Drupada: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
LaninBot (bicara | kontrib)
k namun (di tengah kalimat) → tetapi
M. Adiputra (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 6:
| Ejaan_Sanskerta = Drupada
| Nama_lain = Yadnyasena
| Asal = [[Kampilya]], [[Kerajaan PanchalaPancala]]
| Tempat = [[Kampilya]]<ref name="urday">{{cite web |url=http://www.urday.in/swayamvar.htm |title=Mahabharat - Draupadi'S Swayamvar |publisher=urday.in |url-status=dead |archiveurl=https://web.archive.org/web/20140310002431/http://www.urday.in/swayamvar.htm |archivedate=10 March 2014 |df=dmy-all }}</ref>
| Tokoh = ''Mahabharata''
| Kitab = ''[[Mahabharata]]''
| Kasta = kesatria
| Ayah = Persata
| Ibu = Wisaka
| Anak = [[Drestadyumna]], [[Srikandi]], [[Dropadi]], [[Yudamanyu]], [[Utamoja]]
}}
'''Drupada''' ([[bahasa {{Sanskerta|Sanskerta]]: द्रुपद; ''|Drupada'')}}, atau sering pula disebut '''Yadnyasena''' ([[bahasa {{Sanskerta|Sanskerta]]: यज्ञसेन; ''|Yajñasena'')}}, adalah nama raja [[Kerajaan Pancala]] dalam [[wiracarita]] ''[[Mahabharata]]''. SemasaIa merupakan ayah bagi [[Drestadyumna]], [[Srikandi]], dan [[Dropadi]]. Versi lain juga menceritakan bahwa ia ayah bagi [[Yudamanyu]] dan [[Utamoja]]. Dikisahkan bahwa semasa muda ia bersahabat dengan [[Drona]], guru para [[Pandawa]] dan [[Korawa]]. Namun persahabatan mereka kemudian berubah menjadi permusuhan di mana; Drupada akhirnya tewas di tangan Drona dalam [[Perang di Kurukshetra|perang besar]] di [[Kurukshetra]] atau [[BaratayudaBharatayuddha]].
 
== Masa muda ==
Drupada adalah putra dari PrisataPersata (पृषट ''Pṛṣaṭa''), rajaRaja [[Kerajaan Pancala|Pancala]]. Sewaktu muda ia belajar bersama dengan [[Drona]], seorang [[brahmana]] miskin putra Baradwaja. Keduanya pun menjalin persahabatan akrab., Bahkanbahkan Drupada berjanji jikaapabila kelak ia menjadi raja menggantikan ayahnya, maka Drona akan diberinya sebagian dari wilayah Pancala.
 
Drupada akhirnya benar-benar menjadimewarisi rajatakhta Pancala sepeninggal ayahnya. Sementara itu, Drona menikah dengan Krepi, adik perempuan [[Krepa]], seorang brahmana di [[Kerajaan Kuru]] atauyang beribukota [[Hastinapura]].
 
== Ayah Srikandi ==
PadaDalam suatu''[[Adiparwa]]'' hariyang datangditulis ulang Kamala Subramaniam diceritakan bahwa seorang putri dari [[kerajaan Kasi|Kasi]] bernama [[Amba]] menemui Drupada, dengan tujuan meminta bantuan untuk membunuh pria yang telah mengecewakannya, bernama [[Bisma]] dari [[Hastinapura]]. Drupada menolak karena takut akan kesaktian Bisma. Amba pun pergi dengan kecewa dan meninggalkan untaian bunga di pintu gerbang [[Kerajaan Pancala]]. Untaian bunga tersebut adalah pemberian dewata[[Kartikeya|Dewa Skanda]] (Kartikeya) dan barangsiapa sanggupyang memakainya maka ia akan menjadi penyebab kematian Bisma.
 
