Mohammad Amir: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Faldi00 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 15:
|governor2 = [[Teuku Mohammad Hasan]]
|birth_date = {{birth date|1900|1|27}}
|death_date = {{death date and age|1949|12|20|1900|1|27}}
|birth_place = {{flag icon|Belanda}}[[Sawahlunto]], [[Sumatra Barat]], [[Hindia Belanda]]
|death_place = {{flag icon|Belanda}}[[Amsterdam]], [[Belanda]]
Baris 27:
}}
 
dr. '''Mohammad Amir''' (lahir di Talawi, [[Sawahlunto]], [[Sumatra Barat]], [[27 Januari]] [[1900]] - meninggal di [[Amsterdam]], [[Belanda]], [[20 Desember]] [[1949]]) merupakan politikus dan menjabat sebagai menteri di Indonesia. Dia menjabat sebagi menteri negara pada [[Kabinet Presidensial]] pada tahun 1945. Ia juga menjadi Wakil Gubernur Sumatera mendampingi [[Teuku Mohammad Hasan]] pada Desember 1945.<ref>https://historia.id/politik/articles/yang-terpaksa-jadi-gubernur-DO4wj</ref>
 
== Asal usul ==
Baris 40:
Tanggal 14 Agustus 1945, bersama [[Teuku Mohammad Hasan]], Amir menghadiri sidang [[PPKI]] mewakili rakyat Sumatra. Pada masa pembentukan [[kabinet Presidensial]], Amir ditunjuk menjadi menteri negara bersama dengan [[Wahid Hasjim]], [[Sartono|R.M Sartono]], [[A. A. Maramis]], dan [[Otto Iskandardinata]]. Pada bulan Desember 1945, Amir diangkat menjadi wakil gubernur Sumatra mendampingi Teuku Moh. Hasan yang telah terlebih dahulu diangkat menjadi gubernur.
 
[[Revolusi Sosial Sumatra Timur|Pemberontakan sosial yang terjadi di Sumatra Timur]] menjadi ancaman bagi Amir dan keluarganya. Atas peristiwa ini Amir dipindahkan dari Medan ke [[Sabang]]. Kemudian dari kota itu, Amir diterbangkan ke [[Utrecht]], tempat ia belajar semasa muda. Karena tindakannya itu Amir dituduh sebagai pengkhianat bangsa. Pada masa akhir hidupnya, atas bantuan [[D. J. Warouw]] ia tinggal di Sulawesi, berpindah-pindah dari [[Kota Gorontalo|Gorontalo]], [[Palu]], dan akhirnya [[Makassar]].
 
== Akhir hidup ==
Pada masa akhir hidupnya, atas bantuan [[D. J. Warouw]] ia tinggal di Sulawesi, berpindah-pindah dari [[Kota Gorontalo|Gorontalo]], [[Palu]], dan akhirnya [[Makassar]]. Saat Amir menetap di Makassar tepatnya pada bulan Oktober 1949, beliau terserang penyakit jantung yang membuat dia harus ke berobat ke Belanda. Sayangnya beliau menghembuskan nafas terakhirnya karena penyakit jantung di [[Amsterdam]], Belanda pada tanggal 20 Desember 1949.<ref>>{{cite web|last = Suryadi|first = Suryadi|title = PPM #229: Putra Talawi Dr. M. Amir meninggal dunia di Belanda (20-12 1949)|url=https://niadilova.wordpress.com/2019/10/28/ppm-229-putra-talawi-dr-m-amir-meninggal-dunia-di-belanda-20-12-1949/| accessdate = 2020-08-18}}</ref>
 
== Karya ==
Baris 46 ⟶ 49:
 
== Referensi ==
{{reflist}}
 
* Amir, Moh; Boenga Rampai, Melawat ke Djawa
* Aswab Mahasis dan Ismed Natsir, Kaum cendekiawan di Indonesia:suatu sketsa sosiologi