Sosiologi pendidikan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 10:
 
== Sejarah sosiologi pendidikan ==
Pendidikan selalu dilihat sebagai [[usaha manusia]] [[optimistik]] mendasar yang dikenali dari [[harapan|aspirasi]] untuk [[kemajuan sosial|kemajuan]] dan kesejahteraan.<ref name="schofield">Schofield, K. (1999). [http://www.aspa.asn.au/Papers/eqfinalc.PDF ''The Purposes of Education, Queensland State Education: 2010''] Accessed 2002, Oct 28.</ref> Pendidikan dipahami oleh banyak orang sebagai usaha untuk mencapai kesetaraan sosial yang lebih tinggi dan memperoleh kekayaan dan [[status sosial]].<ref name="Sargent">Sargent, M. (1994) ''The New Sociology for Australians'' (3rd Ed), Longman Chesire, Melbourne</ref> Pendidikan dianggap sebagai tempat anak-anak bisa berkembang sesuai kebutuhan dan potensi unik mereka.<ref name="schofield" /> Selain itu juga sebagai salah satu arti terbaik dalam mencapai kesetaraan sosial yang lebih tinggi.<ref name="Sargent" /> Banyak orang mengatakan bahwa tujuan pendidikan adalah mengembangkan setiap orang hingga potensi tertinggi mereka dan memberi kesempatan untuk mencapai segalanya dalam kehidupan sesuai kemampuan alami mereka ([[meritokrasi]]). Banyak juga orang yang meragukan bahwa sistem pendidikan apapun mencapai tujuan ini dengan sempurna. Pendapat lain mengemukakan pandangan negatif, menyatakan bahwa sistem pendidikan dirancang dengan tujuan mengakibatkan [[reproduksi sosial|reproduksi]] ketidaksetaraan sosial. Sejumlah pakar berpendapat bahwa tujuan pendidikan nasional harus bertolak dan dapat dipulangkan kepada filsafat hidup bangsa tersebut. Seperti di Indonesia, Pancasila sebagai filsafat hidup dan kepribadian bangsa Indonesia harus menjadi dasar untuk menentukan tujuan pendidikan Nasional serta tujuan pendidikan lainnya.<ref>{{Cite journal|last=Rahmat|first=Abdul|date=|title=Sosiologi Pendidikan|url=https://repository.ung.ac.id/get/kms/9361/Sosiologi-pendidikan.pdf|journal=UNG Repository|volume=|issue=|pages=40|doi=}}</ref>
 
Banyak orang mengatakan bahwa tujuan pendidikan adalah mengembangkan setiap orang hingga potensi tertinggi mereka dan memberi kesempatan untuk mencapai segalanya dalam kehidupan sesuai kemampuan alami mereka ([[meritokrasi]]). Banyak juga orang yang meragukan bahwa sistem pendidikan apapun mencapai tujuan ini dengan sempurna. Pendapat lain mengemukakan pandangan negatif, menyatakan bahwa sistem pendidikan dirancang dengan tujuan mengakibatkan [[reproduksi sosial|reproduksi]] ketidaksetaraan sosial. Sejumlah pakar berpendapat bahwa tujuan pendidikan nasional harus bertolak dan dapat dipulangkan kepada filsafat hidup bangsa tersebut. Seperti di Indonesia, Pancasila sebagai filsafat hidup dan kepribadian bangsa Indonesia harus menjadi dasar untuk menentukan tujuan pendidikan Nasional serta tujuan pendidikan lainnya.<ref>{{Cite journal|last=Rahmat|first=Abdul|date=|title=Sosiologi Pendidikan|url=https://repository.ung.ac.id/get/kms/9361/Sosiologi-pendidikan.pdf|journal=UNG Repository|volume=|issue=|pages=40|doi=}}</ref>
Sosiologi pendidikan muncul karena terjadinya pengaruh kondisi sosial masyarakat di [[Eropa]]. Revolusi industri yang terjadi di masyarakat eropa dan juga terjadinya revolusi kesadaran masyarakat eropa ketika itu membuat melemahnya nilai-nilai dan norma-norma tradisional. Keadaan tersebut membuat terbentuknya patologi sosial. Masyarakat ketika itu tidak mempunyai sebuah pedoman yang kuat untuk menguatkan [[integrasi sosial]]. Hal tersebut berimbah terhadap harmoni sosial retak di tengah-tengah masyarakat. Perubahan yang terjadi secara cepat tersebut melahirkan sebuah kajian ilmu dari [[sosiologi]] yaitunya sosiologi pendidikan.{{sfnp|Suardi,Moh|2016|p=17-18|ps=: "Munculnya sosiologi pendidikan tidak lepas dari kondsi-kondisi sosial yang terjadi di eropa. Proses transisi masyarakat eropa sebagai akibat revolusi kesadaran masyarakat dan revolusi industri mengakibatkan melemahnya nilai dan norma tradisional (...)"}} Dalam perkembangannya, seorang ahli yang bernama Laster F. Ward, dapat dikatakan sebagai pencetus studi baru tentang sosiologi pendidikan. Studi ini memunculkan gagasan evolusi sosial yang realistik dan memimpin perencanaan kehidupan [[pemerintah]]. Di tempat lain, sosiologi pendidikan diajarkan secara formal di perguruan tinggi. Misalnya pada tahun 1910, Henry Suzzalo memberikan kuliah sosiologi pendidkan di [[Teachers College University Columbia]]. Kehadiran ilmu sosiologi dengan beberapa cabang ilmunya mendapat sambutan yang positif dari kalangan praktisi pendidikan dan sebagai wujud alternatif untuk memperkuat ketahanan sosial melalui [[pendidikan]].{{sfnp|Suardi,Moh|2016|p=17-18|ps=: "seorang ahli yang bernama Laster F. Ward, disebut sebagai pencetus studi baru tentang sosiologi pendidikan. Studi ini memunculkan gagasan evolusi sosial yang realistik dan memimpin perencanaan kehidupan [[pemerintah]] pada saat itu. (...)"}}
 
