Surat Batak: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 57:
 
=== Kemunduran ===
Bersamaan dengan masuknya pengaruh [[Kristen]] maupun [[Islam]] di suatu wilayah Batak, tradisi tulis tradisional di daerah yang bersangkutan umumnya mengalami kemunduran. Meski misionaris Kristen awalnya mendukung penggunaan surat Batak dan mengembangkan teknologi cetak surat Batak untuk kegiatan Zending/penginjilan mereka, penggunaan aksara ini tidak didukung semua pihak dan tak jarang penginjil bangsa asing maupun lokal melaksanakan pemusnahan pustaha dan segala benda bersurat batak.<ref>{{Cite journal|last=Meerwaldt|first=J.H.|year=1922|title=De nieuwe Bataksche Letterkunde|url=|journal=Mededelingen van wege het Nederlandsch Zendelinggenootschap|volume=66|issue=|pages=295-311|doi=}}</ref> Hal serupa juga terjadi di wilayah Batak yang menerima pengaruh Islam seperti [[Kabupaten Mandailing Natal|Mandailing]], [[Partibi]], dan [[Sipirok, Tapanuli Selatan|Sipirok]] karena pengaruh [[kaum Padri]],<ref>{{Cite book|title=Overzicht van de volksverhalen der Bataks|last=Voorhoeve|first=Petrus|date=1927|publisher=|isbn=|location=|pages=314|url-status=live}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Willer|first=T.J.|year=1846|title=Verzameling der Battahschen wetten en instellingen in Mandheling en Pertibie|url=|journal=Tijdschrift voor Nederlandsch Indië|volume=8|issue=|pages=145-424|doi=}}</ref> sehingga tradisi tulis-menulis surat Batak hanya bertahan di pedalaman ranah Batak. Beberapa buku cetak Batak masih diproduksi setidaknya hingga tahun 1916,{{sfn|Kozok|2000|pp=38-39}} namun memasuki abad ke-20 masyarakat Batak yang telah terpapar dengan edukasi modern kian memilih huruf Latin untuk fungsi sehari-hari sehingga produksi buku cetak Batak berkurang perlahan-lahan.{{sfn|Kozok|1996|pp=245-246}} Ketika Jepang mulai [[Sejarah Nusantara (1942–1945)|menduduki Indonesia]] pada tahun 1942, Jepang membakar percetakan Laguboti dan melaksanakan pemusnahan seluruh buku-buku yang diasosiasikan dengan kegiatan misionaris asing, termasuk buku-buku cetak dengan surat Batak, sehingga percetakanproduksi dan penggunaan surat Batak cetak di Sumatra Utara terhenti total dan tidak lagi kembali sebagaimana semula pada periode pasca-kemerdekaan.<ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=01CrDAAAQBAJ&pg=PA161&lpg=PA161&dq=jepang+membakar+buku+belanda&source=bl&ots=j3p5FaVDhO&sig=ACfU3U2vc_M7z8ot56BmbCJ5C1EjNwidDQ&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiyqYi9va7oAhUUjeYKHVdJAE8Q6AEwAnoECAkQAQ#v=onepage&q=jepang%20membakar%20buku%20belanda&f=false|title=Pemikiran Tentang Batak: Setelah 150 Tahun Agama Kristen di Sumatera Utara|last=Simanjuntak|first=Bungaran Antonius|date=2011|publisher=Yayasan Pustaka Obor Indonesia|isbn=978-979-461-781-6|language=id}}</ref><ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=7md2DAAAQBAJ&pg=PA359&lpg=PA359&dq=percetakan+lagu+boti&source=bl&ots=ScXRH1uvQn&sig=ACfU3U3l3XyipV3f3KH7a6ElJlHFO1jJjg&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjx-f7Hvq7oAhUa9XMBHYX9DCYQ6AEwBHoECAoQAQ#v=onepage&q=percetakan%20lagu%20boti&f=false|title=Konsepku Membangun Bangso Batak: Manusia, Agama, dan Budaya|last=Simanjuntak|first=Bungaran Antonius|date=2012|publisher=Yayasan Pustaka Obor Indonesia|isbn=978-979-461-804-2|language=id}}</ref>
 
=== Penggunaan kontemporer ===