Johanna Masdani: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
{{Infobox person
'''Johanna Masdani''' (lahir [[29 November]] [[1910]] di [[Amurang]], [[Sulawesi Utara]], meninggal [[13 Mei]] [[2006]] di [[Jakarta]]), adalah seorang pahlawan perintis kemerdekaan Indonesia. Ia dilahirkan dengan nama '''Johanna Tumbuan'''. Sebagai aktivis pemuda-pemudi menjelang kemerdekaan, Johanna banyak berjumpa dengan tokoh-tokoh lain, seperti [[Mohammad Yamin]], Dr. [[Rusmali]], Mr. [[Assaat]], dll. Ia pun bertemu dengan [[Masdani]], juga seorang tokoh pergerakan yang kemudian melamarnya untuk dijadikan istri. Masdani telah meninggal mendahuluinya pada [[Oktober]] [[1967]].
| name = Johanna Masdani
| image =
| alt =
| caption =
| birth_date = {{birth date|df=y|1910|11|29}}
| birth_place = Amurang, [[Minahasa]], [[Sulawesi Utara]], [[Hindia Belanda]]
| death_date = {{death date and age|df=y|2006|5|13|1910|11|29}}
| death_place = [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]], [[Indonesia]]
| alma_mater = [[Universitas Indonesia]]
}}
 
'''Johanna Tumbuan Masdani''' (29 November 1910 – 13 Mei 2006), atau juga dikenal dengan panggilan '''Jo Masdani''' adalah seorang tokoh perintis kemerdekaan Indonesia. Ia dilahirkan dengan nama '''Johanna Tumbuan'''. Ia turut hadir dalam peristiwa-peristiwa penting sejarah Indonesia yaitu [[Kongres Pemuda Kedua]] pada tahun 1928 dan [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia]] pada tahun 1945.
 
== Saksi sejarah ==
Johanna termasuk di antara 71 pemuda yang hadir dalam [[Kongres Pemuda Kedua]], Oktober [[1928]] dan turut serta mengikrarkan [[Sumpah Pemuda]] yang berlangsung di sebuah gedung yang terletak di Jalan Kramat Raya no. 106 [[Jakarta Pusat]].
 
Johanna termasuk di antara 71 pemuda yang hadir dalam [[Kongres Pemuda Kedua]] pada bulan Oktober 1928 dan turut serta mengikrarkan [[Sumpah Pemuda]].<ref name="media">{{cite news | url = http://www.media-indonesia.com/berita.asp?id=99650 | archive-url = https://web.archive.org/web/20070311112537/http://www.media-indonesia.com/berita.asp?id=99650 | title = Jo Masdani, Saksi Sumpah Pemuda 1928 Tutup Usia | publisher = Media Indonesia | date = 2006-05-13 | archive-date = 2007-03-11 | access-date = 2020-06-02}}</ref> Sebagai aktivis pemuda-pemudi menjelang kemerdekaan, Johanna banyak berjumpa dengan tokoh-tokoh lain seperti [[Mohammad Yamin]], Rusmali, dan Assaat. Ia pun bertemu dengan suaminya yang juga seorang tokoh pergerakan kemerekaan bernama Masdani.<ref name="suara">{{cite news | url = http://www.suarapembaruan.com/News/2006/05/15/Kesra/kes02.htm | archive-url = https://web.archive.org/web/20071006111741/http://www.suarapembaruan.com/News/2006/05/15/Kesra/kes02.htm | title = Johana Masdani Dimakamkan Hari Ini | publisher = Suara Pembaruan | date = 2006-05-15 | archive-date = 2007-10-06 | access-date = 2020-06-02}}</ref>
Selain itu, ''Jo'' -- demikian ia biasa dipanggil -- juga menjadi seorang saksi sejarah detik-detik Proklamasi [[Indonesia]] yang dilakukan oleh [[Soekarno|Bung Karno]] dan [[Mohammad Hatta|Bung Hatta]] pada [[17 Agustus]] [[1945]]. Ia juga ikut serta menyusun konsep pembangunan Tugu Proklamasi yang sederhana di depan rumah Bung Karno di Jl. Pegangsaan Timur (kini Jl. Proklamasi) no. 56, Jakarta. Tugu ini kemudian dibongkar oleh Bung Karno, namun dibangun kembali pada tahun 1980-an.
 
