Sulaiman: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 35:
 
Setelah memasuki Palestina dipimpin [[Yusya|Yusya' bin Nun]], Bani Israil memasuki masa kesukuan. Setelah [[Samuel|Nabi Samuel]] menobatkan Thalut (Saul) sebagai raja, Bani Israil memasuki masa kerajaan. Sepeninggal Thalut, tampuk kekuasaan diwariskan pada menantunya, Dawud. Sulaiman mewarisi takhta Kerajaan Israel sepeninggal ayahnya, Dawud.<ref>An-Naml (27): 16</ref><ref>{{Alkitab|1 Raja-raja 2: 12}}</ref>{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=705}}<ref name='JewEnc'>{{cite encyclopedia|last=Barton |first=George A. |encyclopedia=Jewish Encyclopedia |title=Temple of Solomon|url= http://www.jewishencyclopedia.com/articles/14310-temple-of-solomon|accessdate=2018-10-24 |year=1906 |pages=98–101}}</ref>
 
=== Penobatan sebagai raja ===
Melihat kecerdasan akal yang ditonjolkan Sulaiman, Nabi [[Daud]] menaruh kepercayaan dengan mempersiapkannya sebagai pengganti dalam kerajaan Bani Israel. Namun, abangnya Absyalum tidak merelakan dia melangkah lebih jauh dalam hiraki pemerintahan itu, malah mendakwa dia yang sepatutnya dilantik sebagai putera mahkota kerana Sulaiman masih muda dan tidak berpengalaman.
Absyalum mau mendapatkan takhta itu dari bapak dan adiknya. Justru, dia mulai menunjukkan sikap baik terhadap rakyat, dengan segala masalah mereka ditangani sendiri dengan segera, membuatkan pengaruhnya semakin meluas.
 
Sampai satu ketika, Absyalum mengistiharkan dirinya sebagai raja, sekaligus merampas kekuasaan bapaknya sendiri. Tindakannya itu mengakibatkan huru-hara di kalangan [[Suku Israel|Bani Israel]]. Melihatkan keadaan itu, Nabi [[Daud]] keluar dari Baitul Maqdis, menyeberangi Sungai Jordan menuju ke Bukit Zaitun. Tindakannya itu semata-mata mau mengelakkan pertumpahan darah, tetapi Absyalum dengan angkuh memasuki istana bapanya. Di Bukit Zaitun, Nabi Daud memohon petunjuk Allah supaya menyelamatkan kerajaan Bailtul Maqdis daripada dimusnahkan anaknya yang durhaka itu. Allah segera memberi petunjuk kepada Nabi Daud, yaitu memerangi Absyalum. Namun, sebelum memulai peperangan itu, Nabi Daud berpesan kepada tentaranya supaya tidak membunuh anaknya itu, malah jika boleh ditangkap hidup-hidup. Bagaimanapun, kuasa Allah melebihi segalanya dan ditakdirkan Absyalum mati juga karena dia mau bertarung dengan tentara bapaknya.
 
Kemudian, Nabi Daud kembali ke Baitul Maqdis dan menghabiskan sisa hidupnya selama 40 tahun di istana itu sebelum melepaskan takhta kepada Sulaiman. Kewafatan Nabi Daud memberikan kuasa penuh kepada Nabi Sulaiman untuk memimpin Bani Israel berpandukan kebijaksanaan yang dianugerah Allah.
 
=== Kebijaksanaan ===
Baris 49 ⟶ 41:
Alkitab menyebutkan bahwa datang dua orang perempuan mengadu pada Sulaiman. Masing-masingnya memiliki seorang putra yang masih bayi, tapi salah satu bayi tersebut mati. Keduanya kemudian berebut bayi yang masih hidup tersebut dan masing-masingnya menyatakan bahwa itu adalah putranya. Sulaiman kemudian memerintahkan agar bayi tersebut dibelah menjadi dua, sehingga tiap-tiap dari mereka mendapat satu bagian potongan dari bayi tersebut. Mendengar keputusan tersebut, perempuan pertama mengikhlaskan bayi tersebut diberikan pada perempuan kedua, sementara perempuan kedua langsung sepakat dengan keputusan Sulaiman untuk membelah bayi tersebut. Sulaiman kemudian memutuskan bahwa bayi tersebut adalah milik perempuan pertama, karena terlihat rasa keibuannya dan kesediaannya memberikan putranya pada perempuan lain asal putranya bisa hidup.<ref>{{Alkitab|1 Raja-raja 3: 16-28}}</ref>
 
