Dropadi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
M. Adiputra (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
M. Adiputra (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 26:
* [[Sadewa]]
}}
'''Dropadi''' {{Sanskerta|द्रौपद|Draupadī|ejaan alternatif: '''Drupadi'''}} alias '''Pancali''' {{Sanskerta|पांचाली|Pānchālī}} atau '''Yadnyaseni''' {{Sanskerta|याज्ञसेनी|Yajñasenī}}, adalah salah satu tokoh dari [[wiracarita]] ''[[Mahabharata]]''. Ia adalah putri [[Drupada]], raja di [[kerajaan Panchala]]. Ia merupakan saudara [[Drestadyumna]] dan [[Srikandi]]. Menurut kitab ''Mahabharata'' dari [[India]], Dropadi memiliki lima suami yang disebut [[Pandawa]], dan memiliki seorang putra dari tiap suaminya, yang disebut "[[Pancakumara]]". Namun dalam tradisi [[wayang|pewayangan]] [[Jawa]], ia hanya memiliki seorang suami, yaitu [[Yudistira]], dan seorang putra bernama [[Pancawala]].
 
Dalam ''Mahabharata'' dikisahkan bahwa ia dan [[Drestadyumna]] tercipta dari api [[yadnya]] yang diselenggarakan Drupada. [[Arjuna]], salah satu anggota Pandawa memenangkan sayembara memperebutkan Dropadi dan berhak menikahinya, tetapi akhirnya Dropadi menikahi lima Pandawa karena kesalahpahaman [[Kunti]], ibu para Pandawa. Setelah melaksanakan upacara [[Rajasuya]], [[Yudistira]] diundang untuk bermain judi di [[Hastinapura]]. Ia gagal memenangkan pertaruhan sehingga kehilangan seluruh hartanya, termasuk Dropadi. Akhirnya Dropadi dihina di balairung istana Hastinapura oleh para [[Korawa]], [[Sangkuni]], dan [[Karna]]. Saat [[Dursasana]] hendak menelanjanginya, [[Kresna]] turun tangan secara gaib dan berhasil menyelamatkannya.
 
Kitab ''[[Wanaparwa]]'' menceritakan kisah Dropadi yang hidup dalam masa pengasingan di hutan selama 12 tahun bersama para suaminya, setelah Yudistira kalah bermain judi. Dalam ''[[Wirataparwa]]'', Dropadi menjalani masa penyamaran di [[kerajaan Matsya]] selama setahun bersama para suaminya, sebelum kembali ke [[Hastinapura]]. Di sana ia berperan sebagai seorang ''sairandri'' bernama Malini, yang melayani Ratu [[Sudesna]]. Setelah Dropadi dan Pandawa kembali ke Hastinapura, para Korawa tidak mau menyerahkan apa yang semula menjadi milik para Pandawa, sehingga meletuslah [[perang Kurukshetra|perang besar]] di [[Kurukshetra]]. Akibat perang tersebut, Dropadi kehilangan ayah, saudara, anak, dan iparnya, tetapi para suaminya hidup semua. Pada akhir kisah ''Mahabharata'', diceritakan bahwa para Pandawa dan Dropadi bersuluk dan melakukan perjalanan ke berbagai tempat suci, dengan tujuan akhir [[Himalaya]]. Di perjalanan, Dropadi merupakan orang pertama yang meninggal dunia.<ref>{{cite book|editor=Gayatri Chakravorty Spivak|author = [[Mahasweta Devi]]|chapter = Draupadi |title=In Other Worlds: Essays In Cultural Politics|date=6 December 2012|publisher=Routledge|isbn=978-1-135-07081-6|page=251}}</ref><ref>- {{cite book|author=[[Wendy Doniger]]|title=On Hinduism|date=March 2014|publisher=Oxford University Press|isbn=978-0-19-936007-9|page=533}}</ref><ref>- {{cite book|author=[[Devdutt Pattanaik]]|title=The Goddess in India: The Five Faces of the Eternal Feminine|date=1 September 2000|publisher=Inner Traditions / Bear & Co|isbn=978-1-59477-537-6|page=98}}</ref><ref>{{Cite book|last=Das|first=Gurcharan|url=https://books.google.com/books?id=77BoAgAAQBAJ&pg=PA219|title=The Difficulty of Being Good: On the Subtle Art of Dharma|date=2010-10-04|publisher=Oxford University Press|isbn=978-0-19-978147-8|language=en}}</ref>
 
