Djatikoesoemo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Dikembalikan
Dikembalikan ke revisi 16794902 oleh HsfBot (bicara): Tanpa sumber. (🍔)
Tag: Pembatalan
Baris 54:
Setelah Belanda menyerah maka Jatikusumo pun mengikuti pendidikan militer yang bernama Jawa Boei Kanbu Giyugun Resentai dimana pendidikan tersebut diselenggarakan oleh Jepang di Bogor, Jawa Barat dengan tujuan melatih calon perwira [[Pembela Tanah Air|Tentara Pembela Tanah Air (PETA)]] yang bertugas memimpin Pasukan Sukarela untuk mempertahankan pulau jawa dari ancaman invasi Sekutu setelah lulus dari pendidikan tersebut, Jatikusumo pun menyandang pangkat Chudancho (Komandan Kompi) dan ditugaskan di Daidan (Batalyon) I Tentara PETA Surakarta.
 
Pasca proklamasi kemerdekaan, Chudancho GPH Jatikusumo bergabung kedalam [[Badan Keamanan Rakyat]] dan menjabat sebagai Ketua BKR Surakarta hingga pada puncaknya menjadi Perwira Tinggi diperbantukan Markas Besar Angkatan Darat di Tahun 1972.
Pasca proklamasi kemerdekaan, Chudancho GPH Jatikusumo bergabung kedalam [[Badan Keamanan Rakyat]] dan menjabat sebagai Ketua BKR Surakarta. Beliau sempat mengikuti kursus Kendo di Surabaya, kursus perwira staf di Jakarta (1950) dan kursus atase militer di Jakarta (1951). Pada permulaan pembentukan BKR, G.P.H.Djatikusumo menjabat sebagai komandan BKR di Solo dengan pangkat Mayor. Selanjutnya BKR berubah menjadi TKR beliau menjabat sebagai Danyon I TKR (Tentara Keamanan Rakyat) bertempat tinggal di Benteng Vesternburgh Surakarta. Kemudian beliau memimpin Divisi IV dan membentuk 3 Resimen, Masing-masing memiliki 4 Batalyon yang wilayahnya meliputi daerah Pekalongan, Semarang dan Pati (November 1945-Juni 1946). Selanjutnya menjabat sebagai panglima Divisi V/Ronggolawe Jawa Timur, meliputi Pati, Madiun dan Bojonegoro ( Juni 1946-Pebruari 1948 ). Di tahun 1948 G.P.H.Djatikusumo diberi kepercayaan menjabat sebagai [[Kepala Staf TNI Angkatan Darat]] (yang pertama) dan merangkap sebagai [[Gubernur Akademi Militer|Gubernur AKMIL]] dengan pangkat Kolonel (1948-1949). Pada Agustus 1950-Maret 1952 dipercaya menjabat sebagai kepala Biro perancang Operasi Militer Kementrian Pertahanan di Jakarta dan Kepala Biro Pendidikan Pusat Kementrian Pertahanan di Jakarta, kemudian pada bulan April 1952-1955 menerima tugas jabatan Komandan SSKAD di Bandung sekarang dikenal [[Seskoad]] dari [[Ahmad Yunus Mokoginta|Letkol Inf A.J Mokoginta]]. Kemudian terhitung mulai bulan April 1955 - Agustus 1958 sebagai [[Pusat Zeni Angkatan Darat|Direktur Zeni Angkatan Darat]] di Jakarta dengan pangkat [[Brigadir Jenderal]]. Ini berarti bahwa jabatan beliau menurun dari KSAD menjadi Kepala Biro, dan SSKAD, Dirziad. Walaupun kemudian beliau tidak pernah mengeluh.
 
'''Perjalanan karier.'''
Pengalamanya semakin lengkap, dengan dipercaya menjabat di Bidang Pemerintahan. Pada tahun 1958 menjadi Konsul Jenderal RI di Singapura, tahun 1959 menjadi Menteri Perhubungan Darat,Postel dan Pariwasata dengan pangkat Mayor Jenderal. Pada tahun 1963 beliau diangkat menjadi Dubes RI di Malaysia. Tahun 1965 menjadi Dubes RI di Maroko.Tahun 1967 menjadi Dubes RI di Perancis, dan tahun 1959 Pati dapat SUAD. Tahun 1973 memasuki masa purna tugas dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal TNI dan dianugerahi pangkat Jenderal TNI kehormatan TMT 01-11-1997.
 
==Riwayat Jabatan==
# Ketua BKR Surakarta (1945).
# Komandan Batalyon I TKR Divisi X Surakarta (1945).
Baris 87 ⟶ 86:
# Anggota Tim P-7 (1978-1992).
 
=='''Kepangkatan== :'''
 
# Mayor (1945).
Baris 99 ⟶ 98:
# Pensiun (1972).
# Jenderal TNI Kehormatan (1997), diberikan kenaikan pangkat tersebut karena jasanya atas nusa dan bangsa.
 
==Pangkat Kehormatan==
Tahun 1973 memasuki masa purna tugas dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal TNI dan dianugerahi pangkat Jenderal TNI kehormatan TMT 01-11-1997.
 
== Pahlawan Nasional ==