=== Menguasai binatang dan jinKekuasaan ===
Al-Qur'an menyebutkan bahwa Sulaiman memahami bahasa binatang, seperti burung dan semut. Disebutkan bahwa seekor semut memperingatkan kawanannya untuk kembali ke sarang agar tidak diinjak Sulaiman dan bala tentaranya. Sulaiman yang mendengar dan memahami perkataan semut tersebut tersenyum dan tertawa, kemudian memanjatkan syukur kepada Allah.<ref>An-Naml (21): 18-19</ref> Sulaiman juga mampu bercakap-cakap dengan burung hud-hud<ref>An-Naml (21): 20-27</ref> dan berbicara dengan jin.<ref>An-Naml (21): 38-39</ref>
[[Allah]] SWT mengangkatnya sebagai [[nabi]] dan rasul. Setelah Sulaiman cukup umur dan ayahandanya wafat, Sulaiman diangkat menjadi [[raja]] di kerajaan Israel. Ia berkuasa tak hanya atas manusia, tetapi juga atas [[binatang]] dan makhluk halus seperti [[jin]] dan lain-lain. Sulaiman dapat memahami bahasa semua binatang.
 
[[Istana]] Nabi Sulaiman sangat indah. Dibangun dengan gotong royong manusia, binatang, dan jin. Dindingnya terbuat dari batu pualam, tiang dan pintunya dari [[emas]] dan [[tembaga]], atapnya dari [[perak]], hiasan dan ukirannya dari [[mutiara]] dan [[intan]], [[berlian]], pasir di taman ditaburi mutiara, dan sebagainya.
 
=== Interaksi dengan jin, binatang dan lainnya ===
Nabi Sulaiman dianugerahkan Allah kebijaksanaan sejak remaja. Ia juga memiliki berbagai keistimewaan, termasuk mampu berbicara dan memahami bahasa hewan sehingga semua makhluk itu mengikuti kehendaknya.
 
{{quotation|"...dan sesungguhnya Kami telah memberikan ilmu kepada Daud dan Sulaiman dan keduanya mengucapkan; segala puji bagi Allah yang melebihkan kami dan banyak hambanya yang beriman, dan Sulaiman telah mewarisi Daud dan dia berkata; Wahai manusia, kami telah diberi pengertian tentang suara burung dan kami diberi segala sesuatu. Sesungguhnya semua ini benar-benar satu anugerah yang nyata."|{{quran-s|An-Naml|27|15-16}}}}
 
Ia juga dapat menundukkan jin dan angin, sehingga dapat disuruh melakukan apa saja, termasuk mendapatkan tembaga cair yang selalu keluar dari perut bumi untuk dijadikan perkakasan, bangunan istana, benteng, piring-piring besar dan tungku-tungku.
 
Sulaiman juga disebutkan menghimpun bala tentaranya yang terdiri dari manusia, jin, dan burung,<ref>An-Naml (21): 17</ref> memerintahkan hud-hud membawa pesan dan menguping pembicaraan manusia,<ref>An-Naml (21): 28</ref> menawan setan dan memerintahkan mereka untuk membangun dan menyelam,<ref>Shad (38): 37-38</ref> memerintahkan bangsa jin untuk membuat hal yang dikehendaki Sulaiman, seperti gedung-gedung tinggi, patung-patung, dan piring-piring sebesar kolam.<ref>Saba' (34): 12-13</ref>
{{quotation|"...dan Kami (tundukkan) angin bagi Sulaiman yang perjalanannya pada waktu petang, sama dengan perjalanan sebulan dan Kami alirkan cairan tembaga baginya, dan sebahagian daripada jin ada yang bekerja di hadapannya (di bawah kekuasaannya) dengan izin Tuhannya, dan siapa yang menyimpang antara mereka daripada perintah Kami, Kami rasakan kepadanya azab neraka yang apinya menyala-nyala."|{{quran-s|Al-Anbiya'|21|81}}}}
 
=== Ratu Balqis ===