Kisah Dropadi telah menjadi inspirasi bagi berbagai kesenian dan pertunjukan. Dalam bidang [[sastra]], ada banyak buku yang diterbitkan berdasarkan kisahnya. Dalam [[agama Hindu]], ia dihormati sebagai salah satu ''[[pancakanya]]'' ("lima gadis"), kumpulan lima wanita yang dipuji karena kesucian hatinya. Di beberapa tempat di [[subbenua India]], Dropadi tidak hanya diyakini sebagai putri yang sangat jaya, tetapi juga merupakan seorang [[Draupadi Amman|dewi]].<ref> {{cite book|author=[[Alf Hiltebeitel]]|title=The cult of Draupadī: Mythologies : from Gingee to Kurukserta|date=1 January 1991|publisher=Motilal Banarsidass |isbn=978-81-208-1000-6|page=ii}}</ref>
Baris 53:
Dalam kitab ''Mahabharata'' terjemahan [[Kisari Mohan Ganguli]], sayembara memperebutkan Dropadi tercatat dalam ''[[Adiparwa]]'' bagian ''Svayamvara Parva''. Dikisahkan bahwa sayembara tersebut diikuti oleh para kesatria terkemuka di seluruh penjuru daratan [[Bharatawarsha]] (India Kuno), termasuk [[Duryodana]] dari [[Hastinapura]], [[Karna]] dari [[kerajaan Angga|Angga]], dan [[Salya]] dari [[kerajaan Madra|Madra]]. Para Pandawa berkumpul bersama para kesatria lain di arena, tetapi mereka tidak diketahui oleh orang-orang yang mereka kenal karena menyamar sebagai [[brahmana]]. Di tengah-tengah arena ditempatkan sebuah sasaran yang harus dipanah secara tepat oleh para peserta; yang berhasil melakukannya akan menjadi suami Dropadi.
 
Para peserta mencoba untuk memanah sasaran di arena, tetapi hampir semuanya gagal. [[Karna]] berhasil melakukannya, tetapi Dropadi menolaknya dengan alasan bahwa ia tidak mau menikah dengan kaum ''sūta'' (golongan [[kusir]]), sebab Karna adalah anak angkat seorang kusir.<ref>{{citation| title=The Mahabharata of Krishna Dvaipayana Vyasa, Book 1: Adi Parva| chapter=Svayamvara Parva. Section CLXXXIX| page= 374| author=Kisari Mohan Ganguli| url=https://www.sacred-texts.com/hin/m01/m01190.htm}}</ref> Versi lain menceritakan bahwa tidak ada penolakan dari Dropadi, sebab panah Karna meleset sehingga ia gagal memenangkan sayembara.<ref name="gopalachari">{{citation|title=Mahabharata| author=C. Rajagopalachari| publisher=Bharatiya Vidya Bhavan| url=https://www.goodreads.com/book/show/118252.Mahabharata | year=1950}}</ref><ref name="subramaniam">{{citation|title=Mahabharata |author=Kamala Subramaniam| year=2007| publisher=Bharatiya Vidya Bhavan| url=https://books.google.co.id/books/about/Mahabharata.html?id=n_nVpReXJ9MC&redir_esc=y}}</ref> Setelah giliran Karna, [[Arjuna]] tampil ke muka dan mencoba memanah sasaran. Panah yang dilepaskannya mampu mengenai sasaran dengan tepat, sehingga Dropadi berhak menjadi miliknya, sesuai dengan persyaratan yang berlaku. Namun para peserta lain menggerutu karena seorang brahmana diberi hak untuk mengikuti sayembara, sedangkan mereka ingin agar sayembara tersebut hanya diikuti oleh golongan [[kesatria]]. Akhirnya keributan tak dapat dihindari lagi. [[Arjuna]] dan [[Bima (Mahabharata)|Bima]] bertarung dengan kesatria yang melawannya sedangkan [[Yudistira]], [[Nakula]], dan [[Sadewa]] pulang menjaga [[Kunti]], ibu mereka. [[Kresna]] yang turut hadir dalam sayembara tersebut tahu siapa sebenarnya para brahmana yang telah mendapatkan Dropadi dan ia berkata kepada para peserta bahwa sudah selayaknya para brahmana tersebut mendapatkan Dropadi sebab mereka telah berhasil memenangkan sayembara dengan baik.
 
