:
Pada saat kejadian [[Gerakan 30 September]] (G30S) pada 1965, Leimena berdiam dekat rumah jenderal [[Abdul Haris Nasution]] yang menjadi salah satu sasaran utama pihak G30S. Pada dini hari itu, ada sekitar seratus orang yang terlibat upaya penculikan Nasution, dan karena Leimena dijaga secara pribadi oleh tiga orang pengawal, para penculik bermaksud untuk memastikan ketiga orang tersebut tidak mengganggu. Baku tembak pun terjadi dan seorang pengawal Leimena [[Karel Sadsuitubun]] gugur. Seusai kejadian tersebut, rumah Leimana tidak diusik lagi, dan Leimena sendiri tidak disentuh.{{sfn|Anderson|Mcvey|2009|pp=36–37}}{{sfn|Hunter|2007|pp=5-6}} Begitu Leimena tahu bahwa pengawalnya terbunuh, ia menolak untuk melarikan diri dan berkeras untuk tinggal di rumah.<ref>{{cite web |title=Karel Sadsuitubun |url=http://repositori.kemdikbud.go.id/8335/1/KAREL%20SADSUITUBUN.pdf |access-date=21 June 2020 |page=100 |language=id |date=1985}}</ref> Sebelum peristiwa-peristiwa yang berlangsung menjadi jelas, Leimena awalnya dianggap sebagai sasaran utama para penculik dan laporan berita awalnya lebih berfokus ke kejadian di rumah Leimena.{{sfn|Hunter|2007|pp=5-6}} Bahkan, awalnya [[Suharto]] (saat itu panglima [[Kostrad]]) diberitahu oleh [[Umar Wirahadikusumah]] bahwa Leimena telah ikut diculik.{{sfn|Hunter|2007|p=7}}
 
Beberapa jam setelah peristiwa tersebut, masih di tanggal 1 Oktober, Leimena dipanggil oleh [[Sukarno]] ke [[Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma|Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma]], karena Sukarno berada dalam diskusi dengan pemimpin G30S di sana.{{sfn|Anderson|Mcvey|2009|p=63}}{{sfn|Hunter|2007|p=24}} Sebelum berangkat ke Halim, Leimena berdiskusi dengan Suharto, dan membawakan pesan dari Suharto yang meminta Sukarno meninggalkan Halim sebelum pukul 16:30. Suharto sebelumnya telah mengultimatum pihak G30S PKI untuk meletakkan senjata sebelum pukul 16:30 dan mengancam akan menyerbu Halim apabila mereka tidak menyerah.{{sfn|Hunter|2007|p=24}} Setelah tiba di Halim, Leimena terus berada di dekat Sukarno sepanjang sore itu.{{sfn|Hunter|2007|p=35}} Setelah pembicaraan disana dan persetujuan Sukarno untuk menggantikan [[Ahmad Yani]] yang baru dibunuh dengan [[Pranoto Reksosamudro]] sebagai [[Kepala Staf TNI Angkatan Darat]], mereka diberitahukan bahwa Suharto sedang mempersiapkan penyerbuan ke Halim. Tokoh-tokoh G30S seperti [[Omar Dhani]] mencoba meyakinkan Sukarno untuk mengikuti mereka ke [[Madiun]], ke [[Jawa Timur]] atau ke [[Bali]], tetapi Leimena berhasil memastikan bahwa Sukarno tidak dibawa pergi. Leimena menganggap bahwa apabila Sukarno mengikuti saran Dhani dkk, [[perang saudara]] dapat saja pecah.{{sfn|Hunter|2007|p=35}}{{sfn|Crouch|2007|pp=128–132}} Karena Leimena, rencana pihak G30S yang ingin membawa Sukarno ke lokasi yang dikendalikan mereka digagalkan, dan Sukarno sendiri memutuskan untuk kembali ke [[Istana Bogor]] sehingga ia tidak dapat dilibatkan dalam rencana-rencana kudeta.{{sfn|Hitipeuw|1986|pp=144–145}}{{sfn|Anderson|Mcvey|2009|p=85}}{{sfn|Hunter|2007|p=35}} Sore itu, pihak G30S di bawah Kolonel [[Untung Syamsuri]] mengumumkan "[[Dewan Revolusi Indonesia]]" yang termasuk Leimena, beserta banyak menteri dan petinggi negara lainnya.{{sfn|Anderson|Mcvey|2009|p=171}}{{sfn|Hunter|2007|p=20}}
 
