Ludwig Ingwer Nommensen: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Dikembalikan ke revisi 16851181 oleh 27christian11 (bicara): Bahasa yang tidak netral dan mengglorifikasi. (🍔) Tag: Pembatalan |
RajarFtfrf (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 15:
Kunjungan pertama ke [[Tarutung, Tapanuli Utara|Tarutung]] dilakukan pada 11 November 1863. Pada kunjungan pertama ini, Nommensen diterima oleh Ompu Pasang (Ompu Tunggul) kemudian tinggal di rumahnya yang daerahnya masuk dalam kekuasaan Raja Pontas Lumban Tobing. Dari sini Nommensen kemudian kembali ke [[Sipirok, Tapanuli Selatan|Sipirok]] untuk mempersiapkan segala sesuatunya yang diperlukan dalam pelayanannya.
Pada pertengahan tahun berikutnya, [[1864]], Nommensen dengan membawa semua perlengkapannya berangkat kembali ke Tarutung, dan tiba di Tarutung pada tanggal [[7 Mei]] 1864. Nommensen kembali ke rumah Ompu Pasang (Ompu Tunggul), tetapi dia ditolak. Di Onan Sitahuru, Nomensen duduk dan merenung di bawah sebatang pohon beringin (hariara) untuk memikirkan apa yang akan dia perbuat. Nommensen lalu pergi ke desa lain dan sampai ke di desa Raja Aman Dari Lumban Tobing. Nommensen berharap Raja Aman Dari Lumbantobing dapat mengizinkannya tinggal di atas lumbung padinya. Akan tetapi Raja Aman Lumbantobing sedang pergi
Akan tetapi, pada mulanya Raja [[Pontas Lumban Tobing]] tidak mau menerima Nommensen. Dia berusaha memengaruhi Raja-Raja di Silindung supaya menolak Nommensen. Sebaliknya, Raja Aman Dari Lumban Tobing, juga berusaha
Satu tahun kemudian, 27 Agustus 1865, Nommensen dapat melakukan
Sejalan dengan pertumbuhan Gereja di Silindung, Nommensen membuka Sekolah Guru di Pansur Napitu. Lulusan sekolah ini dijadikan menjadi guru Injil dan Guru Sekolah. Di kemudian hari, sekolah ini dipindahkan ke Sipaholon. Kemudian, Nommensen membuka pos Penginjilan baru di Sigumpar. Dari sanalah dia menyebarkan Injil bersama para pembantunya ke seluruh Toba Holbung dan Samosir.
|