Kerajaan Tamiang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 6:
Sebelum islam masuk ke tamiang, wilayah ini pada umumnya masih dalam pengatruh hindu-budha kala itu. Hal ini ditandai dengan adanya penjelasan tentang kerajaan tamiang yang terdapat pada prasasti sriwijaya.<ref name=":0" /> Pada Awal abad ke-14 sekelompok [[Dai|da'i]] atau disebut juga dengan pengkhotbah Islam dikirim ke Tamiang oleh [[Kesultanan Samudera Pasai|Sultan Samudra Pasai.]] Raja yang berkuasa di tamiang ketika itu beranama Po dinok. Ia tidak mendukung kedatangan kelompok ini pendakwah islam tersebut. Ia kemudian menyerang kelompok tersebut, tetapi kalah dan akhirnya meninggal. Setelah penaklukan tersebut maka terjadi proses islamisasi masyarakat kerajaan Tamian pra islam menjadi islam. Proses islamisasi ini berlangsung secara damai sehingga terpilihlah Raja Muda Sedia (1330-1352 M) sebagai raja pertama Kerajaan Islam Tamiang. Pada masa Raja Muda Sedia (1330- 1352 M) sistem pemerintahan Kerajaan Islam Tamiang adalah sistem pemerintahan berdasarkan pewarisan atau turun termurun. Struktur pemerintahan Kerajaan Islam Tamiang dipengaruhi oleh Samudera Pasai dan Aceh Darussalam. Bentuk peradaban yang dibangun oleh raja untuk Kerajaan Islam Tamiang bertujuan untuk memenuhi kepentingan rakyat Tamiang. Hal ini dibuktikan dengan pembangunan kekuatan militer dan pelayaran serta perdagangan yang menunjukkan bahwa kekuasaan para raja untuk tindakan yang mengarah kepada kemaslahatan rakyat Tamiang. Peradaban yang dihasilkan oleh Kerajaan Islam Tamiang tidak hanya di bidang militer dan perdagangan saja melainkan di bidang kebudayaan dan sarana ilmu pengetahuan seperti; meunasah, bahasa Tamiang, pakaian dan kesenian.<ref>{{Cite book|last=Koestoro|first=Lucas Partanda|last2=Restiyadi|first2=Andri|last3=Ratna|first3=-|last4=Afkhar|first4=Indra|last5=Setyaningsih|first5=Rita Margaretha|date=2009|url=http://repositori.kemdikbud.go.id/8652/|title=Berita penelitian arkeologi No. 22 : situs dan objek arkeologi-historis Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam|location=Medan|publisher=Balai Arkeologi Medan|language=id}}</ref><ref name=":1">{{Cite journal|last=MUHAMMAD IQBAL|first=NIM 09120097|date=2014-04-11|title=KERAJAAN ISLAM TAMIANG DI ACEH ABAD KE XIV - XVI|url=http://digilib.uin-suka.ac.id/13069/|language=en|publisher=UIN SUNAN KALIJAGA}}</ref>
 
Kerajaan tamiang pernah menjadi kerajaan terkenal yang mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Raja Muda Sedia yang memerintah pada tahun1330 -1366. Pada saat itu wilayah kekuasaan kerjaan tamiang meliputi kawasan Aceh bagian timur dengan batas-batas sebagai berikut: di sebelah utara berbatas dengan Sungai Raya/Selat Malaka, di sebelah berbatasan dengan Besitang, kemudian di sebelah timur juga berbatasa dengan selat malaka dan di sebelah barat berbatas dengan Gunung Segama (Gunung Bendahara/Wilhelmina Berte). Akhir masa pemerintahan Raja Muda Sedia diwarnai dengan cerita tentang serangan Kerajaan Majapahit terhadap Kerajaan Benua Tamiang. Setelah kondisi kerajaan kembali pulih, Muda Sedinu memerintah di sana dan memindahkan pusat pemerintahan ke Pagar Alam, di sekitar Simpang Jernih. Selanjutnya Muda Sedinu digantikan oleh Raja Po Malat (1369--1412).<ref name=":2">{{Cite book|last=Koestoro|first=Lucas Partanda|last2=Restiyadi|first2=Andri|last3=Ratna|first3=-|last4=Afkhar|first4=Indra|last5=Setyaningsih|first5=Rita Margaretha|date=2009|url=http://repositori.kemdikbud.go.id/8652/|title=Berita penelitian arkeologi No. 22 : situs dan objek arkeologi-historis Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam|location=Medan|publisher=Balai Arkeologi Medan|language=id}}</ref>
 
