Prasasti: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Borgx (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
[[Berkas:El Baul Stela1.Pt3.JPG|thumb|300px|Prasasti El Baul Stela.]]
'''Prasasti''' adalah [[piagam]] atau [[dokumen]] yang ditulis pada bahan yang keras dan tahan lama. DitemukannyaPenemuan prasasti pada sejumlah [[situs]] arkeologi, menandai akhir dari zaman [[prasejarah]], yakni babakan dalam sejarah kuno [[Indonesia]] yang masyarakatnya belum mengenal tulisan.
 
Kata prasasti berasal dari bahasa [[Sansekerta]]. Arti sebenarnya adalah "pujian",. namunNamun kemudian dianggap sebagai "piagam, maklumat, surat keputusan, undang-undang atau tulisan". Di kalangan ilmuwan prasasti disebut inskripsi. Sementara di kalangan orang awam sering disebut batu bertulis atau batu bersurat.
 
Meskipun berarti "pujian", tidak semua prasasti mengandung puji-pujian (kepada raja). Sebagian besar prasasti diketahui memuat keputusan mengenai penetapan sebuah desa atau daerah menjadi ''sima'' atau perdikan (tanah yang dilindungi). Isi''Sima'' prasastiadalah lainnyatanah berupayang keputusandiberikan pengadilanoleh tentangraja perkaraatau perdatapenguasa (disebutkepada prasastimasyarakat ''jayapatra''yang ataudianggap ''jayasong''),berjasa. sebagaiKarena tandaitu kemenangankeberadaan (''jayacikna''),tanah tentang utang-piutang (''suddhapatrasima''), dandilindungi tentangoleh kutukankerajaan. atau sumpah.
 
Isi prasasti lainnya berupa keputusan pengadilan tentang perkara perdata (disebut prasasti ''jayapatra'' atau ''jayasong''), sebagai tanda kemenangan (''jayacikna''), tentang utang-piutang (''suddhapatra''), dan tentang kutukan atau sumpah. Prasasti tentang kutukan atau sumpah hampir semuanya ditulis pada masa kerajaan Sriwijaya.
Prasasti tertua di Indonesia yang sampai kini sudah ditemukan, menunjukkan tarikh abad ke-5 Masehi. Periode terbanyak pengeluaran prasasti terjadi pada abad ke-8 hingga ke-14. Pada saat itu aksara yang banyak digunakan adalah Pallawa, Prenagari, Sansekerta, Jawa Kuna, Melayu Kuna, Sunda Kuna, dan Bali Kuna, dengan bahasa Sansekerta, Jawa Kuna, Sunda Kuna, dan Bali Kuna.
 
PrasastiSampai kini prasasti tertua di Indonesia yangteridentifikasi sampaiberasal kini sudah ditemukan, menunjukkan tarikhdari abad ke-5 Masehi. Periode terbanyak pengeluaran prasasti terjadi pada abad ke-8 hingga ke-14. Pada saat itu aksara yang banyak digunakan adalah Pallawa, Prenagari, Sansekerta, Jawa Kuna, Melayu Kuna, Sunda Kuna, dan Bali Kuna,. denganBahasa yang digunakan juga bervariasi dan umumnya adalah bahasa Sansekerta, Jawa Kuna, Sunda Kuna, dan Bali Kuna.
Pada zaman kerajaan Islam, prasasti menggunakan aksara dan bahasa Arab. Sebagian besar terdapat pada makam, masjid, dan bagian bangunan. Pada masa yang lebih muda aksara Latin banyak digunakan, dengan bahasa-bahasa Inggris, Portugis, dan Belanda. Prasasti Latin banyak terdapat pada bagian bangunan, tugu peringatan, dan makam. Prasasti beraksara dan berbahasa Cina juga dikenal di Indonesia dan umumnya terdapat pada makam.
 
Pada zaman kerajaan Islam, prasasti menggunakan aksara dan bahasa Arab. Sebagian besar prasasti terdapat pada makam, masjid, dan bagian bangunan. Pada masa yang lebih muda aksara Latin banyak digunakan, denganmeliputi bahasa-bahasa Inggris, Portugis, dan Belanda. Prasasti Latin banyakumumnya terdapat pada bagian bangunan, tugu peringatan, dan makam. Prasasti beraksara dan berbahasa Cina juga dikenal di Indonesia dan, umumnya terdapat pada makam.
 
Bahan yang digunakan untuk menuliskan prasasti biasanya berupa [[batu]] atau lempengan [[logam]]. Selain andesit, [[batu]] yang digunakan adalah [[batu]] kapur dan basalt. Dalam arkeologi, prasasti [[batu]] disebut ''upala prasasti''. Prasasti logam umumnya terbuat dari tembaga dan perunggu, biasa disebut ''tamra prasasti''. Hanya sedikit sekali prasasti yang berbahan lembaran perak dan emas.
 
Di luar itu, ada ''ripta prasasti'', yakni prasasti yang ditulis di atas lontar atau daun tal. Beberapa lagiprasasti ada yang berbahan tanah liat atau tablet. Isi tablet adalah mantra-mantra agama Buddha.
 
Di antara berbagai sumber sejarah kuno Indonesia, seperti naskah dan berita asing, prasasti dianggap sumber terpenting karena mampu memberikan kronologis suatu peristiwa. Ada banyak hal yang membuat suatu prasasti sangat menguntungkan dunia penelitian masa lampau. Selain mengandung unsur penanggalan, prasasti juga mengungkap sejumlah nama dan alasan mengapa prasasti tersebut dikeluarkan.
 
Dalam pengertian modern di Indonesia, prasasti sering dikaitkan dengan tulisan di [[batu nisan]] atau di gedung, terutama pada saat peletakan batu pertama atau peresmian suatu proyek pembangunan. Dalam berita-berita media massa, misalnya, kita sering mendengar presiden, wakil presiden, menteri, atau kepala daerah meresmikan gedung A, gedung B, dan seterusnya dengan pengguntingan pita dan penandatanganan prasasti. Dengan demikian istilah prasasti tetap lestari hingga sekarang.
 
== Lihat pula ==