Djong (kapal): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Referensi
Referensi dan catatan
Baris 41:
Ahli astronomi Yunani dari Alexandria, [[Ptolemy|Claudius Ptolemaeus]], pada sekitar tahun 100 masehi dalam karyanya ''[[Geografi (Ptolemaeus)|Geography]]'' berkata bahwa kapal besar datang dari Timur India. Ini dikonfirmasi juga oleh buku tak berpengarang yaitu ''Periplus Marae Erythraensis''. Keduanya menyebutkan sebuah jenis kapal yang disebut ''kolandiaphonta'' (juga dikenal sebagai ''kolandia'', ''kolandiapha'', dan ''kolandiapha'' ''onta''),<ref>{{Cite book|title=The Indianized States of South-East Asia|last=Coedès|first=George|publisher=University of Hawaii Press|year=1968|isbn=9780824803681|location=|pages=}}</ref>{{rp|29, 273}}<ref name=":16" />{{rp|41}} yang merupakan transkripsi langsung dari kata Cina ''K'un-lun po'' - yang berarti kapal "Kun-lun", nama Cina untuk Sumatra dan/atau Jawa.<ref name=":16">{{Cite book|title=The Phantom Voyagers: Evidence of Indonesian Settlement in Africa in Ancient Times|last=Dick-Read|first=Robert|publisher=Thurlton|year=2005|isbn=|location=|pages=}}</ref>{{rp|27-28}}
 
Buku abad ke-3 berjudul "Hal-Hal Aneh dari Selatan" (南州異物志) karya Wan Chen (萬震) mendeskripsikan kapal yang mampu membawa 600-700 orang bersama dengan lebih dari 10.000 ''hu'' (斛) kargo (menurut berbagai interpretasi, berarti 250-1000 ton - 600 ton bobot mati menurut Manguin).<ref name=":2" />{{Rp|262}} Kapal ini bukan berasal dari Cina, namun mereka berasal dari K'un-lun (berarti "kepulauan di bawah angin" atau "negeri Selatan"). Kapal-kapal yang disebut ''K'un-lun po'' (atau ''K'un-lun bo''), yang besar lebih dari 50 meter panjangnya dan tingginya di atas air 5,2-7,8 meter.<ref group="catatan">Dalam naskah aslinya, panjang kapal ditulis sebagai 20 ''chang'' atau lebih dan lambung bebasnya 2-3 ''chang''. Di sini 1 ''chang'' (atau ''zhang'') diambil sebagai 2,6 meter.</ref> Bila dilihat dari atas kapal-kapal itu serupa galeri-galeri yang diatapi.<ref name=":11">{{Cite journal|last=Christie|first=Anthony|date=1957|title=An Obscure Passage from the "Periplus: ΚΟΛΑΝΔΙΟϕΩΝΤΑ ΤΑ ΜΕΓΙΣΤΑ"|url=|journal=Bulletin of the School of Oriental and African Studies, University of London|volume=19|pages=345-353|via=JSTOR}}</ref>{{rp|347}} Dia menjelaskan desain layar kapal sebagai berikut:
<blockquote>"Orang-orang yang berada di luar penghalang, sesuai dengan ukuran kapalnya, terkadang memasang (sampai sebanyak) empat layar yang mereka bawa secara berurutan dari haluan ke buritan. (...) Keempat layar itu tidak menghadap ke depan secara langsung, tetapi diatur secara miring, dan diatur sedemikian rupa sehingga semuanya dapat diperbaiki ke arah yang sama, untuk menerima angin dan menumpahkannya. Layar-layar yang berada di belakang layar yang menghadap arah angin menerima tekanan angin, melemparkannya dari satu ke yang lain, sehingga mereka semua mendapat keuntungan dari kekuatannya. Jika sedang badai, (para pelaut) mengurangi atau memperbesar permukaan layar sesuai dengan kondisi. Sistem layar miring ini, yang memungkinkan layar untuk menerima angin dari satu dan lainnya, menghindarkan kecemasan yang terjadi ketika memiliki tiang tinggi. Dengan demikian kapal-kapal ini berlayar tanpa menghindari angin kencang dan ombak besar, dengan itu mereka dapat mencapai kecepatan tinggi." - Wan Chen, Hal-Hal Aneh dari Selatan<ref>"''Strange Things of the South''", Wan Chen, dari Robert Temple</ref><ref name=":2" />{{rp|262}}</blockquote>
 