kerajaanKerajaan Islam Tamiang mengalami kemunduran disebabkan; pertama, serangan yang dilakukan oleh tentara Majapahit terhadap wilayah Tamiang. Kedua, wilayah kekuasaan kerajaan yang selalu berpindah-pindah. Ketiga, kelemahan para penguasa Kerajaan Islam Tamiang. Keempat, merosotnya ekonomi Kerajaan Islam Tamiang. Dengan demikian berakhirnya puncak kejayaan Kerajaan Islam Tamiang pada tahun 1558 M.<ref name=":1" />
 
== Daftar raja/sultan kerajaan(kesultanan tamiang) ==
Baris 16:
* 1454 – 1490: Sultan Po Kandis
* 1490 – 1528: Sultan Po Garang
* 1528 – 1558: Pendekar Sri Mengkuta<ref name=":2" />
 
== Peninggalan ==
Pada masa pemerintahan Raja Muda Setia, kerajaan tamiang juga terbagi ke dalam dua kerajaan kecil yaitunya kerajaan karang dan kerajaan benua tunu. Keberadaan kerjaan karang tersebut berawal dari dengan diperolehnya pengkuan status kerajaan dari Sultan Ali Mughayat Syah dari Kerajaan Aceh Darussalam. Walaupun saat itu terdapat dua kerajaan kecil namun kedua kerajaan kecil tersebut tetap tunduk dan patuh kepada kerajaan tamiang. Kedua kerajaan tersebut juga memiliki peninggalan yang sangat penting yaitunya istana. Kerajaan benua tunu memiliki sebuah istana yang dikenal dengan nama Istana Benua raja. Istana tersebut saat ini berada di Desa Benua Raja. Lokasi istana ini hanya berjarak 5 kilometer dari pusat Kota Kuala Simpang. Saat ini Istana Benua Raja didiami oleh ahli waris kerajaan tersebut.<ref>{{Cite web|title=Istana Karang, Warisan Kerajaan Tamiang|url=https://aceh.tribunnews.com/2019/06/28/istana-karang-warisan-kerajaan-tamiang|website=Serambi Indonesia|language=id-ID|access-date=2020-08-30}}</ref>
 
Peninggalan lainnya ialah peninggalan dari kerajaan karang yaitunya istana karang. Istana karang ini berlokasi di Gampong Tanjung Karang, Kecamatan Karang Baru, Provinsi Aceh Tamiang. Kerajaan karang yang merupakan bagian dari kerajaan tamiang sendiri berdiri pada tahun !558M, dengan raja pertamanya yang bernama Fromsyah. Jika dilihat secara keseluruhan, istana karang mempunyai bentuk bangunan yang menunjukkan bangunan tersebut berarsitektur Eropa. Gaya arsitektur Eropa melekat pada bangunan istana karang. Hal tersebut dapat di temui pada konstruksi beton, bata, dan semen yang menjadi bahan dasar konstruksinya,<ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|title=Berlebaran di Benua Raja, Istana Islam Melayu Terbesar di Aceh Tamiang Halaman all|url=https://travel.kompas.com/read/2017/06/27/080400527/berlebaran.di.benua.raja.istana.islam.melayu.terbesar.di.aceh.tamiang|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2020-08-30}}</ref><ref name=":2" />
 
== Referensi ==