Drupada melarang semua warganya agar tidak menyentuh untaian bunga peninggalan Amba. Sampai beberapa tahun kemudian, putri sulung Drupada yang bernama [[Srikandi]] berani mangambil dan memakainya sebagai kalung. Adapun Srikandi tidak lain adalah [[reinkarnasi]] dari Amba sendiri. Srikandi tertarik mempelajari ilmu perang. Dalam kitab ''[[Udyogaparwa]]'' dikisahkan, atas bantuan seorang [[yaksa]], ia mengalami pergantian kelamin menjadi laki-laki. Meskipun demikian, ia tidak bisa menjadi pria seutuhnya sehingga lebih cenderung seperti seorang [[waria]].
 
== Awal Permusuhan dengan Drona ==
Srikandi tertarik mempelajari ilmu perang. Atas kehendak dewata, ia pun mengalami pergantian kelamin menjadi laki-laki. Meskipun demikian, ia tidak bisa menjadi pria seutuhnya sehingga lebih cenderung seperti seorang waria.
[[Berkas:Pandava in Drupada court.jpg|kirika|jmpl|300px275px|Gambar para [[Pandawa]] di istana Drupada (berbaju merah muda), dalam sebuah lukisan kuno dari [[Himachal Pradesh]], [[India]]. Dibuat sekitar akhir [[abad ke-18]].]]
 
== Awal Permusuhan dengan Drona ==
[[Berkas:Pandava in Drupada court.jpg|kiri|jmpl|300px|Gambar para [[Pandawa]] di istana Drupada (berbaju merah muda), dalam sebuah lukisan kuno dari [[Himachal Pradesh]], [[India]]. Dibuat sekitar akhir [[abad ke-18]].]]
[[Drona]] yang telah menikah dengan Krepi dikaruniai seorang putra bernama [[Aswatama]]. Demi untuk mencukupi makanan istri dan anaknya yang masih kecil, Drona datang ke [[Kerajaan Pancala|Pancala]] meminta Drupada menepati janji persahatannya dulu. Namun, Drupada justru menghina Drona dengan mengatakan kalau persahabatan hanya berlaku di antara orang-orang yang sederajat.
 
Drona kecewa dan menetap di [[Hastinapura]], ibukota [[kerajaan Kuru]]. Di sana ia menjadi guru para pangeran [[Korawa]] dan [[Pandawa]]. Beberapa tahun kemudian, Drona mengirim para Korawa untuk menangkap Drupada. Meskipun Korawa membawa banyak pasukan Hastinapura, tetapi Drupada dengan dibantu panglimanya yang bernama [[Satyajit]] berhasil memukul mundur mereka semua.
 
ParaSetelah Pandawakekalahan gantiKorawa, para Pandawa berangkat untuk menyerang Pancala. meskipunMeskipun tanpa membawa pasukan, kelima putra [[Pandu]] tersebut berhasil menangkap Drupada dan menyerahkannya kepada Drona. denganDengan demikian, Drona telah berhasil merebut kekuasaan Pancala. Ia pun memberikan setengah dari wilayah kekuasaannya tersebut kepada Drupada.<ref>{{Cite book|last=Mani|first=Vettam|url=https://books.google.com/books?id=mvXsDwAAQBAJ&pg=PA252&dq=arjuna+defeated+drupada#q=arjuna%20defeated%20drupada|title=Puranic Encyclopedia: A Comprehensive Work with Special Reference to the Epic and Puranic Literature|date=2015-01-01|publisher=Motilal Banarsidass|isbn=978-81-208-0597-2|language=en}}</ref>
 
== KelahiranUpacara Pembunuhmemohon Dronaanak ==
Drupada merasa sangat terhina atas perlakuan [[Drona]] kepadanya. Ia juga iri mengetahui Drona memiliki banyak murid yang patuh dan setia, sedangkan dirinya hanya memiliki seorang anak yang bersifat waria. Drupada kemudian bertapa di hutan dan bertemu dua orang pendeta bernama Yodya dan Upayodya. Keduanya sanggup membantu Drupada. Maka diadakanlah upacara ''putrakama'' yang dipimpin oleh kedua pendeta tersebut. Dari dalam api pengorbanan kemudian muncul seorang pemuda membawa senjata lengkap, disusul seorang putri cantik di belakangnya. Drupada mengakui keduanya sebagai anak. Yang laki-laki diberi nama [[Drestadyumna]], sedangkan yang perempuan diberi nama [[Dropadi|Kresna]] (कृष्ण ''Kṛṣṇa'', arti harfiah: 'hitam'), tetapi kemudian lebih terkenal dengan sebutan [[Dropadi]] (द्रौपदी ''Draupadī''), yang bermakna "anak Drupada".<ref>{{cite book|last=Bonnefoy|first=Yves|title=Asian Mythologies|url=https://books.google.com/books?id=r4I-FsZCzJEC&pg=PA56|year=1993|publisher=University of Chicago Press|isbn=978-0-226-06456-7|page=56}}</ref>
Drupada merasa sangat terhina atas perlakuan [[Drona]] kepadanya. Ia juga iri mengetahui Drona memiliki banyak murid yang patuh dan setia, sedangkan dirinya hanya memiliki seorang anak yang bersifat waria.
 
