Kerajaan Alitta: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
menambah teks dan referensi
Baris 1:
'''Kerajaaan Alitta''' adalah salah satu dari lima kerajaan yang tergabung dalam konfederasi [[Ajatappareng]]. Wilayahnya berada di bagian barat [[Danau Tempe]], [[Danau Sidenreng]] dan Danau Buaya.{{Sfn|Latif, Hussin, dan Omar|2012|p=96}} Masyarakatnya bekerja sebagai pedagang di wilayah Ajatappareng.{{Sfn|Habrianto, Madjid, dan Ridha|2019|p=23}} Kerajaan Alitta memiliki beberapa peninggalan kuno berupa sumur kuno, mata tombak, kepingan mata uang kuno, benteng tanah, dan pecahan keramik.{{Sfn|Muhaeminah dan Makmur|2015|p=6–7}}
{{Sedang ditulis}}
 
'''Kerajaaan Alitta''' adalah salah satu dari lima kerajaan yang tergabung dalam konfederasi [[Ajatappareng]]. Wilayahnya berada di bagian barat [[Danau Tempe]], [[Danau Sidenreng]] dan Danau Buaya.{{Sfn|Latif, Hussin, dan Omar|2012|p=96}}
 
== Kehidupan Masyarakat ==
Kerajaan Alitta lebih mengutamakan perdagangan dibandingkan pertanian. Bahan pangan berupa beras diperoleh dari [[Kerajaan Sawitto]], [[Kerajaan Sidenreng]], dan [[Kerajaan Rappang]]. Kegiatan utama masyarakatnya adalah mengendalikan jalur perdagangan yang menghubungkan Kerajaan Sidenreng, Kerajaan Sawitto, dan [[Kedatuan Suppa]]. Kerajaan Alitta memanfaatkan sungai yang terhubung ke Danau Sidenreng untuk berdagang. Barang-barang dagangan ini kemudian dibawa ke bandar perdagangan [[Kedatuan Suppa]].{{Sfn|Habrianto, Madjid, dan Ridha|2019|p=23}}
 
== Politik ==
Kerajaan Alitta bergabung dengan Konfederasi Ajatappareng yang dibentuk di [[Suppa, Pinrang|Suppa]] pada abad ke-16. Konfederasi ini merupakan gabungan dari kerajaan-kerajaan yang dipimpin oleh lima bersaudara. Raja [[La Pakallongi]] menjadi perwakilan Kerajaan Alitta dalam konfederasi ini.{{Sfn|Latif, Hussin, dan Omar|2012|p=97}} Tujuan dari konfederasi ini adalah untuk meningkatkan perekonomian serta menjalin persatuan dan persaudaraan di antara para anggotanya.{{Sfn|Habrianto, Madjid, dan Ridha|2019|p=20}}
 
== Peninggalan Arkeologi ==
Kerajaan Alitta memiliki beberapa peninggalan arkeologi berikut:{{Sfn|Muhaeminah dan Makmur|2015|p=6–7}}
 
* Sumur kuno dengan kedalaman 2,74 meter dan diameter 2,65 meter. Tepi sumur ini telah mengalami perbaikan berupa penambahan lapisan plester.
* Mata tombak yang berkarat dan memiliki panjang 21 cm dengan cabang sepanjang 3 cm.
* Kepingan mata uang kuno berangka tahun 1500 berhuruf arab dan bergambar ayam jantan.
* Benteng yang terbuat dari tanah. Benteng ini berbentuk dinding keliling.
* Pecahan keramik dari [[Dinasti Yuan|Yuan]] (abad 13–14), [[Dehua]] (abad 13–14), [[Sawankhalok]] (abad 14–16), [[Dinasti Ming|Ming]] (abad 15-16) dan [[Dinasti Qing|Ching]] (abad 17–18).
 
== Silsilah Raja ==
Raja-raja dari Kerajaan Alitta merupakan keturunan dari [[Kesultanan Bone|Kerajaan Bone]].{{Sfn|Razak|2015|p=86}} Pendiri Kerajaan Alitta adalah [[I Patteteng Tana’ Cella Cora’e]]. Selanjutnya kerajaan ini dipimpin oleh [[La Gojeng]] yang merupakan keponakan dari I Patteteng Tana’ Cella Cora’e. La Gojeng wafat di usia muda sehingga ia digantikan oleh anak dari I Patteteng Tana’ Cella Cora’e yang bernama [[La Massora]].{{Sfn|Lawwarani dan Alizah|2018|p=227}}
 
== Referensi ==
Baris 13 ⟶ 23:
 
== Daftar Pustaka ==
* {{cite journal|last=Habrianto, S., Madjid, M. S., dan Ridha, M. R.|first=|date=2019|title=Ekspansi Kerajaan Gowa-Tallo Ke Limae Ajatappareng Abad XVI|url=https://ojs.unm.ac.id/pattingalloang/article/download/12054/pdf|journal=Patingalloang|volume=6|issue=3|pages=23|doi=10.26858/pattingalloang.v6i3.12054|issn=2686-6463|ref={{sfnref|Habrianto, Madjid, dan Ridha|2019}}|url-status=live}}
 
* {{cite journal|last=Latif, A., Hussin, N., dan Omar, R.|first=|date=2012|title=Konsep Wanua dan Palili di Konfederasi Ajatappareng di Sulawesi Selatan|url=http://ejournal.ukm.my/gmjss/article/download/20570/6458|journal=Malaysia Journal of Society and Space|volume=8|issue=7|pages=96–103|doi=|issn=2180-2491|ref={{sfnref|Latif, Hussin, dan Omar|2012}}|url-status=live}}
* {{cite journal|last=Habrianto,Lawwarani. SM., Madjid, MA. SA., dan RidhaAlizah, M. RN.|first=|date=20192018|title=EkspansiMaccera KerajaanSiwanua: Gowa-TalloTradisi KeMenyucikan LimaeKampung Ajatapparengdan Pesta Rakyat di Desa Alitta, Kecamatan Matiro Bulu, AbadKabupaten XVIPinrang|url=https://ojsjurnalwalasuji.unmkemdikbud.acgo.id/pattingalloangindex.php/walasuji/article/download/1205433/pdf18|journal=PatingalloangWalasuji|volume=69|issue=31|pages=23225–235|doi=10.2685836869/pattingalloangwjsb.v6i3v9i1.1205433|issn=26862502-64632229|ref={{sfnref|Habrianto, Madjid,Lawwarani dan RidhaAlizah|2019)2018}}|url-status=live}}
* {{cite journal|last=Muhaeminah dan Makmur|date=2015|title=Masa Awal hingga Berkembangnya Kerajaan Ajatappareng (Abad 14–18)|url=https://purbawidya.kemdikbud.go.id/index.php/jurnal/article/view/P4%282%292015-5/60|journal=Purbawidya|volume=4|issue=2|pages=1–13|doi=|issn=2528-3618|ref={{sfnref|Muhaeminah dan Makmur|2015}}|url-status=live}}
* {{cite journal|last=Razak, F. S. H|date=2015|title=Pergulatan Etnis dalam Pemekaran Daerah (Studi Kasus: Wacana Pemekaran Pinrang Utara)|url=http://journal.unhas.ac.id/index.php/government/article/download/107/pdf|journal=Government: Jurnal Ilmu Pemerintahan|volume=8|issue=2|pages=83–92|doi=|issn=2503-4952|ref={{sfnref|Razak|2015}}|url-status=live}}
 
[[Kategori:Kerajaan di Sulawesi Selatan]]