Takdir dalam Islam: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Voices (bicara | kontrib)
Voices (bicara | kontrib)
Baris 69:
Namun hal ini tidak mutlak benar adanya, harus dibedakan mana itu sunnatullah dan mana itu kehendak Allah. Apa tidak mungkin orang kaya tanpa bekerja? Beberapa kita temui dimana seseorang mendapat rezeki nomplok yang akhirnya dia bisa meneruskan hidupnya dari rezeki tersebut dengan berlebih dan sebaliknya berapa banyak orang sudah bekerja keras namun rezeki yang didapat tidak bertambah. Kejadian seperti banyak lagi contohnya, yang kita pikir seharusnya terjadi namun tidak terjadi. Kesimpulan ini adalah takdir yang menimpa seseorang bukanlah karena kondisi dan situasi tertentu namun mutlak karena kehendak Allah, dan Ia tidak terikat dengan aturannya namun manusia lah yang diajarkan untuk berusaha.
 
== Takdir dalam agama Kristen ==
Pengertian yang serupa dengan takdir dalam agama [[Kristen]] ditemukan khususnya dalam ajaran [[Yohanes Calvin]] tentang [[predestinasi]]. Ajaran ini secara khusus dikaitkan dengan [[keselamatan]] jiwa seseorang. Menurut Calvin, manusia telah ditetapkan [[Allah]] bahkan sejak di dalam [[kandungan]] ibunya apakah ia akan diselamatkan atau tidak. Ajaran Calvin ini selanjutnya dikembangkan oleh sejumlah pengikutnya menjadi ajaran [[predestinasi ganda]] yang menyatakan bahwa sebagian manusia telah ditetapkan untuk [[keselamatan|diselamatkan]], sementara sebagian lagi ditetapkan untuk [[neraka|hukuman kekal]].
 
Calvin sendiri sebetulnya tidak menganggap ajaran predestinasi ini sebagai ajaran yang utama. Di masa kini ajaran predestinasi maupun predestinasi ganda telah banyak ditinggalkan oleh Gereja-gereja [[Calvinis]]. Hanya beberapa aliran Calvinis konservatif yang masih mempertahankan ajaran ini.
 
== Kesimpulan ==