Pawai kemenangan (Romawi Kuno): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Disambig
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Harris Est 13 (bicara | kontrib)
k sedikit perubahan terhadap gaya bahasa artikel
Tag: Dikembalikan VisualEditor
Baris 2:
[[Berkas:Triumph3-Mantegna-bearers-of-trophies-and-bullion.jpg|jmpl|Lukisan ''[[Pawai Kemenangan Kaisar]]'' karya [[Andrea Mantegna]] (1482-1494, kini menjadi bagian dari [[Royal Collection|koleksi pribadi keluarga Kerajaan Inggris Raya]])]]
 
'''Pawai kemenangan''' ({{lang-la|[[:wikt:triumphus|triumphus]]}}) adalah [[agama sipil|upacara adatmasyarakat]] sekaligus [[agama di Romawi Kuno|ibadatkeagamaan]] masyarat [[Romawi Kuno]], yang diselenggarakan untuk merayakan sekaligus mensyukuri keberhasilan seorang panglima dalam memimpin bala tentara Romawi meraih kemenangan sebagai tanda bakti kepada negara. Mula-mula bangsa Romawi menyelenggarakan pawai kemenangan untuk mengelu-elukan anak bangsa yang berjayaberhasil mengalahkanmemenangkan pihakpeperangan di negeri asing.
 
Pada hari penyenggaraan pawai kemenangannyapenyelenggaraan, sisang panglima mengenakan [[bumban]] daun salam dan ''[[Toga (pakaian)#Macam-macam toga|toga picta]]'' (toga ungu bersulam benang emas), tanda bahwa ia sudah hampir seilahisederajat dengan dewa atau nyaris semulia raja di mata rakyat, bahkan ada pula panglima yang memoles wajah dengan pewarna merah. SiPanglima panglimatersebut selanjutnya menaiki [[kereta perang|rata]] yang dihela empat ekor kuda, lalu berarak menyusuri jalan-jalan kota Roma bersama segenap anak buah, tawanan, dan jarahan, tanpa membawa senjata. Sesampainya di [[kuil Jupiter Optimus Maximus|kuil Mahadewa Yupiter]], yang terletak di atas [[Bukit Capitolino|Bukit Kapitolin]], si panglima mempersembahkan kurban dan barang-barang bukti kemenangannya kepada Dewa Yupiter. Kendati berhak menerima segala penghormatan istimewa ini, [[Mos maiorum|adabmoral]] Republik mewajibkannya untuk menunjukkan sikap rendah hati yang bermartabat selayaknya seorang insan fana dan [[Kewarganegaraan Romawi|anak bangsa]] yang berjuang dan berjaya atas nama senat, rakyat, dan dewatapara dewa. Meskipun demikian, tidak dapat disangkal bahwa pawai kemenangan merupakan kesempatan luar biasa untuk mendongkrak ketenaran pribadi, di luar dari dimensi keagamaan dan dimensi militernya.
 
Kebanyakan [[Perayaan Romawi|hari raya bangsa Romawi]] sudah tentuditentukan tanggalnyawaktunya, tetapi adat-istiadattradisi dan hukum memungkinkan pawai kemenangan dapat diselenggarakan sewaktu-waktu, sehingga membuka peluang bagi para panglima untuk mendongkrak status dan ketenaran. Pawai-pawai kemenangan pada penghujung [[Republik Romawi|Zaman Republik]] diselenggarakan dengan lebih meriah dan lebih megah daripada yang sudah-sudahsebelumnya, dipicu oleh persaingan yang kian sengit di antara petualang-petualang militer-politik yang menggerakkan roda pemerintahan Kekaisaran Romawi pada tahap awal perkembangannya. Adakalanya kemeriahan pawai kemenangan diperpanjang sampai berhari-hari dengan menggelar berbagai macam lomba ketangkasan dan pentas hiburan sebagai tontonan cuma-cuma bagi masyarakat. Semenjak [[Principatus|Zaman Principatus]], pawai kemenangan menjadi cermin ketertiban negara dan keutamaan keluarga kaisar.
 
Negara-negara Eropa pada Abad Pertengahan maupun abad-abad sesudahnya secara sadar meniru pawai kemenangan bangsa Romawi Kuno dengan menciptakan pawai [[lawatan agung]] maupun pawai-pawai seremonial lainnya.