Sebuah buku dari tahun 260 masehi yang dibuat K'ang T'ai (康泰) menjelaskan kapal berlayar tujuh yang disebut ''po'' untuk mengangkut kuda yang bisa melakukan perjalanan sejauh [[Suriah]]. Dia juga membuat rujukan untuk perdagangan [[muson]] antara pulau-pulau (atau kepulauan), yang memakan waktu satu bulan dan beberapa hari dalam sebuah po besar.<ref name=":11" />{{rp|347}} Kata "po" ini bukan bahasa Cina, melainkan berasal dari kata [[perahu]]. Perlu diketahui bahwa kata "perahu" sebelum abad ke-17 merujuk pada kapal-kapal besar.<ref>{{Cite journal|last=Rafiek|first=M.|date=December 2011|title=Ships and Boats in the Story of King Banjar: Semantic Studies|url=|journal=Borneo Research Journal|volume=5|pages=187-200|via=}}</ref>{{rp|193}}
 
[[Faxian]] (Fa Hsien) dalam perjalanan pulangnya ke Cina dari India (413-414) menaiki sebuah kapal yang berisi 200 penumpang dan pelaut dari K'un-lun yang menarik kapal yang lebih kecil. Topan menghantam dan memaksa sebagian penumpang untuk pindah ke kapal yang lebih kecil, akan tetapi awak kapal kecil takut kapalnya akan kelebihan muatan, dan melepas tali pengikat untuk berpisah dari kapal besar. Untungnya kapal besar tidak tenggelam dan menjadikan penumpangnya terdampar di Ye-po-ti (Yawadwipa - Jawa).<ref group="catatan">Beberapa peneliti percaya Yepoti ini adalah Kalimantan.</ref> Setelah 5 bulan, awak dan penumpangnya membangunmenaiki kapal barulain yang sebanding dalam ukurannya untuk berlayar ke Cina.<ref>{{Cite book|last=Groeneveldt|first=W.P.|year=1877|title=Notes on the Malay Archipelago and Malacca, Compiled from Chinese Sources|location=Batavia|publisher=Transactions of the Batavian Society of Arts and Science|isbn=|pages=}}</ref>{{rp|131-132}}<ref>{{Cite book|last=Micheal Jacq-Hergoualc'h|year=2002|url=https://archive.org/details/malaypeninsulacr00jacq|title=The Malay Peninsula: Crossroads of the Maritime Silk-Road (100 BC-1300 AD)|location=|publisher=BRILL|isbn=|pages=[https://archive.org/details/malaypeninsulacr00jacq/page/n90 51]–52|url-access=limited}}</ref>
 
 
 
Pada I-ch’ieh-ching yin-i, sebuah kamus yang disusun oleh Huei-lin sekitar 817 M, po disebutkan beberapa kali:<blockquote>"Ssu-ma Piao, dalam komentarnya pada Chuang Tzü, mengatakan bahwa kapal laut besar disebut dengan "po". Menurut Kuang Ya, Po adalah kapal pengarung samudera. Ia memiliki ''draft'' (kedalaman) 60 kaki (18 m).<ref group="catatan">Bisa jadi ada kesalahan terjemahan. Kapal dengan [[Draft|kedalaman]] seperti itu jelas tidak masuk akal. Ia bisa jadi merujuk pada tinggi lambung kapal, dari lunasnya sampai ke dek teratas. Pelliot mengusulkan agar ukuran itu diterjemahkan sebagai "enam atau tujuh kaki". Lihat Pelliot, Paul. "Quelques textes chinois concernant l'Indochine hindouisśe." 1925. In: ''Etudes Asiatiques, publiées à l'occasion du 25e anniversaire de l'EFEO''.- Paris: EFEO, II: 243-263. p. 258.</ref> Kapal ini cepat dan membawa 1000 orang beserta barang dagangannya. Kapal itu juga disebut k'un-lun-po.<br>Dengan kulit kayu pohon kelapa yang berserat, mereka membuat tali yang mengikat bagian-bagian kapal menjadi satu (...). Paku dan penjepit tidak digunakan, karena khawatir panasnya besi akan menimbulkan kebakaran. Kapal-kapal itu dibangun dengan memasang beberapa lapis papan samping, karena papan-papan itu tipis dan mereka khawatir akan patah. Panjangnya lebih dari 60 meter (...). Layar dikibarkan untuk memanfaatkan angin, dan kapal-kapal ini tidak dapat digerakkan oleh kekuatan manusia saja."<ref name=":2" />{{rp|262}}</blockquote>''Kuang'' ''Ya'' adalah kamus yang disusun oleh Chang I sekitar 230 M, sedangkan Ssu-ma Piao hidup dari sekitar tahun 240 hingga sekitar 305 M.<ref name=":11" /><br>