Benteng Duurstede: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Imociro (bicara | kontrib)
k Perbaikan kesalahan pengetikan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Imociro (bicara | kontrib)
k Perbaikan ejaan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 70:
[[Berkas:AMH-5621-NA Map of fort Duurstede on Saparoea.jpg|jmpl|kiri|Peta Belanda dari Benteng Duurstede, sekitar tahun 1700.]]
 
Benteng Duurstede dibangun pertama kali oleh [[Portugis]] pada tahun [[1676]], kemudian direbut, dimanfaatkan dan dibangun kembali oleh [[Kegubernuran Ambon|Gubernur Ambon]] Mr. Nicolaas Schaghen pada tahun [[1691]]. Benteng Duurstede berfungsi sebagai bangunan pertahanan serta pusat pemerintahan [[Perusahaan Hindia Timur Belanda]] (''Vereenigde Oostindische Compagnie''; VOC) selama menguasai wilayah Saparua. Pada [[16 Mei]] [[1817]] benteng ini diserbu oleh rakyat Saparua dibawahdi bawah pimpinan [[Kapitan Pattimura]], seluruh penghuni benteng tewas kecuali putra Residenresiden yang bernama Juan Van Den Berg. Jatuhnya benteng Duurstede ditangandi tangan rakyat Maluku mengakibatkan kedudukan VOC di [[Ambon]] dan [[Batavia]] goncang. Oleh karena itu, VOC memusatkan perhatiannya untuk merebut kembali benteng. Segala usaha telah dilakukan VOC diantarannyadi antaranya adalah mengirim bantuan tentara dan persenjataan perang, namun demikian setiap penyerangan tersebut selalu gagal. Situasi ini mendorong VOC bertindak lebih agresif, Komisaris van Middelkoop terpaksa meminta bantuan kepada [[Kesultanan Ternate|Raja Ternate]] dan [[Kesultanan Tidore|Tidore]].
 
Pada bulan November [[1817]], VOC mengirimkan armada yang berjumlah 1500 orang atas sumbangan dari Raja Ternate dan Tidore tentunya. Penyerbuan ini dipimpin oleh Komisaris Jendral A. A Buyskers. Strategi yang dilakukan oleh Buyskers adalah menguasai pulau-pulau di sekitar Saparua, dan selanjutnya menguasai daerah kekuasaan Pattimura. Strategi tersebut ternyata cukup berhasil, Pattimura beserta pasukannya terdesak ke hutan sagu dan pegunungan, hingga akhirnya Kapitan Pattimura beserta tiga orang panglima berhasil ditangkap. Mereka dijatuhi hukuman mati yang dilaksanakan di [[Benteng Nieuw Victoria]].