William sang Penakluk: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 39:
William terlahir sebagai anak hasil hubungan luar nikah [[Robert I, Adipati Normandia|Robert le Magnifique, Adipati Normandia]], dengan gundiknya yang bernama [[Herleva]]. Statusnya selaku anak haram maupun usianya yang masih belia menjadi sumber masalah sesudah ia menyandang jabatan Adipati Normandia menggantikan ayahnya, sama halnya dengan anarki yang merongrong tahun-tahun pertama masa pemerintahannya. Sejak William masih kanak-kanak sampai mencapai usia akil balig, para menak Norman saling berperang demi memperebutkan hak asuh atas dirinya sekaligus memperjuangkan kepentingan pribadi mereka. pada tahun 1047, William berhasil memadamkan pemberontakan dan mulai berjuang menegakkan kedaulatannya atas Kadipaten Normandia sampai tahun 1060. Perkawinannya dengan [[Mathilde dari Flandria]] pada era 1050-an membuat William mendapatkan dukungan dari [[Graafschap Vlaanderen|Kabupaten Flandria]]. Pada hari perkawinannya, William berhasil menempatkan para pendukungnya pada jabatan-jabatan uskup dan abas di daerah Normandia. Perjuangan menegakkan kedaulatan membuat William terpacu untuk memperluas wawasan dan pengalaman. Pada tahun 1062, ia berhasil menguasai [[Maine (provinsi)|Kabupaten Maine]], daerah tetangga Kadipaten Normandia.
 
Pada era 1050-an dan awal era 1060-an, William menjadi salah seorang calon ahli waris takhta Kerajaan Inggris, karena [[Edward sang Pengaku|Edward Sang Pengaku Iman]], Raja Inggris kala itu, adalah saudara sepupu ayahnya, dan tidak kunjung dikaruniai keturunan. Calon ahli waris lainnya adalah [[Harold Godwinson]], Earl Inggris yang ditunjuk menjadi raja pengganti oleh Edward Sang Pengaku Iman sebelum tutup usia pada bulan Januari 1066. Dengan alasan bahwa Edward sudah berjanji akan mewariskan takhta Kerajaan Inggris kepadanya, dan Harold sudah bersumpah untuk mendukung klaimnya selaku ahli waris, William menyiapkan satu armada besar dan menginvasi Inggris pada bulan September 1066. Ia mengalahkan dan menewaskan Harold dalam [[pertempuran Hastings]] pada tanggal 14 Oktober 1066. Sesudah susah payah berjuang, William akhirnya dinobatkan menjadi Raja Inggris pada hari Natal tahun 1066 di London. Ia menata urusan pemerintahan Inggris pada awal tahun 1067 sebelum pulang ke Normandia. Pemberontakan sempat timbul beberapa kali, tetapi kedaulatan William akhirnyaatas Inggris dapat sepenuhnyaditegakkan menegakkan kedaulatannya atas Inggrissepenuhnya pada tahun 1075, sehingga bisaia dapat lebih sering berdiambermastautin di Normandiadaratan Eropa.<!--
 
Tahun-tahun menjelang akhir hayatnya William's finaldiwarnai yearsberbagai weremasalah markedyang bytimbul difficultiesdi indaerah-daerah hiskekuasaannya continentaldi domainsdaratan Eropa, troublesmasalah-masalah withyang hisditimbulkan sonputranya, Robert Courtehose, anddan threatenedancaman invasions of England by theinvasi [[DanesDane|orang (Germanic tribe)|DanesDani]]. Inyang 1086,membayangi heInggris. orderedPada thetahun 1086, compilationWilliam ofmemerintahkan thepenyusunan ''[[DomesdayKitab BookDomesday]]'', ayang surveymemuat listingdaftar allseluruh thetanah land-holdingspertuanan indi EnglandInggris alongberikut withnama theirpemiliknya pre-Conquestsebelum andperang currentpenaklukan holdersdan nama pemilik saat itu.<!-- He died in September 1087 while leading a campaign in northern France, and was buried in [[Caen]]. His reign in England was marked by the construction of castles, settling a new Norman nobility on the land, and change in the composition of the English clergy. He did not try to integrate his various domains into one empire but continued to administer each part separately. His lands were divided after his death: Normandy went to Robert, and England went to his second surviving son [[William II of England|William]].-->
 
== Referensi ==