[[Arjuna]] dan [[Bima (Mahabharata)|BimaPandawa]] pulang ke pondok kediaman mereka dengan membawa serta Dropadi. Sesampainya di sana, mereka datang menghadap [[Kunti]] dan mengatakan bahwa mereka membawa ''biksa'' (sedekah; hasil meminta-minta).<ref name="subramaniam"/> Kunti menyuruh agar mereka membagi rata ''biksa'' yang telah diperoleh. Namun ia terkejut ketika tahu bahwa putra-putranya tidak hanya membawa hasil meminta-minta saja, tetapi juga seorang wanita. Kunti tidak mau berdusta maka Dropadi pun menjadi istri [[Pandawa|Pancalima Pandawa]].<ref name="gopalachari"/><ref name="subramaniam"/> Perkawinan Dropadi dengan lima Pandawa merupakan contoh langka dari praktik [[poliandri]] yang ditemukan dalam [[susastra Hindu|kesusastraan Sanskerta]].<ref name="williams">{{cite encyclopedia |title=Handbook of Hindu Mythology |article=Arjuna |first=George M. |last=Williams |publisher=Oxford University Press |year=2008 |page=61 |url=https://books.google.com/books?id=N7LOZfwCDpEC&pg=PA61|isbn=978-0-19533-261-2}}</ref><ref name="johnson-draupadi">{{cite encyclopedia|last=Johnson|first=W. J. |article=Draupadi |title=A Dictionary of Hinduism|publisher=Oxford University Press|year=2009|doi=10.1093/acref/9780198610250.001.0001|isbn=978-0-19861-025-0}}</ref> Lima Pandawa bersepakat bahwa mereka akan menjadi suami Dropadi secara bergiliran dengan jangka waktu satu tahun untuk satu Pandawa; hukuman bagi yang melanggar perjanjian tersebut adalah pengasingan selama setahun.<ref name="williams"/><ref name="johnson-arjuna">{{cite encyclopedia|last=Johnson|first=W. J. |article=Arjuna |title=A Dictionary of Hinduism|publisher=Oxford University Press|year=2009|doi=10.1093/acref/9780198610250.001.0001|isbn=978-0-19861-025-0}}</ref>
 
== Upacara Rajasuya ==
Baris 68:
[[File:Draupadi dragged from her chamber.jpg|ka|jmpl|Lukisan [[Dursasana]] menjambak Dropadi, karya Evelyn Paul (1911).]]
 
{{mainseealso|Sabhaparwa}}
Dalam naskah ''[[Sabhaparwa]]'', setelah menghadiri upacara [[Rajasuya]], [[Duryodana]] berdiskusi dengan [[Sangkuni]] tentang cara untuk merebut kekayaan Pandawa. Sangkuni menyuruh Duryodana agar mengundang [[Yudistira]] main dadu dengan taruhan harta, istana, dan kerajaan. Duryodana menerima usul tersebut karena yakin bahwa pamannya tersebut merupakan ahli permainan dadu. Duryodana kemudian menghasut [[Dretarastra]] agar mengizinkannya bermain dadu. Setelah rencana disusun secara baik, undangan dikirimkan kepada Yudistira. Ia tidak menolak untuk memenuhi undangan. Permainan diselenggarakan di balairung istana Hastinapura.
 