Leimena kemudian ditunjuk sebagai Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan ''[[ad interim]]'' dan pada tanggal 3 Maret 1966 ia memerintahkan universitas-universitas ditutup. Perintahnya diabaikan oleh kesatuan-kesatuan TNI yang mengawal aktivitas di kampus-kampus.{{sfn|Crouch|2007|p=185}} Pada tanggal 11 Maret, Leimena ikut dalam suatu rapat kabinet di Jakarta, ketika sejumlah tentara memosisikan diri di depan [[Istana Presiden Indonesia|Istana Presiden]]. Sore itu, Sukarno beserta ketiga Waperdam (Leimena, [[Subandrio]], dan [[Chaerul Saleh]]) bertemu sejumlah jenderal TNI ([[Amirmachmud]], [[M. Jusuf]] dan [[Basuki Rachmat]]) di Istana Bogor. Hasil dari pertemuan tersebut merupakan [[Surat Perintah Sebelas Maret]] yang pada dasarnya menyerahkan sejumlah besar kekuasaan darurat ke Suharto.{{sfn|Crouch|2007|pp=188–189}} Tak lama kemudian, pada tanggal 16 Maret, pertemuan lain yang diikuti Leimena berlangsung, dan dalam pertemuan itu Sukarno menolak permintaan untuk [[Perombakan kabinet|merombak kabinetnya]].{{sfn|Crouch|2007|pp=193–194}} Bagaimanapun juga, pada tanggal 18 Maret 1966 15 orang menteri Sukarno ditangkap. Meskipun begitu, Leimena tetap menjabat sebagai menteri dan ditunjuk sebagai anggota bagian kabinet beranggotakan lima orang: Leimena, [[Hamengkubuwono IX]], [[Idham Chalid]], [[Adam Malik]], dan [[Ruslan Abdulgani]].{{sfn|Crouch|2007|p=200}}<ref>{{cite book |last1=Central Intelligence Agency |title=Daily Report, Foreign Radio Broadcasts |date=1966 |page=BBB4 |url=https://books.google.com/books?id=oS2ZjucSpRgC |language=en|author1-link=Badan Intelijen Pusat }}</ref> Ia pada waktu itu sudah menjabat sebagai menteri dalam berbagai kabinet selama hampir dua puluh tahun.<ref name="historia"/>
 
=== Orde Baru ===
Awalnya Suharto berniat untuk menjadikan Leimena menteri juga dalam pemerintahannya, tetapi Leimena sendiri menolak secara tidak langsung melalui Hamengkubuwono IX.<ref name="historia">{{cite news |last1=Setiawan |first1=Andri |title=Nyong Ambon Pendeta Bung Karno |url=https://historia.id/politik/articles/nyong-ambon-pendeta-bung-karno-PyqLN |access-date=24 Januari 2021 |work=Historia |date=14 Agustus 2019 |language=id}}</ref> Maka itu, Leimena ditunjuk sebagai ''caretaker'' (pejabat sementara) Wakil Ketua [[Dewan Pertimbangan Agung]] antara 1966 dan 1968. Seusai masa jabatannya habis, ia tetap menjadi anggota DPA sampai tahun 1973. Dalam ranah ini ia meluruskan isu-isu internal DPA, khususnya dalam perihal perpajakan, pendidikan, dan suksesi presiden.{{sfn|Hitipeuw|1986|pp=144–145}} Ia juga ditunjuk sebagai direktur [[Rumah Sakit PGI Cikini|Rumah Sakit Cikini]] pada tahun 1968.<ref>{{cite web |title=Dr. Leimena Direktur RS "Tjikini"|url=http://www.kompasdata.id/Search/NewsDetail/19839489|date=16 Desember 1968|work=[[Kompas (surat kabar)|Kompas]]|language=id}}</ref> Selama masa [[Orde Baru]], Leimena menjadi salah satu dari segelintir politisi yang tidak menjauhkan diri dari Sukarno.<ref name="KOMPAS020807">''Kompas''. 16 November 2007. hlm. 51</ref>