Bligo, Ngluwar, Magelang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
TXiKiBoT (bicara | kontrib)
Baris 31:
Penduduk asli dukuhan ini adalah bercocok tanam ([[petani]]) karena saluran irigasi sudah terbangun sejak jaman kolonial [[Belanda]] dan [[Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat]], sehingga dukuhan ini termasuk lahan pedukuhan yang sangat subur.
 
Sebenarnya Dukuh Blaburan sangat potensial untuk [[perikanan]] darat, sebab irigasi teknis terjamin ketersediannya sepanjang tahun di segala musim, namun belum dikembangkan secara maksimal. Perhatian para pengusaha dan pemilik modal mungkin bisa mengembangkan potensi sumber daya alam dan sumberdaya manusia yang tersedia. Diantaranya tambak dan resto air, selama ini yang berkembang adalah tambak tapi belum maksimal, mengingat potensi yang ada cukup besar. Lahan basah mencapai 353500 hektar walau dalam kondisi kemarau cukup mendapat air.
 
Disamping komoditas [[padi]], Dukuh Blaburan ini juga mempunyai komoditas [[tembakau]] jika di musim [[kemarau]], dan juga penghasil [[sayur|sayur-sayuran]]. Buah-buahan yang banyak ditemukan di dukuh ini adalah [[rambutan]], [[jambu air]], dan [[mangga]].
Baris 37:
Seiring dengan kemajuan [[pendidikan]] di [[Kota Yogyakarta]] maka Dukuhan Blaburan, yang jaraknya hanya 15 km dari Pusat Kota Yogyakarta, masyarakatnya juga ikut maju di bidang pendidikan. Jumlah [[sarjana]] di desa ini mencapai hampir 50% dari jumlah peduduk atau kira-kira 1300 orang. Disamping itu, semua anak usia sekolah tidak ada yang tidak bersekolah dan jumlah [[mahasiswa]] setiap tahun meningkat.
 
Akibatnya Dukuhan Blaburan ini di wilayah desa Bligo mempunyai sebutan sebagai dukuhan terpelajar. Di samping itu, organisasi masyarakat (seperti AMRA / ''Angkatan Muda Blaburan'') di Blaburan paling maju di antara padukuhan sekecamatan Ngluwar. Dalam sejarah beberapa kali juara lomba baik tingkat [[kecamatan]] maupun [[kabupaten]]. Struktur organisasi AMRA dijabat rata-rata oleh sarjana.
 
{{kelurahan-stub}}