Mula-mula Yudistira mempertaruhkan harta, tetapi lambat laun taruhan semakin membesar hingga mencakup istana dan kerajaannya, setelah dihasut oleh Duryodana dan Sangkuni. Semua taruhan dimenangkan oleh Duryodana, sehingga Yudistira kehilangan harta bendanya dalam permainan tersebut. Kemudian ia mempertaruhkan kebebasan saudara-saudaranya, termasuk kebebasan dirinya sendiri. Setelah semua taruhan dimenangkan Duryodana, maka Yudistira mempertaruhkan Dropadi, atas hasutan Duryodana dan Sengkuni. Sekali lagi, Yudistira kalah dan Dropadi diminta untuk hadir di arena judibalairung karena dianggap sudah menjadi milik Duryodana. Duryodana mengutus bawahannya yang bernama Pratikami untuk menjemput Dropadi, tetapi Dropadi menolak. Setelah gagal, Duryodana menyuruh adiknya yang bernama [[Dursasana]] untuk menjemput Dropadi. Karena bersikeras untuk tidak hadir, maka Dropadi diseret oleh Dursasana; rambutnya ditarik sampai ke arena judi, tempat suami dan para iparnya berkumpulbalairung.<ref>{{cite book |url= https://books.google.com/books?id=isYVDAAAQBAJ&pg=PA97 |title= Disorienting Dharma: Ethics and the Aesthetics of Suffering in the Mahabharata |first=Emily |last=Hudson|year=2012|isbn=978-0199860784|publisher=Oxford University Press}}</ref><ref>{{cite web|url=http://www.sacred-texts.com/hin/m02/m02066.htm |title=The Mahabharata, Book 2: Sabha Parva: Shishupala-badha Parva: Section LXVI |publisher=Sacred-texts.com |date= |accessdate=2013-10-20}}</ref> Di hadapan para tetua dan sesepuh [[Dinasti Kuru]] yang hadir pada saat itu ([[Bisma]], [[Krepa]], [[Drona]], [[Bahlika (Mahabharata)|Bahlika]], [[Widura]], [[Dretarastra]]), Dropadi mempertanyakan hak apa yang dimiliki oleh Yudistira untuk mempertaruhkannya dalam permainan tersebut.<ref>{{Cite book|last1=Williams|first1=Oliver F.|url=https://books.google.com/books?id=xkdZTK4zSm4C&q=Draupadi+repeatedly+questions+the+legality+of+the+right+of+Yudhishthira+to+place+her+at+stake.&pg=PA103|title=A Virtuous Life in Business: Stories of Courage and Integrity in the Corporate World|last2=Houck|first2=John W.|date=1992|publisher=Rowman & Littlefield|isbn=978-0-8476-7747-4|language=en}}</ref><ref>{{Cite book|last=Uppal|first=Nishant|url=https://books.google.com/books?id=E_V5DwAAQBAJ&q=Draupadi+repeatedly+questions+the+legality+of+the+right+of+Yudhishthira+to+place+her+at+stake.&pg=PT147|title=Duryodhanization: Are Villains Born, Made, or Made Up?|date=2018-11-29|publisher=Penguin Random House India Private Limited|isbn=978-93-5305-369-7|language=en}}</ref>
 
