SCTV: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Membatalkan 6 suntingan oleh Dani1603 (bicara) ke revisi terakhir oleh AdhiOK (TW)
Tag: Pembatalan Dikembalikan
Dikembalikan ke revisi 18008599 oleh Dani1603 (bicara): Tadi kesenggol, gak sengaja bung :) (TW)
Tag: Pembatalan
Baris 114:
 
== Kepemilikan ==
Sejarah SCTV memang bisa dikatakan terikat kuat dengan [[Keluarga Cendana|trah Soeharto]] selama awal beroperasinya. Pada awalnya SCTV saat di Surabaya, dikuasai bukan oleh satu pihak, melainkan kerjasama beberapa pihak, seperti [[Sudwikatmono]], [[Henry Pribadi]] dan [[Mohammad Noer]] (mantan gubernur [[Jawa Timur]]). Dalam perkembangannya, kepemilikan Noer kemudian menghilang dari SCTV dan digantikan oleh trah Cendana lain, yaitu [[Halimah Agustina Kamil]], istri [[Bambang Trihatmodjo]] sebanyak 25% dan [[Aziz Mochtar]] sebesar 20%. Pada 1993, [[Peter F. Gontha]] juga mendapatkan 2,5% saham SCTV.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=hFZGYmE9d1oC&pg=PA117&dq=sctv+noer&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjJldHz8K7uAhXCR30KHR4uAb4Q6AEwB3oECAkQAg#v=onepage&q=sctv%20noer&f=false Televisi Jakarta di atas Indonesia: Kisah Kegagalan Sistem Televisi Berjaringan di Indonesia]</ref> Kondisi ini berlangsung hingga 1997-1998, ketika pemilik saham yang sudah ada berupa individu tersebut kemudian mengubah struktur kepemilikan menjadi lebih sederhana. Hasilnya, SCTV pada tahun 1998 dikuasai oleh dua perusahaan yaitu PT Mitrasari Persada (yang dikendalikan oleh Henry dan Sudwikatmono, sejak 14 Agustus 1997) dan PT [[Datakom Asia]] (yang dikuasai Bambang Tri dan [[Peter F. Gontha]], sejak 31 Agustus 1998). Struktur kepemilikan ini juga tidak lepas dari intrik: Henry dengan PT Mitrasari tampak lebih agresif dalam pengelolaan SCTV, misalnya berani menyuntikkan dana sebesar Rp 150 M pada 1997 dan menaikkan sahamnya menjadi 73,15% di SCTV pada November 1999.<ref>[https://forum.detik.com/acara-televisi-jadul-t59526p21.html Default Ayo sctv, jangan bubar]</ref><ref>[https://books.google.co.id/books?id=cbt1DwAAQBAJ&pg=PA42&dq=saham+mitrasari+73&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwigpZ7qq9_uAhWZAHIKHRvLAzEQ6AEwAXoECAYQAg#v=onepage&q=saham%20mitrasari%2073&f=false Ekonomi Politik Media Penyiaran]</ref>
 
