Pengeboman Palembang (1944): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k sesuaikan dengan judul artikel
Glorious Engine (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 85:
Perjalanan pesawat-pesawat ini ke Sumatra berjalan lancar. Setiap pesawat terbang sendiri-sendiri mengikuti arah langsung dari China Bay ke Pulau [[Siberut]] di barat pantai Sumatra. Setelah mencapai Siberut, pesawat-pesawat pengebom berbelok ke arah Palembang.{{sfn|Craven|Cate|1953|p=109}} Beberapa kapal perang [[Armada Timur]] Britania dan pesawat-pesawat RAF ditempatkan di sepanjang rute tersebut untuk menyelamatkan awak pesawat kalau-kalau ada yang mendarat darurat. Di antara kapal Britania yang dikerahkan adalah kapal penjelajah ringan {{HMS|Ceylon|30|6}}, kapal perusak {{HMS|Redoubt|H41|2}}, serta kapal selam {{HMS|Terrapin|P323|2}} dan {{HMS|Trenchant|P331|2}}. Kedua kapal selam ini juga bertugas sebagai [[sinyal pandu|pemandu arah]].{{sfn|Rohwer|2005|p=348}} Lima belas B-29 gagal mencapai wilayah Palembang, dan tiga di antaranya sempat menyerang sasaran lain. Dua B-29 mengebom kota minyak [[Pangkalan Brandan|Pangkalanbrandan]] (kini di Sumatra Utara) dan sebuah pesawat lainnya menyerang sebuah landasan terbang di dekat [[Kota Jambi]].{{sfn|Craven|Cate|1953|p=109}} Beberapa pesawat lain terpaksa pulang karena tidak memiliki bahan bakar yang cukup.{{sfn|Craven|Cate|1953|p=110}}
 
Sebanyak 31 [[B-29 Superfortress|pesawat B-29]] berusaha mengebom kilang [[Plaju, Palembang|Plaju]]. Awak-awak pesawat mengalami kesulitan untuk mencapai target, karena kondisi Palembang yang gelap tanpa lampu yang terang, adanya awan mendung menutupi wilayah tersebut, dan sebuah pesawat pengebom yang ditugaskan mengeluarkan [[suar]] untuk menerangi wilayah tersebut gagal mencapai sasaran. Akibatnya, para awak pesawat harus mengarahkan bom-bom mereka dengan [[radar]] atau dengan melihat lewat celah-celah di awan. Awak-awak pesawat mengabarkan terlihatnya ledakan dan api, tetapi foto-foto yang diambil dari pesawat-pesawat pengebom tidak menunjukkan gambar yang jelas.{{sfn|Craven|Cate|1953|p=109}} Delapan B-29 turun ke bawah awan untuk menjatuhkan masing-masing dua ranjau di Sungai Musi; laporan resmi AS menilai akurasi penempatan ranjau ini sebagai "sempurna".{{sfn|Craven|Cate|1953|p=109}} Ini adalah pertama kalinya B-29 digunakan untuk memasang ranjau.{{sfn|Naval Analysis Division|1946|p=13}}
 
Pihak Jepang menembaki pesawat-pesawat AS ini saat berada di wilayah Palembang menggunakan [[meriam]] dan [[pertahanan udara|roket antipesawat]] serta menerbangkan pesawat-pesawat tempur. Pasukan AS mencatat setidaknya 37 pesawat Jepang yang terlihat, termasuk beberapa yang memburu rombongan pengebom hingga 550 km. Namun, usaha ini tidak membuahkan hasil dan tak ada pesawat B-29 yang mengalami kerusakan akibat tembakan Jepang.{{sfn|Craven|Cate|1953|p=109}}
 
Salah satu pesawat B-29 mendarat darurat di laut sekitar 140 km dari China Bay saat kehabisan bahan bakar dalam perjalanan pulang. Awak pesawat mengirimkan pesan [[SOS]] sebelum pesawatnya jatuh di air, sehingga pasukan Sekutu melakukan pencarian intensif di wilayah tersebut. Seorang juru senjata dari pesawat tersebut tewas, tetapi awak lainnya diselamatkan pada pagi hari 12 Agustus.{{sfn|Craven|Cate|1953|p=110}} Pesawat ini adalah satu-satunya kerugian yang diderita dalam operasi ini; hasil ini lebih baik dari rencana Sekutu yang memperkirakan bahwa beberapa B-29 akan harus mendarat darurat akibat kehabisan bahan bakar.{{sfn|Craven|Cate|1953|pp=109–110}} Misi ini berjalan selama sekitar 19 jam dan misi pemasangan ranjau di [[Sungai Musi]] dianggap sebagai misi tempur terjauh dalam Perang Pasifik.{{sfn|Toh|2020|p=110}}
 
Pengeboman [[Nagasaki]] yang terjadi pada malam yang sama ternyata tidak berhasil. Sebanyak 24 B-29 mengebom kota tersebut, tetapi hanya menimbulkan kerusakan kecil. Dua pesawat lainnya harus pulang setelah lepas landas dari lapangan perintis di Tiongkok, dan tiga lainnya harus menyerang target cadangan. Semua pesawat yang dikerahkan dalam misi tersebut berhasil pulang ke pangkalan.{{sfn|Craven|Cate|1953|p=111}}{{sfn|Mann|2009|p=40}}
 
== Dampak dan kelanjutan ==