Isidor Isaac Rabi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 40:
== Eropa ==
Pada Mei 1927, Rabi dipilih menjadi Barnard Fellow,
Atas nasihat Wills, Rabi berkunjung ke [[Leeds]] untuk mengikuti pertemuan tahunan ke-97 [[British Association for the Advancement of Science|Asosiasi Britania untuk Kemajuan Sains]] (''British Association for the Advancement of Science''). Dalam pertemuan itu, ia mendengar [[Werner Heisenberg]] menyampaikan sebuah makalah mengenai mekanika kuantum. Setelah itu, Rabi berpindah ke [[Kopenhagen]] dan menawarkan diri untuk bekerja di bawah [[Niels Bohr]]. Bohr sedang berlibur, tetapi Rabi langsung mengerjakan perhitungan suseptibilitas magnetik [[hidrogen]] molekuler. Setelah Bohr kembali pada bulan Oktober, ia mengatur agar Rabi dan [[Yoshio Nishina]] melanjutkan kerja mereka di bawah [[Wolfgang Pauli]] di [[Universitas Hamburg]].{{sfn|Rigden|1987|pp=57–59}}
Meskipun ia datang ke [[Hamburg]] untuk bekerja dengan Pauli, Rabi menemukan [[Otto Stern]] bekerja di sana dengan dua anggota pascadoktor berbahasa Inggris, Ronald Fraser dan John Bradshaw Taylor. Rabi kemudian berteman dengan mereka dan tertarik kepada eksperimen [[berkas molekul]] mereka,{{sfn|Rigden|1987|pp=60–62}} yang membuat Stern meraih [[Nobel Fisika]] pada tahun 1943.{{sfn|Toennies|Schmidt-Böcking|Friedrich|Lower|2011|p=1066}} Penelitian mereka melibatkan medan magnet tak seragam yang sulit dimanipulasi dan sulit diukur secara akurat. Rabi menggagaskan penggunaan medan magnet seragam sebagai gantinya, dengan berkas molekul
Pada saat itu, beasiswa Barnard Fellowship telah berakhir dan Rabi dan Helen hidup dari tunjangan US$182 per bulan dari [[Yayasan Rockefeller]]. Mereka pindah dari Hamburg ke [[Leipzig]], dengan harapan dapat bekerja dengan Heisenberg. Di Leipzig, ia bertemu [[Robert Oppenheimer]], sesama orang New York. Pertemuan tersebut menjadi awal persahabatan panjang mereka. Namun, Heisenberg telah pergi untuk berkunjung ke Amerika Serikat pada Maret 1929, sehingga Rabi dan Oppenheimer memutuskan untuk pergi ke [[ETH Zurich]], tempat Pauli saat itu menjadi profesor fisika. Pengetahuan fisika Rabi diperkaya dengan pertemuannya dengan para fisikawan terkemuka di sana, meliputi [[Paul Dirac]], [[Walter Heitler]], [[Fritz London]], [[Francis Wheeler Loomis]], [[John von Neumann]], [[John C. Slater|John Slater]], [[Leó Szilárd]], dan [[Eugene Wigner]].{{sfn|Rigden|1987|pp=65–67}}
Baris 60:
Laboratorium Berkas Molekul (''Molecular Beam Laboratory'') milik Rabi menarik perhatian fisikawan-fisikawan lainnya, termasuk [[Sidney Millman]], seorang mahasiswa pascasarjana yang meneliti [[litium]] untuk program doktornya.{{sfn|Millman|1977|p=87}}{{sfn|Rigden|1987|pp=88–89}} Mahasiswa lainnya adalah [[Jerrold Zacharias]], yang percaya bahwa inti natrium akan terlalu sulit untuk dipahami, sehingga mengajukan usulan untuk mempelajari unsur hidrogen, yang merupakan unsur paling sederhana. Isotop [[deuterium]] (hidrogen dengan satu neutron) baru ditemukan di Univeritas Columbia pada tahun 1931 oleh Urey, yang meraih [[Nobel Kimia]] tahun 1934 untuk penemuan ini. Urey mampu menyediakan [[air berat]] maupun gas deuterium untuk eksperimen mereka. Walaupun hidrogen adalah unsur yang sederhana, kelompok peneliti Stern di Hamburg telah mengamati bahwa hidrogen tak berperilaku seperti yang diperkirakan.{{sfn|Goldstein|1992|pp=21–22}} Urey juga membantu dengan cara lainnya; ia memberikan setengah uang hadiah Nobelnya untuk mendanai Laboratorium Berkas Molekul.{{sfn|Rigden|1987|p=90}} Di antara ilmuwan lainnya yang memulai kariernya di Laboratorium Berkas Molekul adalah Norman Ramsey, [[Julian Schwinger]], [[Jerome Kellogg]] dan [[Polykarp Kusch]].{{sfn|Goldstein|1992|p=23}} Semuanya laki-laki; Rabi tidak percaya bahwa wanita dapat menjadi fisikawan. Ia tidak pernah memiliki seorang wanita sebagai mahasiswi doktor atau pascadoktor, dan umumnya menentang wanita sebagai kandidat untuk mendapat posisi dalam fakultas.{{sfn|Rigden|1987|p=116}}
Atas saran [[C. J. Gorter]], tim peneliti Rabi mencoba menggunakan medan magnet berosilasi.{{sfn|Goldstein|1992|pp=33–34}} Ini menjadi dasar bagi metode [[resonansi magnet inti]]. Pada tahun 1937, Rabi, Kusch, Millman dan Zacharias menggunakannya untuk mengukur [[momen magnetik]] beberapa senyawa litium menggunakan berkas molekul, termasuk senyawa [[litium klorida]], [[litium fluorida]] dan [[dilitium]].{{sfn|Rabi|Millman|Kusch|Zacharias|1939|pp=526–535}} Saat mereka menerapkan metode tersebut terhadap hidrogen, mereka menemukan bahwa momen magnetik sebuah proton adalah 2,785±0,02 [[magneton nuklir]],{{sfn|Kellogg|Rabi|Ramsey|Zacharias|1939|p=728}} dan bukannya 1 seperti yang diprediksi oleh teori mutakhir pada waktu itu.{{sfn|Rigden|1987|p=115}}{{sfn|Breit|Rabi|1934|pp=}} Sementara itu momen magnetik deuteron (inti deuterium) adalah 0,855±0,006 magneton nuklir.{{sfn|Kellogg|Rabi|Ramsey|Zacharias|1939|p=728}}
== Perang Dunia II ==
|