Takmung, Banjarangkan, Klungkung: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Angayubagia (bicara | kontrib)
k update sejarah
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Angayubagia (bicara | kontrib)
Baris 28:
Kyai Ularan diberi wewenang mengatur masyarakat sebanyak 1.700 (sepe satus) orang. Selama menjadi pepatih, ia membangun tempat suci disebut pemerajan Ularan. Alas Belatung, Alas Pungut, Alas Merak dan alas Canigara dirabas dijadikan lahan pertanian dan diberi nama sawah Banjar Saren, sawah Pungut, sawah Merak dan sawah Canigara.
 
Sampai sekarang lahan pertanian tersebut subur dan tidak kekurangan air sehingga terdengarlahterdengar gemuruh suara katak (''Dok Maho''). Masyarakat menyebut tempat itu ''Katak Maho''(+ng), dari asal kata ''"katak Mahong"'' yang lama-kelamaan berubah menjadi "Takmung". Penamaan ini erat hubungannya dengan perginya I Gusti Ularan ke Den Bukit, menyebut dengan Kuta Umung, ''"Kuta"'' yang berarti kota atau tempat dan ''"umung"'' yang berarti kosong karena ditinggal pergi, lama-kelamaan menjadi juga Takmung.<ref>{{Cite web|title=Sejarah Desa Takmung, Banjarangkan, Klungkung - Sejarahbali.com|url=https://www.sejarahbali.com/read/229/Sejarah-Desa-Takmung_-Banjarangkan_-Klungkung|website=www.sejarahbali.com|access-date=2021-01-20}}</ref>
 
== Demografi ==