Drupada kemudian bertapa di hutan di mana ia bertemu dua orang pendeta bernama Yodya dan Upayodya. Keduanya sanggup membantu Drupada mencapai cita-citanya.
 
Maka diadakanlah upacara ''putrakama'' yang dipimpin oleh kedua pendeta tersebut. Dari dalam api pengorbanan kemudian muncul seorang pemuda membawa senjata lengkap. Disusul berikutnya seorang putri cantik di belakangnya. Drupada mengakui keduanya sebagai anak. Yang laki-laki diberi nama [[Drestadyumna]], sedangkan yang perempuan diberi nama [[Dropadi|Kresna]], tetapi kemudian lebih terkenal dengan sebutan [[Dropadi]], yang bermakna "anak Drupada".
 
Drestadyumna kemudian berguru kepada Drona, musuh ayahnya. Drona menyadari bahwa Drestadyumna dilahirkan ke dunia untuk membunuhnya. Namun ia tetap menerimanya sebagai murid dan mengajarinya segala jenis ilmu perang sebagaimana ia telah mengajari [[Korawa]] dan [[Pandawa]] sebelumnya.
 
== Sayembara untuk DropadiKeluarga ==
Berbagai versi ''Mahabharata'' mengandung catatan yang berbeda tentang jumlah dan nama anggota keluarga Drupada. Dalam kebanyakan versi, nama anak-anaknya ialah: [[Drestadyumna]], [[Srikandi]], dan [[Dropadi]]. Kadangkala [[Satyajit]] juga disebut sebagai anaknya. Dalam beberapa versi, [[Utamoja]] dan [[Yudamanyu]] disebut sebagai dua putra Drupada yang menjadi pelindung sisi kanan dan kiri [[kereta perang]] [[Arjuna]]. Versi Chatahurduri menyebutkan bahwa Drupada memiliki 12 anak; lima di antaranya, yang tidak lazim disebut sebagai anak Drupada adalah: Kumara, Wreka, Pancalya, Surata, Satrunjaya.<ref name="sushmajee">[http://www.sushmajee.com/biographies/bio-C-D/drupad.htm Story of Drupad<!-- Bot generated title -->] {{webarchive |url=https://web.archive.org/web/20120628190609/http://www.sushmajee.com/biographies/bio-C-D/drupad.htm |date=28 June 2012 }}</ref> Janamejaya adalah keponakan Drupada, dan menjadi mertua [[Pancakumara|Pratiwindya]].<ref name="sushmajee"/>
Kecantikan [[Dropadi]] yang luar biasa membuat banyak orang ingin menikahinya. Drupada pun mengadakan sayembara memanah untuk memilih siapa yang paling tepat menjadi menantunya. Sayembara tersebut hampir saja dimenangkan oleh [[Karna]], sahabat para [[Korawa]]. Namun Dropadi dengan tegas menolak menjadi istri anak seorang [[kusir]] [[kereta]].
 
