Akidah Islam: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Dikembalikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Heterofemi (bicara | kontrib) k Suntingan 111.95.187.77 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Ibensis Tag: Pengembalian Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
Baris 10:
Jadi, Akidah [[Islamiyyah]] adalah keimanan yang teguh dan bersifat pasti kepada Allah dengan segala pelaksanaan kewajiban, bertauhid<ref>''Tauhid Rububiyyah, Uluhiyyah, dan Asma' wa Shifat Allah''.</ref> dan taat kepadaNya, beriman kepada [[malaikat|para malaikatNya]], [[rasul|rasul-rasulNya]], [[kitab|kitab-kitabNya]], [[hari Akhir]], takdir baik dan buruk dan mengimani seluruh apa-apa yang telah shahih tentang prinsip-prinsip Agama (Ushuluddin), perkara-perkara yang ghaib, beriman kepada apa yang menjadi [[ijma']] (konsensus) dari [[salafush shalih]], serta seluruh berita-berita qath'i (pasti), baik secara ilmiah maupun secara amaliyah yang telah ditetapkan menurut Al-Qur'an dan As-Sunnah yang shahih serta ijma' salaf as-shalih.<ref> Lihat ''Buhuuts fii 'Aqiidah Ahlis Sunnah wal Jamaa'ah'' (hal. 11-12) oleh Dr. Nashir bin 'Abdul Karim al-'Aql, cet. II/ Daarul 'Ashimah/ th. 1419 H, ''Aqiidah Ahlis Sunnah wal Jamaa'ah'' (hal. 13-14) karya Syaikh Muhammad bin Ibrahim al-Hamd dan ''Mujmal Ushuul Ahlis Sunnah wal Jamaa'ah fil 'Aqiidah'' oleh Dr. Nashir bin 'Abdul Karim al-'Aql.</ref>
==
Walaupun masalah [[qadha']] dan [[qadar]] menjadi ajang perselisihan di kalangan umat Islam, tetapi Allah telah membukakan hati para hambaNya yang beriman, yaitu para Salaf Shalih yang mereka itu senantiasa menempuh jalan kebenaran dalam pemahaman dan pendapat. Menurut mereka qadha' dan qadar adalah termasuk rububiyah Allah atas makhlukNya. Maka masalah ini termasuk ke dalam
* '''''Tauhid Al-Uluhiyyah''''', (al-Fatihah ayat 4 dan an-Nas ayat 3) <br />mengesakan Allah dalam ibadah, yakni beribadah hanya kepada Allah dan karenaNya semata.
* '''''Tauhid Ar-Rububiyyah''''', (al-Fatihah ayat 2, dan an-Nas ayat 1) <br />mengesakan Allah dalam perbuatanNya, yakni mengimani dan meyakini bahwa hanya Allah yang mencipta, menguasai dan mengatur alam semesta ini.
* '''''Tauhid Al-Asma' was-Sifat''''', (al-Ikhlas ayat 1-4, dan an-Nahl ayat 62).<ref name="Radio Rodja">[https://www.radiorodja.com/46815-tauhid-asma-wa-sifat/ Tauhid Asma’ wa Sifat oleh Syaikh Prof. Dr. ‘Abdurrazzaq bin ‘Abdil Muhsin Al-‘Abbad Al-Badr]</ref> <br />mengesakan Allah dalam asma dan sifatNya, artinya mengimani bahwa tidak ada makhluk yang serupa dengan Allah, dalam dzat, asma maupun sifat.
[[Iman]] kepada '''qadar''' adalah termasuk tauhid ''ar-rububiyah''. Oleh karena itu, [[Imam Ahmad]] berkata: "Qadar adalah kekuasaan Allah". Karena, tak syak lagi, [[qadar]] (takdir) termasuk qudrat dan kekuasaanNya yang menyeluruh. Di samping itu, qadar adalah rahasia Allah yang- tersembunyi, tak ada seorangpun yang dapat mengetahui kecuali Dia, tertulis pada [[Lauh Mahfuzh]] dan tak ada seorangpun yang dapat melihatnya. Kita tidak tahu takdir baik atau buruk yang telah ditentukan untuk kita maupun untuk [[makhluk]] lainnya, kecuali setelah terjadi atau berdasarkan nash yang benar.<ref>Disalin dari kitab ''Al-Qadha wal Qadar'', edisi Indonesia Qadha & Qadhar, Penyusun Syaikh Muhammad Shalih Al-Utsaimin, Penerjemah A. Masykur Mz, Penerbit Darul Haq, Cetakan Rabi'ul Awwal 1420H/Juni 1999M</ref>
Tauhid itu
== Catatan kaki ==
|