Partai Apodeti: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
M Fery Fadli (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 5:
 
== Sejarah ==
Timor Timur adalah sebuah [[Portugis Empire|Portugis]] koloni selama beberapa ratus tahun. Ketika Revolusi Anyelir menggulingkan rezim Lisbon pada tahun 1974, Timor Timur memasuki masa ketidakstabilan. Salah satu perubahan pertama adalah legalisasi partai politik. Seiring dengan [[Uni Timor Demokrat]] dan [[FRETILIN]], APODETI didirikan dengan cepat setelah pengumuman. Para pemimpin partai percaya Timor Leste tidak akan menjadi negara merdeka yang layak.<ref name="Dunn62"/>
 
Pada tanggal 27 Mei 1974, sekelompok tiga puluh orang bertemu untuk membuat pesta untuk mengadvokasi integrasi ke [[Indonesia]]. Nama pertama partai adalah Associação para a Integracao de Timor na Indonesia (Asosiasi untuk Integrasi Timor ke Indonesia), tapi penyelenggara memutuskan posisi pro-integrasi tidak populer dan memutuskan untuk menghapus kata dari nama mereka.<Ref name = "Dunn62 "> Dunn, p. 62. </Ref>
Baris 13:
Presiden pertama APODETI adalah Arnaldo dos Reis Araújo, seorang petani ternak 60 tahun yang telah bekerja sama dengan [[Pertempuran Timor|pasukan invasi Jepang]] selama [[Perang Dunia II]]. Araujo menghabiskan beberapa bulan di [[Jakarta]] selama 1974, di mana ia bertemu pejabat pemerintah yang dengan cepat menemukan cara untuk mendukung organisasinya. Kemudian, ia menjadi gubernur pertama Timor Timur di bawah [[pendudukan Indonesia di Timor Timur (1975-1999)|pemerintahan Indonesia]]. Pertama wakil presiden partai itu Hermenegildo Martins, pemilik perkebunan kopi. <Ref name = "Dunn63"> Dunn, p. . 63 </ref> pemimpin kunci lain APODETI adalah mantan guru sekolah bernama [[Abílio José Osório Soares|José Osorio Soares]]. Mengulangi sentimen bahwa Timor Timur tidak bisa bertahan sebagai negara merdeka, ia mengaku iman yang kuat dalam kesediaan Indonesia untuk membantu. Pada tahun 1975 ia berkata: "Kita tidak perlu neokolonialisme, hanya beberapa kontrol dari Indonesia, dan jika kita perlu beberapa hal mungkin kita bisa mendapatkannya dari Indonesia."<Ref> Dunn, p. 63-64. </Ref>
 
Popularitas APODETI rendah dibandingkan dengan pro-kemerdekaan FRETILIN dan UDT bahkan lebih moderat. Namun, ia menerima dukungan dari pemerintah Indonesia, dalam bentuk sumbangan keuangan dan deklarasi solidaritas. Ketika pemimpin APODETI mengumumkan bahwa 70 & nbsp; persen dari populasi mendukung integrasi, pejabat Indonesia berulang klaim dan itu menjadi pokok dari laporan media di Jakarta. Pada saat yang sama, para pemimpin partai yang diejek di Timor Timur, dan beberapa berwisata disertai pengawal. Hal ini, pada gilirannya, menyebabkan pernyataan yang lebih agresif oleh para pemimpin APODETI. <Ref> Dunn, p. 64. </Ref>
 
== Referensi ==