== Sayembara Dropadi ==
Karna yang sakit hati mengumumkan bahwa Dropadi akan menjadi perawan tua karena sayembaranya terlalu sulit dan tidak ada lagi yang mampu memenangkannya. Drupada merasa khawatir mendengar ucapan Karna. Ia pun membuka pendaftaran baru untuk mengikuti sayembara memanah yang berhadiahkan Dropadi. Pendaftaran ini tidak hanya sebatas untuk kaum [[ksatriya]] saja, melainkan siapa saja boleh mendaftar.
[[File:The Swayamvara of Panchala's princess, Draupadi.jpg|ka|jmpl|275px|Ilustrasi sayembara memperebutkan Dropadi.]]
Kecantikan [[Dropadi]] yang luar biasa membuat banyak orang ingin menikahinya. Drupada pun mengadakan sayembara memanah untuk memilih [[kesatria]] mana yang paling tepat untuk menjadi menantunya. Sayembara tersebut hampir saja dimenangkan oleh [[Karna]], sahabat para [[Korawa]]. Namun Dropadi dengan tegas menolak menjadi istri anak seorang [[kusir]] [[kereta]]. Karna yang sakit hati mengumumkan bahwa Dropadi akan menjadi perawan tua karena sayembaranya terlalu sulit dan tidak ada lagi kesatria yang mampu memenangkannya. Versi lain menceritakan bahkan Karna pun tidak mampu memenangkan sayembara tersebut.<ref>{{Cite web|url=http://www.sacred-texts.com/hin/mbs/mbs01179.htm|title=The Mahabharata in Sanskrit: Book 1: Chapter 179|website=www.sacred-texts.com|access-date=2018-01-15}}</ref> Kemudian Drupada mengumumkan siapa saja yang hadir di sana boleh untuk mengikuti sayembara, yang sebelumnya hanya terbatas untuk kaum kesatria saja.
 
Akhirnya yang berhasil memenangkan sayembara memanah ialah [[Arjuna]], salah satu dari lima [[Pandawa]] yang saat itu sedang menyamar menjadi pendeta[[brahmana]] muda. Dropadi pun diserahkan kepadanya. Namun karena kesalahpahaman, ia diperistri oleh kelima Pandawa sekaligus. DenganMengetahui katahal laintersebut, sejakDrupada saatawalnya itutidak setuju, karena ia lebih mendukung Arjuna sebagai menantunya. Akhirnya [[Yudistira]] meyakinkan Drupada, menjadiditambah mertualagi persetujuan dari [[Byasa]] ([[resi]] bijak yang masyhur kesaktiannya) dan [[Kresna]] (orang bijak yang dihormati), maka Drupada merestui pernikahan Dropadi dengan kelima Pandawa.<ref>{{cite limabook |last=Kapoor|first=Subodh|title=The Indian Encyclopaedia|url=https://books.google.com/books?id=0Ukyp-gbtHcC&pg=PA6894|year=2002|publisher=Cosmo Publications|isbn=978-81-7755-257-7|page=6894}}</ref>
 
== Kematian di Kurukshetra ==
Beberapa tahun kemudian terjadi [[perang di Kurukshetra|perang saudara besar-besaran]] antara keluarga [[Pandawa]] melawan [[Korawa]] di [[Kurukshetra]], [[India Utara]]. Dalam hal ini Drupada bertindak sebagai salah satu sekutu penting para Pandawa, sedangkan [[Drona]] berada di pihak Korawa. [[Bisma]] menyebut Drupada sebagai salah satu ''maharathi'' pihak Pandawa.<ref name="urday2">{{cite web |url=http://www.urday.in/mpermission.htm |title=MAHABHARATA - Yudhistra's Permission |publisher=urday.in |accessdate=2015-05-20 |url-status=dead |archiveurl=https://web.archive.org/web/20140531041757/http://www.urday.in/mpermission.htm |archivedate=31 May 2014 |df=dmy-all }}</ref>
 
[[Perang di Kurukshetra]] atau [[Baratayuda]] memakan waktu lebih dari sehari. Pada hari ke-15, Drona bertanding melawan [[Wirata]] raja [[Kerajaan Matsya]]. Dalam pertempuran tersebut Wirata tewas. Drupada kemudian maju menghadapi Drona. Pertempuran antara keduanya akhirnya dimenangkan oleh Drona. Drupada tewas di tangan bekas sahabatnya.
 
Drona sendiri akhirnya tewas pula pada hari yang sama setelah kepalanya dipenggal oleh [[Drestadyumna]] putra Drupada.
 