[[Berkas:Draupadi Vastra Haran.jpg|ki|jmpl|Adegan Dropadi hendak ditelanjangi oleh [[Dursasana]], dalam sebuah lukisan karya R. G. Chonker.]]
Baris 78:
Setelah gagal menelanjangi Dropadi, Karna menyuruh Dursasana untuk membawa Dropadi ke kediaman dayang-dayang, dan berpesan kepada Dropadi agar memilih suami lain, tidak seperti Yudistira yang mempertaruhkan istrinya sendiri. Tak lama kemudian, [[serigala]] melolong, dan pertanda buruk segera dirasakan oleh tetua [[Dinasti Kuru]]. [[Gandari]] masuk ke balairung dan memohon kebijakan [[Dretarastra]]. Menyadari bahwa masa depan keluarganya dapat terancam, maka Dretarastra memberi kesempatan kepada Dropadi untuk mengajukan permohonan. Pertama, Dropadi memohon agar Yudistira dibebaskan. Kedua, ia memohon agar para Pandawa dibebaskan dan senjata mereka diserahkan kembali. Saat Dretarastra menanyakan permohonan yang ketiga, Dropadi menjawab bahwa wanita kesatria hanya cukup untuk mengajukan dua permohonan, sebab tiga permohonan dianggap tanda keserakahan. Dretarastra pun mengabulkan permohonan Dropadi, dan mengizinkan para Pandawa pulang kembali ke istana mereka.<ref>{{cite web|url=https://archive.org/stream/mahabharata_nk/mahabharata_nilakanthas_commentary#page/n403/mode/2up |title=Mahabharata with the Commentary of Nilakantha |date= |accessdate=2015-07-24}}</ref>
 
Tak lama setelah para Pandawa memperoleh kembali harta benda milik mereka—dan dalam perjalanan menuju [[Indraprastha]]—utusan datang menyusul mereka dan menyampaikan pesan dari [[Hastinapura]] tentang permainan dadu yang kedua. Yudistira tidak menolak, dan kembali ke Hastinapura beserta para Pandawa dan Dropadi. TaruhanSebelum dalambermain, permainanSangkuni dadumenyampaikan prasyarat permainan tersebut, bahwa yang kalah harus pergi dari kerajaannya selama 13 tahun, dengan rincian: adalahmasa pengasingan ke hutan selama 12 tahun, dan setelah itu masa penyamaran selama setahun. Apabila penyamaran terbongkar, maka pengasingan ke hutan harus diulangi lagi. Seperti sebelumnya, permainan itu pun dimenangkan oleh Duryodana, sehingga Dropadi harus mengikuti suaminya menjalani masa pengasingan.<ref name="johnson-mahab">{{cite encyclopedia|last=Johnson|first=W. J. |article=Mahabharata |title=A Dictionary of Hinduism|publisher=Oxford University Press|year=2009|doi=10.1093/acref/9780198610250.001.0001|isbn=978-0-19861-025-0}}</ref>
 
==Masa pengasingan==
=== Kunjungan Durwasa===
[[File:One of Srikrishna's Miracles.jpg|thumb|Dropadi memberikan [[Kresna]] sebutir nasi yang tersisa di periuknya. Atas pemberian tersebut, Dropadi dan Pandawa terhindar dari potensi kemarahan Resi [[Durwasa]].|ka]]
 
Pada awal bab ''Draupadi-harana parwa'', bagian ''[[Wanaparwa]]'', dikisahkan bahwa [[Resi]] [[Durwasa]] dan murid-muridnya mengunjungi kediaman Pandawa yang sedang menjalani pengasingan di hutan. Para Pandawa menyambut sang resi dan murid-muridnya secara ramah. Durwasa meminta agar para Pandawa menyediakan makanan untuk mereka. Sebelum kedatangan sang resi, Dropadi baru saja selesai makan dari periuk sakti ''[[aksayapatra]]'' pemberian [[Dewa Surya]]. Periuk tersebut menyediakan makanan untuk para Pandawa dan Dropadi setiap hari; apabila Dropadi telah selesai makan, maka periuk tersebut akan kosong lalu terisi kembali pada hari berikutnya. Maka dari itu, saat Durwasa berkunjung, tidak ada makanan yang mampu mereka sediakan untuk tamu dadakan tersebut.
 
