Wirata: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
M. Adiputra (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
M. Adiputra (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 29:
Saat [[Kicaka]] menghina Sairandri ([[Dropadi]]) di balairung istana, Wirata tidak mampu berbuat apa-apa dan menjelaskan bahwa Kicaka memiliki kuasa yang sangat besar atas Matsya; sang raja bahkan tidak berani untuk menentangnya. Setelah Kicaka dibunuh secara misterius (oleh [[Bima (Mahabharata)|Bima]]), sang raja mempertimbangkan untuk memberi hukuman kepada Sairandri, tetapi ditentang oleh [[Sudesna]] yang menganggap bahwa Sairandri bukanlah wanita biasa.<ref name=kmg>[https://archive.org/details/mahabharataofkri03royp Virata Parva] Mahabharata, Translated by Kisari Mohan Ganguli, Published by P.C. Roy (1884)</ref>
 
[[File:Draupadi humiliated RRV crop.jpg|right|260px|thumb|Raja Wirata yang duduk diam saat Dropadi dihina oleh Kicaka.{{br}}Lukisan karya [[Raja Ravi Varma]] (1848–1906).]]
Pada bagian ''Goharanaparwa'' dari ''Wirataparwa'', dikisahkan bahwa sang raja pergi menghadapi [[Susarma]] dari [[kerajaan Trigarta|Trigarta]] yang menginvasi Matsya. Namun, Wirata gagal mengalahkan para penyerbu, sehingga ia ditahan sebagai [[tawanan perang]] oleh Susarma. [[Bima (Mahabharata)|Bima]] dan [[Yudistira]] pun mengalahkan Susarma untuk menyelamatkan sang raja. Sementara itu, pangeran [[Utara (Mahabharata)|Utara]] dan [[Arjuna]] (dalam identitas sebagai [[waria]] bernama Wrehanala) menghadapi invasi di titik lain yang berasal dari [[kerajaan Kuru]].<ref>[[Monier Monier-Williams|Monier Williams]] (1868), [https://archive.org/stream/indianepicpoetry00moni#page/106/mode/2up Indian Epic Poetry], University of Oxford, Williams & Norgate - London, page 105-107</ref>