[[Perang di Kurukshetra]] atau ''[[BaratayudaBharatayuddha]]'' memakan waktu lebih18 dari seharihari. Pada hari ke-15, Drona bertanding melawan [[Wirata]], raja [[Kerajaan Matsya]]. Dalam pertempuran tersebut Wirata tewas. Drupada kemudian maju menghadapi Drona. Pertempuran antara keduanya akhirnya dimenangkan oleh Drona. Drupada tewas di tangan bekas sahabatnya. Drona sendiri akhirnya tewas pula pada hari yang sama setelah kepalanya dipenggal oleh [[Drestadyumna]] putra Drupada.<ref name="google">{{cite book|title=The Mahabharata, Book 7: Drona Parva |author=Ganguli, K.M.|date=2014|publisher=Netlancers Inc|url=https://books.google.com/books?id=HLLrAgAAQBAJ }}</ref>
== Versi Pewayangan Jawa ==
Dalam [[wayang|pewayangan]] [[Jawa]], Drupada mewarisi [[Kerajaan Pancala]] bukan dari ayahnya melainkan dari mertuanya. Menurut versi ini, Drupada adalah sepupu [[Drona]]. Ayahnya bernama Resi Dwapara merupakan kakak dari Resi Baradwaja, ayah Drona. Drupada sendiri memiliki nama asli Sucitra.
 
== Versi Pewayanganpewayangan Jawa ==
Pada suatu hari Sucitra pergi meninggalkan negeri Atasangin untuk mengabdi kepada [[Pandu]] raja [[Kerajaan Hastina]]. Pandu menyukai tingkah laku Sucitra dan manganggapnya sebagai saudara. Sucitra kemudian didaftarkan sayembara di Pancala, yaitu mengalahkan [[Gandamana]] putra Gandabayu, raja negeri tersebut. Adapun hadiah sayembara ialah kakak perempuan Gandamana yang bernama Gandawati.
Dalam [[wayang|pewayangan]] [[Jawa]], Drupada mewarisi [[Kerajaan Pancala]] bukan dari ayahnya melainkan dari mertuanya. Menurut versi ini, Drupada adalah sepupu [[Drona]]. Ayahnya bernama Resi Dwapara merupakan kakak dari Resi Baradwaja, ayah Drona. Drupada sendiri memiliki nama asli '''Sucitra'''.
 
Pada suatu hari Sucitra pergi meninggalkan negeri Atasangin untuk mengabdi kepada [[Pandu]], raja [[Kerajaan Hastina]]. Pandu menyukai tingkah laku Sucitra dan manganggapnya sebagai saudara. Sucitra kemudian didaftarkan sayembara di Pancala, yaitu mengalahkan [[Gandamana]] putra Gandabayu, raja negeri tersebut. Adapun hadiah sayembara ialah kakak perempuan Gandamana yang bernama Gandawati. Sucitra yang sudah dibekali pusaka berwujud ''sumping'' (perhiasan telinga) milik Pandu akhirnya berhasil mengalahkan Gandamana yang terkenal sakti. Ia pun berhak menikahi Gandawati. Bahkan, setelah Gandabayu meninggal, Sucitra naik takhta sebagai raja Pancala karena Gandamana memilih mengabdi kepada Pandu sebagai [[patih]].
 
Sucitra yang telah resmi menjadi raja Pancala memakai gelar Prabu Drupada. Dari perkawinannya dengan Gandawati lahir tiga orang anak yang urutannya berbeda dengan versi aslinya. Mereka adalah [[Drupadi]], [[Srikandi]], dan [[Drestadyumna]].
 
Kematian Drupada versi pewayangan juga terjadi dalam perang [[BaratayudaBharatayuddha]],. diDiceritakan manabahwa ia tewas terkena panah pusaka Simbarmanyura milik Drona pemberian gurunya, yaitu [[Parasurama|Ramaparasu]].
 
== Lihat pula ==
* [[Kerajaan PanchalaPancala]]
* [[Dropadi]]
* [[Amba]]
* ''[[Dronaparwa]]''
 
== Referensi ==
{{reflist}}
 
{{Tokoh Mahabharata}}