Dropadi merasa cemas apabila tidak mampu melayani Durwasa dengan baik, sebab Durwasa tersohor sebagai resi yang mudah marah dan lekas mengutuk seseorang. Akhirnya, Dropadi berdoa kepada para dewa agar mendapatkan solusi. Tiba-tiba [[Kresna]] muncul dan meminta agar Dropadi menyerahkan periuknya. Kresna mendapati bahwa sebutir nasi masih tersisa di sana; ia pun menelan nasi tersebut. Seketika itu juga, Durwasa dan murid-muridnya merasa kenyang meskipun belum menelan makanan, kemudian mereka meninggalkan kediaman Pandawa dengan perasaan yang puas.<ref>http://www.bhagavatam-katha.com/mahabharata-story-durvasa-muni-svisit-to-pandavas-in-the-forest/</ref><ref>https://lightofgodhead.com/logstaging/durvasa-muni-visits-the-pandavas//</ref>
 
===Penculikan oleh Jayadrata===
Ketika para [[Pandawa]] menjalani masa pengasingan di hutan [[Kamyaka]], mereka kerap pergi berburu sehingga Dropadi ditinggal sendirian. Pada suatu ketika, [[Jayadrata]] (suami [[Dursala]], yakni adik perempuan [[Duryodana]]) berjalan melewati hutan Kamyaka dalam perjalanan menuju [[kerajaan Salwa]]. Di sana, Jayadrata bertemu dengan Dropadi. Kemudian Jayadrata merayu Dropadi dan mengajaknya untuk meninggalkan para Pandawa. Dropadi secara tegas menolak ajakan Jayadrata dan bersikeras untuk tetap tinggal di kediamannya saat itu. Setelah gagal dengan kata-kata, maka Jayadrata menggunakan cara kekerasan, lalu melarikan Dropadi.
 
Saat Pandawa kembali dari perburuan, mereka mendapati bahwa Dropadi sudah tidak ada. Kemudian mereka mengikuti jejak kereta Jayadrata. Setelah menyadari bahwa Pandawa sedang memburunya, maka Jayadrata segera menurunkan Dropadi dari keretanya. Namun [[Bima (Mahabharata)|Bima]] tetap memburu dan menahan Jayadrata. Arjuna memohon agar Bima mengampuni nyawa Jayadrata, karena ia tidak ingin melihat [[Dursala]] dan [[Gandari]] (mertua Jayadrata) bersedih. Dalam versi kisah yang berbeda, Yudistira merasa bahwa Dropadilah yang pantas untuk menentukan hukuman bagi Jayadrata. Atas dasar hubungan kekerabatan, Dropadi mengampuni Jayadrata. Sebelum membebaskan Jayadrata, Pandawa mencukur rambut Jayadrata dengan tujuan untuk mempermalukannya.<ref>https://www.indianmirror.com/history/mahabharatha/abduction-of-draupadi.html</ref>
 
=== Penyamaran di Matsya ===
[[File:Bhimasena_and_Draupadi.jpg|thumb|left|Ilustrasi Dropadi berkeluh kesah kepada [[Bima (Mahabharata)|Bima]] tentang pelecehan dan penghinaan yang dilakukan [[Kicaka]] terhadapnya.]]
 
Setelah Pandawa menjalani masa pengasingan di hutan selama 12 tahun, mereka harus menjalani masa penyamaran selama setahun. Kisah penyamaran para Pandawa dan Dropadi tercatat dalam bagian ''[[Wirataparwa]]'' dari kitab ''[[Mahabharata]]''. Dikisahkan bahwa para Pandawa memilih [[kerajaan Matsya]] sebagai tempat untuk hidup dengan identitas samaran. Di kerajaan tersebut, Dropadi memilih identitas sebagai seorang ''sairandri'' (golongan dayang-dayang) bernama Malini, yang mengabdi sebagai dayang-dayang atau penata rias Ratu [[Sudesna]] di keraton [[Wirata]]. Dalam naskah ''Wirataparwa'', sebutan ''sairandri'' juga sering muncul, yang lebih mengacu kepada sebutan untuk jenis pekerjaan yang sedang dilakoni oleh Dropadi.
 
