Revisi per 24 Desember 2019 02.17 sunting Bluesatellite (bicara \| kontrib) Peninjau 7.039 suntingan Tidak ada ringkasan suntingan ← Revisi sebelumnya		Revisi per 6 Juni 2020 03.32 sunting balikkan Rahmatdenas (bicara \| kontrib) Peninjau, Pengembali revisi, Pengurus 34.219 suntingan Tidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Revisi selanjutnya →
Baris 3: '''Pasar Raya Padang''' adalah [[pasar]] tradisional terbesar yang menjadi pusat perdagangan utama di [[Kota Padang]]. Pasar ini berlokasi di [[Kampung Jao, Padang Barat, Padang\|Kampung Jao]] (atau Kampung Jawa), [[Padang Barat, Padang\|Kecamatan Padang Barat]]. Pasar ini didirikan pada zaman kolonial [[Hindia Belanda\|Belanda]] oleh seorang kapiten Cina bernama Lie Saay.<ref>http://id.scribd.com/doc/52737954/BAB-I-Pendahuluan-Haneman</ref> Dalam perkembangannya, Pasar Raya Padang pernah menjadi sentra perdagangan bagi masyarakat di [[Sumatra Barat]], [[Riau]], [[Jambi]] dan [[Bengkulu]] pada era [[1980-an]].<ref>http://hariansinggalang.co.id/pasar-raya-padang-butuh-jokowi/</ref> Memasuki tahun 2000, Pasar Raya Padang mulai mengalami kemunduran ~~sejak~~seiring hilangnya Terminal Lintas Andalas dan Terminal Goan Hoat yang memiliki peran vital dalam mobilitas warga dan komoditas.<ref>http://news.klikpositif.com/baca/9535/begini-kondisi-padang-sebelum-dua-terminal-jadi-pasar-modern</ref> Kedua terminal tersebut berubah mejadi pusat perbelanjaan modern [[Plaza Andalas]] dan [[SPR Plaza]]. Para [[pedagang kaki lima]] yang sebelumnya berjualan di lingkungan terminal beralih memakai sebagian besar badan jalan sehingga membuat semraut kondisi pasar. Puncak kemunduran Pasar Raya adalah [[Gempa bumi Sumatra Barat 2009\|bencana gempa bumi 2009]] yang menghancurkan infrastruktur pasar. == Lihat pula ==

Pasar Raya Padang: Perbedaan antara revisi