Sosiologi pendidikan muncul karena terjadinya pengaruh kondisi sosial masyarakat di [[Eropa]]. Revolusi industri yang terjadi di masyarakat eropa dan juga terjadinya revolusi kesadaran masyarakat eropa ketika itu membuat melemahnya nilai-nilai dan norma-norma tradisional. Keadaan tersebut membuat terbentuknya patologi sosial. Masyarakat ketika itu tidak mempunyai sebuah pedoman yang kuat untuk menguatkan [[integrasi sosial]]. Hal tersebut berimbah terhadap harmoni sosial retak di tengah-tengah masyarakat. Perubahan yang terjadi secara cepat tersebut melahirkan sebuah kajian ilmu dari [[sosiologi]] yaitunya sosiologi pendidikan.{{sfnp|Suardi,Moh|2016|p=17-18|ps=: "Munculnya sosiologi pendidikan tidak lepas dari kondsi-kondisi sosial yang terjadi di eropa. Proses transisi masyarakat eropa sebagai akibat revolusi kesadaran masyarakat dan revolusi industri mengakibatkan melemahnya nilai dan norma tradisional (...)"}}
 
Sosiologi pendidikan muncul karena terjadinya pengaruh kondisi sosial masyarakat di [[Eropa]]. Revolusi industri yang terjadi di masyarakat eropa dan juga terjadinya revolusi kesadaran masyarakat eropa ketika itu membuat melemahnya nilai-nilai dan norma-norma tradisional. Keadaan tersebut membuat terbentuknya patologi sosial. Masyarakat ketika itu tidak mempunyai sebuah pedoman yang kuat untuk menguatkan [[integrasi sosial]]. Hal tersebut berimbah terhadap harmoni sosial retak di tengah-tengah masyarakat. Perubahan yang terjadi secara cepat tersebut melahirkan sebuah kajian ilmu dari [[sosiologi]] yaitunya sosiologi pendidikan.{{sfnp|Suardi,Moh|2016|p=17-18|ps=: "Munculnya sosiologi pendidikan tidak lepas dari kondsi-kondisi sosial yang terjadi di eropa. Proses transisi masyarakat eropa sebagai akibat revolusi kesadaran masyarakat dan revolusi industri mengakibatkan melemahnya nilai dan norma tradisional (...)"}} Dalam perkembangannya, seorang ahli yang bernama Laster F. Ward, dapat dikatakan sebagai pencetus studi baru tentang sosiologi pendidikan. Studi ini memunculkan gagasan evolusi sosial yang realistik dan memimpin perencanaan kehidupan [[pemerintah]]. Di tempat lain, sosiologi pendidikan diajarkan secara formal di perguruan tinggi. Misalnya pada tahun 1910, Henry Suzzalo memberikan kuliah sosiologi pendidkan di [[Teachers College University Columbia]]. Kehadiran ilmu sosiologi dengan beberapa cabang ilmunya mendapat sambutan yang positif dari kalangan praktisi pendidikan dan sebagai wujud alternatif untuk memperkuat ketahanan sosial melalui [[pendidikan]].{{sfnp|Suardi,Moh|2016|p=17-18|ps=: "seorang ahli yang bernama Laster F. Ward, disebut sebagai pencetus studi baru tentang sosiologi pendidikan. Studi ini memunculkan gagasan evolusi sosial yang realistik dan memimpin perencanaan kehidupan [[pemerintah]] pada saat itu. (...)"}}
 
== Ciri-ciri sosiologi pendidikan ==