Saudara Sudesna yang bernama [[Kicaka]] menjabat sebagai panglima tertinggi [[kerajaan Matsya]]. Ia jatuh cinta kepada Dropadi dan bernafsu untuk menikahinya. Namun Dropadi mengaku bahwa ia telah menikah kepada lima [[gandarwa]]. Ia memperingatkan Kicaka bahwa para suaminya sangat kuat; nyawa Kicaka tidak mungkin akan selamat di tangan mereka. Kicaka tidak menggubris peringatan Dropadi. Sebaliknya, ia meminta bantuan Sudesna untuk mempertemukannya dengan Dropadi. Pada suatu kesempatan, Sudesna menyuruh Dropadi mengambil arak dari kediaman Kicaka, yang akhirnya dilaksanakan oleh Dropadi dengan berat hati. Saat Dropadi berusaha mendapatkan arak, Kicaka berusaha melecehkan Dropadi.{{sfn|Chakravarti|2007}}
 
Dropadi segera kabur dari rumah Kicaka, lalu masuk ke balairung istana, tempat Raja [[Wirata]] dan para abdinya berkumpul. Di sana juga ada [[Yudistira]], yang sedang menyamar sebagai asisten pribadi dan teman bermain sang raja. [[Bima (Mahabharata)|Bima]], dalam identitas sebagai juru masak juga hadir, tetapi isyarat dari Yudistira mencegahnya untuk menolong Dropadi. Di hadapan hadirin balairung istana, Kicaka menendang dan menghina Dropadi, tetapi sang raja sekalipun tidak mampu berbuat apa-apa. Dengan marah, Dropadi mempertanyakan kewajiban dan [[darma]] seorang raja. Kemudian ia mengutuk Kicaka agar mati di tangan para suaminya. Kutukan Dropadi ditanggapi dengan tawa oleh Kicaka, yang mempertanyakan keberadaan para [[gandarwa]]. Akhirnya Yudistira menyuruh Dropadi untuk pergi ke kuil, karena Kicaka tidak berbuat macam-macam di sana. Baik Dropadi maupun Kicaka pun meninggalkan balairung istana.
 
Pada malam di hari yang sama, Dropadi mencurahkan keluh kesahnya kepada Bima, dan mereka berencana untuk membunuh Kicaka. Pada hari berikutnya, Dropadi berpura-pura bahwa ia sesungguhnya menaruh hati kepada Kicaka, dan setuju untuk menikahinya dengan catatan bahwa tidak ada seorang pun yang mengetahui hubungan mereka berdua. Kicaka pun memenuhi persyaratan tersebut. Kemudian Dropadi menyuruh Kicaka agar menemuinya di aula tari pada malam hari. Kicaka juga mematuhi kata-kata Dropadi. Pada malam hari, di tempat yang dijanjikan, Bima menunggu kedatangan Kicaka sambil berpura-pura sebagai Dropadi. Kicaka yang tidak menaruh kecurigaan, mengira Bima sebagai Dropadi karena situasi yang remang-remang. Setelah Bima menunjukkan jati dirinya, mereka pun berduel. Akhrinya Kicaka tewas di tangan Bima.{{sfn|Chakravarti|2007}}
<!--
== Perang Kurukshetra ==
During the war, Draupadi stays at Ekachakra with other women. On the 16th day, [[Bhima]] kills [[Dushasana]], drinking his blood and fulfilling his oath.
 