Selain itu, Johanna juga menjadi seorang saksi sejarah detik-detik Proklamasi [[Indonesia]] yang dilakukan oleh [[Soekarno|Bung Karno]] dan [[Mohammad Hatta|Bung Hatta]] pada tanggal 17 Agustus 1945.<ref name="suara" /> Dalam catatannya ia pernah menulis, "Roda revolusi Indonesia tidak dapat berjalan tanpa wanita. Demi kemerdekaan sampai titik darah penghabisan Merdeka atau Mati, tanpa pamrih membela bangsa dan negara tanah air Indonesia tercinta."<ref name="suara" /> Ia juga ikut serta menyusun konsep pembangunan [[Tugu Proklamasi]] yang sederhana di depan rumah Bung Karno di [[Jalan Pegangsaan Timur No. 56]] (kini Jalan Proklamasi) di Jakarta.<ref name="tirto">{{cite news | last = Ardanareswari | first = Indira | url = https://tirto.id/johanna-masdani-pembaca-sumpah-pemuda-perancang-tugu-proklamasi-ecER | title = Johana Johanna Masdani, Pembaca Sumpah Pemuda & Perancang Tugu Proklamasi | publisher = Tirto | date = 2006-05-15 | access-date = 2020-06-02}}</ref> Tugu ini kemudian dibongkar oleh Bung Karno, namun dibangun kembali pada tahun 1980-an.
 
== Perjuangan ==
Jo juga pernah menjadi guru di [[Perguruan Rakyat]] di Gang Kenari, [[Jakarta]], saat bantuan dari orangtuanya di kampung halaman terhenti. Ia juga aktif dalam [[Palang Merah Indonesia]], menjadi pembimbing [[Pandu Rakyat Indonesia]], serta menjadi aktivis sosial [[Pemuda Puteri Indonesia]].
 
JoJohanna juga pernah menjadi guru di [[Perguruan Rakyat]] di Gang Kenari, [[Jakarta]], saat bantuan dari orangtuanya di kampung halaman terhenti. Ia juga aktif dalam [[Palang Merah Indonesia]], menjadi pembimbing [[Pandu Rakyat Indonesia]], serta menjadi aktivis sosial [[Pemuda Puteri Indonesia]].<ref name="suara" />
Dalam catatannya pada tahun 1945 hingga 1949, Jo pernah menulis, "Roda revolusi Indonesia tidak dapat berjalan tanpa wanita. Demi kemerdekaan sampai titik darah penghabisan Merdeka atau Mati, tanpa pamrih membela bangsa dan negara tanah air Indonesia tercinta."
 
Di alam kemerdekaan, JoJohanna menjadi mahasiswa psikologi di Fakultas Psikologi [[Universitas Indonesia]]. Setelah lulus dari alma maternya, Joia mengabdikan diri sebagai dosen [[psikiatri]] di almamaternya sejak 1961.<ref name="suara" /> Pada tahun 1970-an, ia sempat pula mengambil pendidikan lanjutan di [[Amerika Serikat]] dan [[Inggris]] setelah suaminya meninggal pada bulan Oktober 1967.<ref name="media" />
 
== Penghargaan ==
Hampir sama seperti suaminya, Jo banyak mendapat penghargaan dari Pemerintah Republik Indonesia. Pada 1953 ia memperoleh medali Sewindu Angkatan Perang Republik Indonesia dari Menteri Pertahanan Keamanan [[Ali Sastroamidjojo]]. Pada 1958 ia mendapat Bintang Satya Gerilya dari Presiden Soekarno. Pada tahun 1967 semasa Presiden [[Soeharto]], ia mendapat Bintang Satya Lencana Penegak. Ia dianugerahi Bintang Mahaputera Utama pada tahun [[1998]] dari Presiden [[B.J. Habibie]]. Secara keseluruhan, Jo mendapat delapan bintang dari Pemerintah RI.
 
Hampir sama seperti suaminya, JoJohanna banyak mendapat penghargaan dari Pemerintah Republik Indonesia. Pada tahun 1953, ia memperoleh medali Sewindu Angkatan Perang Republik Indonesia dari Menteri Pertahanan Keamanan [[Ali Sastroamidjojo]]. Pada tahun 1958, ia mendapat Bintang Satya Gerilya dari Presiden Soekarno. Pada tahun 1967 semasa Presiden [[Presiden Soeharto|Soeharto]], ia mendapat Bintang Satya Lencana Penegak. Ia dianugerahi Bintang Mahaputera Utama pada tahun 1998 oleh [[1998]]B. dariJ. Habibie|Presiden [[B. J. Habibie]]. Secara keseluruhan, JoJohanna mendapat delapan bintang dari Pemerintah RI.<ref name="suara" />
Jo dimakamkan di [[Taman Makam Pahlawan Kalibata]], [[Jakarta Selatan]], pada [[15 Mei]] [[2006]].
 
Johanna meinggal pada tanggal 13 Mei 2006 dan ia dimakamkan di [[Taman Makam Pahlawan Kalibata]] pada tanggal 15 Mei 2006.<ref name="media" />
 
== Pranala luarReferensi ==
 
{{reflist}}
* {{id}} [http://www.media-indonesia.com/berita.asp?id=99650 Jo Masdani, Saksi Sumpah Pemuda 1928 Tutup Usia]
* {{id}} [http://www.suarapembaruan.com/News/2006/05/15/Kesra/kes02.htm Johanna Masdani dimakamkan hari ini]
 
{{lifetime|1910|2006|Masdani, Johanna}}