Kesultanan Banten: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Pengembalian manual Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler mengosongkan halaman [ * ]
k ←Suntingan 114.79.4.42 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh David Wadie Fisher-Freberg
Tag: Pengembalian
Baris 1:
{{Infobox Former Country
| conventional_long_name = ''Kesultanan Banten''
| common_name = Banten
| native_name = Kasultanan Banten
| continent = moved from Category:Asia to Southeast Asia
| image_flag = Flag of the Sultanate of Banten.svg
| region = Asia Tenggara
| image_map = Banten Sultanate id.svg
| image_map_alt =
| image_map_caption = Wilayah Banten pada masa [[Maulana Hasanuddin dari Banten|Maulana Hasanuddin]], yang menguasai [[Selat Sunda]] pada kedua sisinya
| country = Indonesia
| religion = [[Islam]]
| p1 = Kerajaan Sunda
| p2 = Kesultanan Cirebon
| flag_p2 = Flag of Cirebon Sultanate.jpg
| s1 = Hindia Belanda
| flag_s1 = Flag of the Netherlands.svg
| year_start = 1526
| year_end = sekarang
| event_start = Serangan atas [[Kerajaan Sunda]]
| event_end = Aneksasi oleh [[Hindia Belanda]]
| capital = [[Surosowan]], [[Kota Kuno Banten|Banten Lama]], [[Kota Serang]]
| common_languages = [[Bahasa Banten]]<ref name=':Banten dari Masa ke Masa'>{{cite book |last1=Taufiqurokhman|last2=Widodo |first2=Hari |last3=Gunawan |first3=Muhammad |last4=Lambe |first4=Sulaeman |date=2014 |title=Banten dari Masa ke Masa |url=http://bantenprov.go.id/upload/Konten%20statis/WARISAN%20BUDAYA%20BANTEN.pdf |location=Serang |publisher=Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Banten |page= |isbn=9786027140400 |author-link= }}</ref>, [[Bahasa Jawa Banten]]<sup>1</sup>, [[Bahasa Melayu|Melayu]], [[Bahasa Arab|Arab]]<ref name=titik/>
| government_type = Kesultanan
| title_leader = Sultan
| leader1 = [[Maulana Hasanuddin|Sultan Maulana Hasanuddin]]<sup>2</sup>
| year_leader1 = 1552–1570
| leader2 = [[Ageng Tirtayasa dari Banten|Sultan Ageng Tirtayasa]]
| year_leader2 = 1651–1683
| leader3 = [[Muhammad bin Muhammad Muhyiddin Zainussalihin|Sultan Muhammad Shafiuddin]]
| year_leader3 = 1809–1813
| leader4 = [[Ratu Bagus Hendra Bambang Wisanggeni Soerjaatmadja|Sultan Syarief Mohammad ash-Shafiuddin]]
| year_leader4 = 2016–Sekarang
| footnotes = <sup>1</sup> [[Bahasa Jawa Banten|Bahasa Banten]] adalah bahasa yang dipergunakan di wilayah Banten bagian utara yang merupakan percampuran bentuk-bentuk tertentu dari [[bahasa Sunda]], [[bahasa Jawa]] serta elemen lainya, Bahasa Banten ini banyak dipengaruhi oleh [[Bahasa Cirebon]] dan [[Bahasa Sunda|Sunda dialek Barat]]<ref name=':Banten dari Masa ke Masa' />, tetapi terdapat pula pengaruh [[Bahasa Arab]], [[Bahasa Melayu|Melayu]], [[Bahasa Belanda|Belanda]], dan [[Bahasa Inggris|Inggris]].<ref name=titik/><ref name=facal>Facal, Gabriel. 2016. Keyakinan dan Kekuatan: Seni Bela Diri Silat Banten. [[Jakarta]] : Yayasan Pustaka Obor Indonesia</ref>
<sup>2</sup> [[8 Oktober]] [[1526]] [[Masehi|M]] (1 Muharam 933 [[Hijriyah|H]]) - [[1552]] [[Masehi|M]]<ref name="Lubis, Nina Herlina 2004">Lubis, Nina Herlina, 2004. Banten dalam pergumulan sejarah : sultan, ulama, jawara. [[Jakarta]] : LP3ES</ref>, status Kesultanan Banten adalah sebagai ''[[Kadipaten]] (Provinsi)'' di bawah [[kesultanan Cirebon]].<ref name=wildan1>Wildan, Dadan. 2003. Sunan Gunung Jati antara fiksi dan fakta : pembumian Islam dengan pendekatan struktural dan kultural. [[kota Bandung|Bandung]] : Humaniora</ref>
| image_coat = Banten Sultanate Emblem, 2016.png
| demonym =
| area_km2 =
| area_rank =
| GDP_PPP =
| GDP_PPP_year =
| HDI =
| HDI_year =
| today =
}}
{{Sejarah Indonesia}}
'''Kesultanan Banten''' adalah sebuah kerajaan [[Islam]] yang pernah berdiri di Tatar Pasundan, [[Provinsi]] [[Banten]], [[Indonesia]]. Berawal sekitar tahun [[1526]], ketika [[kesultanan Cirebon]] dan [[kesultanan Demak]] memperluas pengaruhnya ke kawasan pesisir barat [[Pulau Jawa]], dengan menaklukkan beberapa kawasan pelabuhan kemudian menjadikannya sebagai pangkalan militer serta kawasan perdagangan sebagai antisipasi terealisasinya [[Prasasti Perjanjian Sunda-Portugal|perjanjian]] antara [[kerajaan Sunda]] dan [[Portugis]] tahun 1522 m.
 
[[Maulana Hasanuddin dari Banten|Maulana Hasanuddin]], putra [[Sunan Gunung Jati]]<ref>Uka Tjandrasasmita, (2009), ''Arkeologi Islam Nusantara'', Kepustakaan Populer Gramedia, ISBN 979-9102-12-X.</ref> berperan dalam penaklukan tersebut. Setelah penaklukan tersebut, Maulana Hasanuddin mengembangkan benteng pertahanan yang dinamakan ''[[Surosowan]]'' (dibangun 1600 M) menjadi kawasan kota pesisir yang kemudian hari menjadi pusat pemerintahan setelah Banten menjadi kesultanan yang berdiri sendiri.
 
Selama hampir 3 abad Kesultanan Banten mampu bertahan bahkan mencapai kejayaan yang luar biasa, yang di waktu bersamaan penjajah dari Eropa telah berdatangan dan menanamkan pengaruhnya. Perang saudara, dan persaingan dengan kekuatan global memperebutkan sumber daya maupun perdagangan, serta ketergantungan akan persenjataan telah melemahkan hegemoni Kesultanan Banten atas wilayahnya. Kekuatan politik Kesultanan Banten akhir runtuh pada tahun [[1813]] setelah sebelumnya Istana Surosowan sebagai simbol kekuasaan di Kota Intan dihancurkan, dan pada masa-masa akhir pemerintahannya, para Sultan Banten tidak lebih dari raja bawahan dari pemerintahan kolonial di [[Hindia Belanda]].
 
== Pembentukan awal ==
[[Berkas:Palangka Sriman Sriwacana (foto dokumen bogorheritage.net).jpg|jmpl|250px|ka|Palangka Sriman Sriwacana<br />