Pada tahun 2000, masuklah keluarga Satriaatmadja[[Eddy Kusnadi Sariaatmadja|Sariaatmadja]], dari grup [[Elang Mahkota Teknologi]] dengan bendera PT Abhimata Mediatama. Sebagian saham PT Mitrasari kemudian beralih tangan kepada PT Abhimata. PT Abhimata dan PT Mitrasari kemudian mendirikan PT Cipta Aneka Selaras (kemudian berganti nama menjadi PT [[Surya Citra Media]]/SCM) sebagai induk perusahaan SCTV. Dalam posisi ini di tahun 2001, elitpihak Cendana masih menguasai sebagian kepemilikan SCTV, dimana Henry dan Sudwikatmono lewat sebagian saham di PT Mitrasari (yang mengendalikan induk SCTV, PT Cipta Aneka Selaras) serta Bambang dan Peter Gontha lewat PT Datakom (sebanyak 27% saham langsung di SCTV). Namun, kemudian kepemilikan mereka berangsur-angsur dilepas dimana PT Datakom melepaskan kepemilikannya di SCTV kepada SCM pada 1 Mei 2002<ReF>[https://books.google.co.id/books?id=g9TsAAAAMAAJ&q=DATAKOM+SCTV&dq=DATAKOM+SCTV&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjinLry7_ruAhV9ILcAHfdqADIQ6AEwAHoECAAQAg Warta ekonomi: mingguan berita ekonomi & bisnis, Volume 14,Masalah 21-24]</ref> dan Henry-Sudwikatmono melepaskan seluruh sahamnya di SCM (masing-masing Henry lewat PT Citrabumi Sacna sebanyak 25% dan Sudwikatmono lewat PT [[Indika Group|Indika Multimedia]] sebesar 14,42%) pada 27 Juli 2005.<ref>[https://finance.detik.com/bursa-dan-valas/d-411091/henry-pribadi-jual-semua-saham-di-sctv-ke-abhimata-mediatama Henry Pribadi Jual Semua Saham di SCTV ke Abhimata Mediatama]</ref><ref>[https://www.cnbcindonesia.com/news/20190310084713-4-59701/eddy-sariaatmadja-obama-dan-harta-rp-182-t Eddy Sariaatmadja, Obama dan Harta Rp 18,2 T]</ref> Praktis, sejak saat itu SCTV berada di bawah kendali keluarga SatriaatmadjaSariaatmadja sampai sekarang.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=hFZGYmE9d1oC&pg=PA148&dq=pt+mitrasari+persada&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwj_koy95q7uAhUWcCsKHfA7DMEQ6AEwAXoECAIQAg#v=onepage&q=pt%20mitrasari%20persada&f=false. Televisi Jakarta di atas Indonesia: Kisah Kegagalan Sistem Televisi Berjaringan di Indonesia hlm. 148-149]</ref><ref>[https://books.google.co.id/books?id=-DRZBwAAQBAJ&pg=PA14&dq=PT+Abhitama+mediatama&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiAgfve5q7uAhWGV30KHczxAr8Q6AEwAXoECAQQAg#v=onepage&q=PT%20Abhitama%20mediatama&f=false Politics and the Media in Twenty-First Century Indonesia: Decade of Democracy]</ref>.
 
Tampak bahwa pasca [[krisis finansial Asia 1997|krisis ekonomi 1997-1998]], terjadi pergesekan antara pemegang saham di SCTV (atau induknya, SCM) mengenai pengelolaan stasiun TV ini. Penjualan saham PT Datakom Asia, yang dimiliki Gontha sendiri di SCTV banyak yang menduga karena ia bergesekan dengan PT Mitrasari milik Henry dan Sudwikatmono.<Ref>[https://books.google.co.id/books?id=09UTAQAAMAAJ&q=Peter+F+.+Gontha+(+PT+Persada+Giri+Abadi+)+,+Azis+Mochdar+(+PT+Azbindo+)+and+Youk+Tanzil+(+PT+Trisadnawa+Solusi+Ko+...&dq=Peter+F+.+Gontha+(+PT+Persada+Giri+Abadi+)+,+Azis+Mochdar+(+PT+Azbindo+)+and+Youk+Tanzil+(+PT+Trisadnawa+Solusi+Ko+...&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiKopb1tfruAhWEA3IKHSRSDioQ6AEwAHoECAAQAg Tempo: Indonesia's Weekly News Magazine, Volume 3,Masalah 1-8]</ref> Lalu, sebelum dilepas, tampak bahwa Henry dan Sudwikatmono sudah berpisah dari sebelumnya di PT Mitrasari, dimana Henry kini dengan PT Citrabumi Sacna dan Sudwikatmono dengan sahamnya dialihkan ke perusahaan anaknya, [[Agus Lasmono]] yaitu [[Indika Group]]. Penjualan saham Henry di induk SCTV, SCM ke keluarga Sariaatmadja ini diduga karena terjadi konflik dalam pengelolaan stasiun TV ini antara mereka berdua sehingga akhirnya Henry memaksa Sariaatmadja untuk membeli sahamnya. Awalnya, sempat dirumorkan bahwa saham yang dibeli keluarga Sariaatmadja itu akan dijual ke [[Bakrie Group]], atau [[STAR TV]] pada 2005-2006, namun tampaknya itu hanya rumor.<ref>[https://kancutmerah.wordpress.com/2006/11/28/sctv-satu-untuk-dijual/ sctv, satu untuk dijual]</ref>
Ada hal yang cukup menarik dari peristiwa ini, yaitu upaya dari [[Hary Tanoesoedibjo]] untuk masuk menguasai SCTV. Pada Mei 2000, perusahaan HT [[MNC Corporation|PT Bhakti Investama]] melihat peluang dengan adanya surat hutang induk SCTV, PT Mitrasari di [[Citibank]]. Dalam pembentukan SCM (yang pada saat itu bernama PT Cipta Aneka Selaras), selain PT Abhimata dan PT Mitrasari, PT Bhakti juga ikut masuk dengan kepemilikan 33,5%. Bhakti juga sempat berencana untuk menguasai PT Datakom yang pada saat itu terlilit hutang, dengan harapan akhir menguasai SCTV. Namun, pada akhirnya rencana HT gagal karena Henry sebagai pemilik PT Cipta Aneka Selaras tidak mau menyerahkan kepemilikannya dan pengendaliannya pada SCTV. HT kemudian memutuskan melepaskan saham PT Bhakti dalam PT Cipta Aneka Selaras seluruhnya dan membatalkan rencana pembelian saham PT Datakom di SCTV<ref>[https://books.google.co.id/books?id=cbt1DwAAQBAJ&pg=PA28&dq=PT+Cipta+Anekaselaras&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwi1g6nc5a7uAhXFb30KHZWoD78Q6AEwAHoECAIQAg Ekonomi Politik Media Penyiaran Hlm 28-29]</ref>. Saham PT Bhakti dalam PT Cipta Aneka Selaras, kemudian beralih kepada PT Abhimata.
 