There is a popular myth often depicted in well-known adaptations on Mahabharata. It says that, Draupadi washed her hair with her brother-in-law Dushasana's blood, as a mark of her vengeance against the molestation she had suffered at the dice-game. Though an extremely powerful and symbolic theme, this incident does not appear in Vyasa's Sanskrit Mahabharata.
[[Alf Hiltebeitel]] in his acclaimed research work, "The Cult of Draupadi" explores the source of this myth as he travels through the rural areas of India. He discovers that the first literary mention of the blood-washing theme appeared in "Venisamhara"
<ref>{{cite web|url=https://archive.org/details/in.ernet.dli.2015.486171|title=The Venisamhara of Bhatta Narayana|first=Bombay|last=Portessor of Sanskrit Elphinstone College|date=11 March 2018|publisher=|via=Internet Archive}}</ref> or "Braiding The Hair (of Draupadi)", a Sanskrit play written in the Pallava period by eminent playwright [[Bhatta Narayana]]. Since then, this powerful theme of vengeance had been used in most retellings and adaptations on Mahabharat, thus mistakenly attributing the authorship to Veda Vyasa.
 
=== Serangan Aswatama ===
[[Ashwathama]], in order to avenge his father's as well as other [[Kuru Kingdom|Kuru]] warriors' deceitful killing by the [[Pandavas]], attacks their camp at night with [[Kripacharya]] and [[Kritavarma]]. [[Ashwathama]] killed [[Dhrishtadyumna]], [[Shikhandi]], [[Upapandavas]], and the remaining Pandava and Panchala army.<ref name="M Ganguly 1896">K M Ganguly(1883–1896). [http://sacred-texts.com/hin/m10/m10009.htm The Mahabharatha Book 10: Sauptika Parva section 9] Ashwatthama killing Dhrishtadyumna, October 2003, Retrieved 2015-04-17</ref> In the morning, [[Yudhishthira]] hears the news and asks [[Nakula]] to bring Draupadi from [[Matsya Kingdom]].<ref>K M Ganguly(1883–1896). [http://sacred-texts.com/hin/m10/m10010.htm.htm The Mahabharatha Book 10: Sauptika Parva section 10]{{dead link|date=December 2017 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }} Yudhishthira crying over the death of Upapandavas, October 2003, Retrieved 2015-04-17</ref> Draupadi vows that if the Pandavas do not kill Ashwatthama, she would fast to death.<ref name="mb">{{cite web|url=http://www.sacred-texts.com/hin/m10/m10011.htm |title=The Mahabharata, Book 10: Sauptika Parva: Section 11 |publisher=Sacred-texts.com |date= |accessdate=2015-07-24}}</ref><ref>{{cite web | url=http://www.sacred-texts.com/hin/m08/m08088.htm | title=Asvathama and Kripa are born immortals and unslayable by any kind of weapons | accessdate=28 June 2015}}</ref> The Pandavas find Ashwatthama at [[Vyasa]]'s hut. [[Arjuna]] and Ashwatthama end up firing the [[Brahmashirsha astra]] at each other. Vyasa intervenes and asks the two warriors to withdraw the destructive weapon. Not endowed with the knowledge to do so, Ashwatthama instead redirects the weapon to [[Uttarā (Mahabharata)|Uttara's]] womb, but [[Krishna]] protected the Pandavas' only heir with his Sudarshana Chakra. Krishna curses him for this act. Ashwatthama is caught by the Pandavas and his jewel is taken away.<ref name="mb"/> Draupadi gives the jewel to [[Yudhishthira]] and forgives the killer of her children. Due to the power of meditation, her wrath is subdued and she lets go off Ashwathama, son of their preceptor Drona saying, ''"I desired to only pay off our debt for the injury we have sustained. The preceptor's son is worthy of my reverence as the preceptor himself. Let the king bind this gem on his head, O Bharata!"''<ref>K M Ganguly(1883–1896). [http://www.sacred-texts.com/hin/m10/m10016.htm The Mahabharatha Book 10: Sauptika Parva section 16] Draupadi forgiving Ashwathama, October 2003, Retrieved 2017-11-10</ref>
-->
== Kematian ==
 
Baris 99 ⟶ 133:
 
== Referensi ==
=== Catatan kaki ===
{{reflist|2}}
 
=== Daftar pustaka ===
 
== Pranala luar ==