De-Soekarnoisasi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Baris 1:
[[Berkas:Gedung_BI_Padang_dan_Jalan_Sudirman_PadangGedung BI Padang dan Jalan Sudirman Padang.jpg|jmpl|300x300px|[[Jalan Jenderal Sudirman, Padang|Jalan Jenderal Sudirman]] di Padang, jalan utama di kota itu, sebelumnya bernama Jalan Soekarno.]]
{{tanpa_referensi}}
'''De-Soekarnoisasi'''<ref name=Kusuma2011>{{Cite journal|last1=Kusuma |first1=A.B. |last2=Elson |first2=R.E. |date=2011 |title=A note on the sources for the 1945 constitutional debates in Indonesia |journal=Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde |doi=10.1163/22134379-90003589 |volume=167 |issue=2–3 |pages=196–209 }}</ref> ([[EBI]]: '''de-Sukarnoisasi''') adalah kebijakan yang diambil oleh pemerintah [[Orde Baru]] di bawah Jenderal [[Soeharto]] untuk memperkecil peranan dan kehadiran [[Soekarno]] dalam sejarah dan dari ingatan bangsa [[Indonesia]] serta menghilangkan pengkultusan dirinya.<ref name=Merdeka2013>{{cite web |title=De-Soekarnoisasi, Soeharto 'bunuh' Bung Karno di hati rakyat |first=Hery H |last=Winarno |website=merdeka.com |date=21 Juni 2013 |language=id |url=https://www.merdeka.com/peristiwa/de-soekarnoisasi-soeharto-bunuh-bung-karno-di-hati-rakyat.html}}</ref>
[[Berkas:Gedung_BI_Padang_dan_Jalan_Sudirman_Padang.jpg|jmpl|300x300px|[[Jalan Jenderal Sudirman, Padang|Jalan Jenderal Sudirman]] di Padang, jalan utama di kota itu, sebelumnya bernama Jalan Soekarno]]
'''De-Soekarnoisasi''' adalah kebijakan yang diambil oleh pemerintah [[Orde Baru]] di bawah Jenderal [[Soeharto]] untuk memperkecil peranan dan kehadiran [[Soekarno]] dalam sejarah dan dari ingatan bangsa [[Indonesia]] serta menghilangkan pengkultusan dirinya.{{Butuh rujukan}}
 
Langkah-langkah tersebut dilakukan antara lain dengan jalan mengganti nama Soekarno yang diberikan pada berbagai tempat atau bangunan di Indonesia. Misalnya, [[Stadion Gelora Bung Karno]] diubah menjadi Stadion Utama Senayan, kota Soekarnopura (sebelumnya bernama Hollandia) diubah namanya menjadi [[Jayapura]], dan Puncak Soekarno diubah namanya menjadi [[Puncak Jaya]].<ref name=Merdeka2013/> Selain itu, pada saat Soekarno meninggal, keinginannya untuk dikebumikan di [[Istana Batu Tulis]], [[Bogor]] tidak dipenuhi oleh pemerintah. Sebaliknya, Soekarno dikebumikan di [[Blitar]], tempat tinggal kedua orang tua beserta kakaknya, Ibu Wardojo.<ref>{{ButuhCite journal |last=Feith |first=Herbert |date=October 1968 |title=Suharto's Search for a Political Format |jstor=3350713 |journal=Indonesia |volume=6 |issue=6 |pages=88–105 |doi=10.2307/3350713|url=https://ecommons.cornell.edu/bitstream/1813/53447/1/INDO_6_0_1107138592_88_105.pdf |hdl=1813/53447 rujukan}}</ref>
 
Upaya-upaya lain yang lebih fundamental dilakukan dengan memperkecil peranan Soekarno dalam mencetuskan [[Pancasila]] serta tanggal kelahiran pemikiran yang kemudian dijadikan ideologi nasional pada [[1 Juni]] [[1945]]. [[Nugroho Notosusanto]], yang merupakan sejarawan resmi Orde Baru dan yang sangat dekat dengan militer, mengajukan pendapat bahwa tokoh utama yang mencetuskan Pancasila bukanlah Bung Karno, melainkan Mr. [[Mohammad Yamin]], pada tanggal [[29 Mei]] [[1945]]. Pendapat resmi inilah yang selalu dipegang selama masa [[Orde Baru]], dan dicoba ditanamkan lewat program [[Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila|Pedoman Penghayatan dan Pengalaman Pancasila (P4)]].{{Butuh<ref rujukan}}name=Kusuma2011/>
 
== Referensi ==
{{Reflist}}
 
== Pranala luar ==
* [http://kompas.com/kompas-cetak/0307/08/naper/414318.htm Sang Antasena dari Ngablak]
{{indo-sejarah-stub}}
 
[[Kategori:Sejarah Indonesia]]
[[Kategori:Orde Baru]]
[[Kategori:Sukarno]]