Kekuasaan kehakiman di Malaysia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
[[Berkas:KualaLumpurAbdulSamadBldg.jpg|jmpl|ka|300px|[[Bangunan Sultan Abdul Samad]], salah satu tempat bersidang lembaga kehakiman di Malaysia.]]
 
'''Kekuasaan kehakiman di Malaysia''' diselenggarakan oleh sebuah sistem kehakiman yang berdasarkan kepada ''[[common law]]'' (hukum umum) dari warisan penjajahan [[Inggris]] dan diejawantahkan[[Fikih|hukum Islam]] yang termuat olehdalam [[Konstitusi Malaysia]]. Sistem peradilan di Malaysia dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian yang mengadili perkara yang berkaitan dengan [[hukum perdata]] dan bagian lainnya mengadili perkara yang berkaitan dengan [[Hukum islam|hukum Islam]] melalui [[Pengadilan Syariah]].
 
== Sejarah ==
Sistem pengadilan Malaysia berasal dari piagam tahun [[1807]] yang dikenal sebagai'' Piagam Keadilan Pertama'' yang memberikan [[Perusahaan Hindia Timur Inggris]] hak dari [[Britania Raya|Pemerintah Kerajaan Inggris]] untuk mengadakan Pengadilan di pemukiman [[Penang]].
 
Sebelum pembentukan Malaysia pada tahun [[1963]], adaterdapat tiga Mahkamah Agung di dalam [[Negara Persemakmuran|Persemakmuran]] [[Asia Tenggara]]:
* PengadilanMahkamah Agung [[Federasi Malaya]]
* PengadilanMahkamah Agung [[Singapura]]
* PengadilanMahkamah Agung [[Sarawak]], [[Borneo Utara]], dan [[Brunei]]
Setiap Mahkamah Agung terdiri dari Mahkamah Tinggi dan Mahkamah Rayuan yang dipimpin oleh [[Ketua Hakim Negara Malaysia|Ketua Hakim Negara]].
 
=== Pembentukan Malaysia ===
Pada tahun 1963, bekas wilayah-wilayah Inggris yang masih ada dimasukkan ke dalam Federasi Malaya. Konstitusi 1963 digantikan oleh berbagai Mahkamah Rayuan dan satu Mahkamah Persekutuan Malaysia, yang dipimpin oleh [[Ketua Hakim Negara Malaysia|Ketua Hakim Mahkamah Persekutuan]], dengan tiga Mahkamah Tinggi, yang masing-masing dipimpin oleh Ketua Hakim:
 
* Mahkamah Tinggi Malaya
* Mahkamah Tinggi Singapura
* Mahkamah Tinggi Borneo
 
Satu Mahkamah Agong Keadilan didirikan di Brunei. Mahkamah Tinggi Singapura bukan lagi menjadi bagian dari sistem peradilan di Malaysia saat Singapura merdeka pada tanggal 9 Agustus 1965.
 
=== Banding Dewan Penasihat ===
Setelah Malaysia merdeka, berdasarkan perjanjian antara [[Ratu Elizabeth II]] dan [[Yang di-Pertuan Agong]] dan Pasal 131 Konstitusi Federal Malaysia, putusan hakim dari Mahkamah Persekutuan dapat diajukan banding ke [[Komite Yudisial Dewan Penasihat]] di [[London]]. Banding Dewan Penasihat mengenai perkara pidana dan konstitusi dicabut pada tanggal [[1 Januari]] [[1978]]. Banding terhadap perkara perdata pun juga dicabut pada tanggal [[1 Januari]] [[1985]], saat Mahkamah Persekutuan Malaysia berganti nama menjadi Mahkamah Agung Malaysia.
 
=== Reformasi 1994 ===
Pada tahun 1994, untuk mempertahankan tingkat kedua pada sistem banding yang dihapuskan saat banding Dewan Penasihat dibatalkan, dilakukannya amendemen terhadap Konstitusi untuk membentuk Mahkamah Rayuan Malaysia, dipimpin oleh Presiden Mahkamah Rayuan, dibawah Mahkamah Agung Malaysia (kemudian berganti nama kembali menjadi Mahkamah Persekutuan Malaysia). Sebagai bagian dari [[Malaysia Barat]], Mahkamah Tinggi Borneo berganti nama menjadi Mahkamah Tinggi Sabah dan Sarawak. Jabatan Ketua Mahkamah Agung diubah menjadi Ketua Hakim Negara Malaysia, sedangkan Ketua Mahkamah Tinggi Malaya dan Borneo diubah menjadi Ketua Hakim Malaya dan Ketua Hakim Sabah dan Sarawak. Perubahan tersebut dipandang oleh pihak oposisi sebagai penurunan pangkat hakim.
 
=== Sistem Juri ===
Hingga tahun 1995, hak untuk mengajukan persidangan ditentukan oleh juri pada kasus-kasus berat. Juri terdiri dari tujuh orang laki-laki dan perempuan. Persidangan yang diadili oleh juri diizinkan dalam semua kasus penuntutan di [[Penang]] dan [[Melaka]], yang merupakan bekas jajahan Inggris, sehingga diterapkan hanya kepada kasus-kasus berat saja pada tahun 1978. Di Negeri-Negeri Malaya, persidangan juri tidak diizinkan ketika pemerintahan kolonial dan kasus-kasus berat ditangani oleh hakim dengan dua penaksir (penilai) tetapi kemudian diperkenalkan oleh Tunku Abdul Rahman setelah kemerdekaan Malaysia pada tahun 1957. Di Sabah dan Sarawak, persidangan kasus-kasus berat masih diadili oleh hakim dan dua penilai, seperti sebelum kemerdekaan. Pada tanggal [[1 Januari]] [[1995]], sistem juri dicabut di seluruh peradilan di Malaysia.
 
== Pengadilan ==