Maracu: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
merapikan artikel
Baris 1:
'''Maracu''' adalah sebuah produk kerajinan berupa ukiran benang emas yang berbentuk segitiga dan berasal dari [[Kabupaten Aceh Selatan]]. Bentuk segitiga dari Maracu menggambarkan daerah melambangkan pusat pemerintahan Aceh di masa lalu, yaitu Indrapurwa, Indrapatra, dan Indrapuri.
'''Maracu''' adalah ukiran benang emas yang berbentuk segitiga,menggambarkan daerah Aceh berbentuk segitiga yang menunjukkan pusat pemerintahan [[aceh]] di masa lalu yaitu indrapurwa,indrapatra,indrapuri atau dalam bahasa aceh di kenal istilah lhee sago. dalam pandangan adat, maracu di pasang menurut kebutuhan.bila di pasang dalam sembilan maracu yang di sebut tunggang baliak( posisi bolak balik) maka adat yang di jalankan harus lengkap sebagaimana telah di atur oleh tuha peut dan tuha lapan,mengundang dan menjamu tujuh orang keuchik serta mengundang seluruh masyarakat gampong setempat dan menyembelih kerbau untuk kenduri.dahulu upacara dengan alat lengkap hanya di lakukan oleh kaum bangsawan, akan tetapi saat ini sudah di laksanakan oleh masyarakat umum. ada indikasi bahwa upacara seperti di anggap dapat menaikan derajat atau kehormatan keluarga di mata masyarakat,semakin banyak kenduri dilaksanakan maka semakin terpandang keluarga tersebut. inilah yang membuat masyarakat salah kaprah terhadap wujud budayanya. sembilan adalah simbol kebesaran aceh,terinsfirasi dari cap sikureung, stempel kerajaan aceh darussalam. Dahulu terdapat 9 kerajaan besar dan kecil di [[Aceh]].sembilan meracu juga menunjukan ada 9 orang raja di aceh yang berpengaruh waktu itu serta mereka menggunakan cap seukeurueng dalam dalam menulis surat- surat yang berkaitan dengan kerajaan.kat<ref>{{Cite book|title=katalog warisan budaya tak benda indonesia 2018|last=|first=|publisher=Diterbitkan warisan dan diplomasi budayakementerian pendidikan dan kebudayaan|year=2018|isbn=|location=jakarta|pages=33}}</ref>
 
== Penggunaan ==
Dalam penggunaannya, Maracu dipasang sesuai dengan kebutuhan menurut adat yang berlaku. Apabila sembilan buah Maracu digabungkan serta dipasang menjadi satu dalam suatu kesatuan yang disebut ''tunggang baliak'' (posisi bolak balik), maka keluarga yang bersangkutan wajib mengundang serta menjamu tujuh orang [[Geuchik|keuchik]] (sebutan bagi kepala desa di Aceh). Selain itu, mereka juga wajib mengundang masyarakat dari [[gampong]] (sebutan bagi pembagian wilayah administratif di Aceh) tersebut, serta wajib menyembelih kerbau untuk keperluan kenduri. Kini, upacara semacam ini tidak hanya dilaksanakan oleh keluarga dari kaum bangsawan, tetapi juga oleh masyarakat umum. <ref>{{Cite book|title=katalog warisan budaya tak benda indonesia 2018|last=|first=|publisher=Diterbitkan warisan dan diplomasi budayakementerian pendidikan dan kebudayaan|year=2018|isbn=|location=jakarta|pages=33}}</ref>
 
== Rujukan ==