Ada hal yang cukup menarik dari peristiwaperubahan kepemilikan ini, yaitu upaya dari [[Hary Tanoesoedibjo]] untuk masuk menguasai SCTV. Pada Mei 2000, perusahaan HT [[MNC Corporation|PT Bhakti Investama]] melihat peluang dengan adanya surat hutang induk SCTV, PT Mitrasari di [[Citibank]]. Dalam pembentukan SCM (yang pada saat itu bernama PT Cipta Aneka Selaras), selain PT Abhimata dan PT Mitrasari, PT Bhakti juga ikut masuk dengan kepemilikan 33,5%. Bhakti juga sempat berencana untuk menguasai PT Datakom yang pada saat itu terlilit hutang, dengan harapan akhir menguasai SCTV. Bahkan, sebelumnya pada 24 April 2000 Bhakti menyatakan mereka sudah siap membeli saham SCTV sebesar 100%, yang diperkirakan akan di-''[[share swap]]'' dengan saham PT [[Agis]] Tbk. Namun, pada akhirnya rencana HT gagal karena Henry sebagai pemilik PT Cipta Aneka Selaras tidak mau menyerahkan kepemilikannya dan pengendaliannya pada SCTV. HT kemudian memutuskan melepaskan saham PT Bhakti dalam PT Cipta Aneka Selaras seluruhnya dan membatalkan rencana pembelian saham PT Datakom di SCTV.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=cbt1DwAAQBAJ&pg=PA28&dq=PT+Cipta+Anekaselaras&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwi1g6nc5a7uAhXFb30KHZWoD78Q6AEwAHoECAIQAg Ekonomi Politik Media Penyiaran Hlm 28-29]</ref>. Saham PT Bhakti dalam PT Cipta Aneka Selaras, kemudian beralih kepada PT Abhimata. Selain upaya pembelian oleh Bhakti, sempat juga ada isu yang menyatakan bahwa SCTV akan dibeli sahamnya oleh [[Arab Radio & Television]] (ART) dari [[Mesir]].<reF>[https://jawawa.id/newsitem/tv-industry-seeks-foreign-boost-1447893297 JP/TV industry seeks foreign boost]</ref>
Seperti telah disebutkan, sejak 2005 saham induk SCTV, PT Surya Citra Media berada di bawah [[Elang Mahkota Teknologi]] (EMTEK) via PT Abhimata Mediatama. Pada 2008, dilakukan restrukturisasi sehingga SCM kini di bawah langsung kendali EMTEK. Tindakan ini dilakukan dengan menjual saham PT Abhimata Mediatama di SCM kepada EMTEK<ref>[https://finance.detik.com/bursa-dan-valas/d-924985/emtek-kuasai-langsung-sctv?f771108bcj= Emtek Kuasai Langsung SCTV]</ref>.
 
Seperti telah disebutkan, sejak 2005 saham induk SCTV, PT Surya Citra Media berada di bawah [[Elang Mahkota Teknologi]] (EMTEK) via PT Abhimata Mediatama. Pada 2008, dilakukan restrukturisasi sehingga SCM kini di bawah langsung kendali EMTEK. Tindakan ini dilakukan dengan menjual saham PT Abhimata Mediatama di SCM kepada EMTEK.<ref>[https://finance.detik.com/bursa-dan-valas/d-924985/emtek-kuasai-langsung-sctv?f771108bcj= Emtek Kuasai Langsung SCTV]</ref>.
 
== Acara ==