Sarawak: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k replaced: Lobang → Lubang
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 90:
}}
 
'''Sarawak''' ({{IPAc-en|s|ə|ˈ|r|ɑː|w|ɒ|k}}; {{IPA-may|saˈrawaʔ|lang}})<!--, yang berjuluk ''Bumi Kenyalang'' ("Tanah [[Rangkong]]"),--> adalah salah satu negara bagian [[Malaysia]]. Negara bagian tersebut memiliki otonomi dalam pemerintahan, imigrasi, dan yudisier yang berbeda dari negara-negara bagian di Semenanjung MalaysiaMalaya. Sarawak terletak di barat laut BorneoPulau Kalimantan dan berbatasan dengan negara bagian Sabah dan Provinsi [[Kalimantan Utara]] di timurbagian lauttimur, Provinsi [[Kalimantan (Indonesia)|KalimantanBarat]], bagian[[Kalimantan IndonesiaTengah]], daridan Borneo[[Kalimantan Timur]] di bagian selatan, danserta berpapasan dengannegara [[Brunei]] di bagian utara. Ibu kotanya, [[Kuching]], adalah pusat ekonomi negara bagian tersebut dan kursi dari pemerintahan negara bagian Sarawak. Kota lainnya di Sarawak meliputi [[Miri]], [[Sibu]], dan [[Bintulu]]. Menurut sensus 2015 di Malaysia, populasi di negara bagian tersebut sejumlah 2.636.000 orang. Sarawak memiliki [[iklim khatulistiwa]] dengan [[hutan hujan]] tropis dan spesies hewan dan tumbuhan yang beragam. Negara bagian tersebut memiliki beberapa sistem [[gua]] penting di [[Taman Nasional Gunung Mulu]]. [[Sungai Rajang]] adalah sungai terpanjang di Malaysia; [[Bendungan Bakun]], salah satu bendungan terbesar di [[Asia Tenggara]], terletak di salah satu anak sungainya. [[Gunung Murud]] adalah titik tertinggi di Sarawak.
 
Pemukiman manusia terawal di Sarawak bermula dari 40,000 tahun yang lalu di [[Taman Nasional Niah|Gua-Gua Niah]]. Negara bagian tersebut telah memiliki hubungan dagang dengan Tiongkok pada abad ke-8 sampai ke-13 Masehi. Wilayah tersebut berada di bawah pengaruh [[Kekaisaran Brunei]] pada abad ke-16. Negara bagian tersebut [[Kerajaan Sarawak|diperintah oleh keluarga Brooke]] pada abad ke-19 dan ke-20. Pada [[Perang Dunia II]], negara bagian tersebut [[Pendudukan Jepang di Borneo Britania|diduduki oleh Jepang]] selama tiga tahun sebelum dijadikan sebagai [[Koloni Mahkota Sarawak|Koloni Mahkota Britania]] pada 1946. Pada 22 Juli 1963, Sarawak meraih pemerintahan sendiri oleh Inggris. Setelah itu, Sarawak menjadi salah satu anggota pendiri [[Federasi]] Malaysia (didirikan pada 16 September 1963) bersama dengan [[Borneo Utara]] (sekarang Sabah), [[Singapura]] (keluar pada 1965), dan [[Federasi Malaya]] ([[Semenanjung MalaysiaMalaya]] atau Malaysia Barat). Namun, federasi tersebut ditentang oleh Indonesia, dan berujung pada [[konfrontasi Indonesia–Malaysia]] selama tiga tahun. Negara bagian tersebut juga mengalami [[Pemberontakan Komunis Sarawak|pemerontakan komunis]] dari 1960 sampai 1990.
 
Negara bagian tersebut dikenal karena keberagaman suku bangsa, budaya, dan bahasa. Kepala negara bagiannya adalah Gubernur, yang sekarang dikenal sebagai [[Yang di-Pertua Negeri Sarawak|Yang di-Pertua Negeri]], sementara kepala pemerintahannya adalah [[Ketua Menteri Sarawak|Ketua Menteri]]. Sistem pemerintahannya mengikuti [[sistem Westminster|sistem parlementer Westminster]] dan memiliki sistem legislatur terawal di Malaysia. Negara bagian tersebut terbagi dalam distrik dan divisi administratif. Inggris dan Melayu adalah dua bahasa resmi di negara bagian tersebut; tidak ada agama resmi di sana. [[Museum Negara Bagian Sarawak]] adalah museum tertua di Borneo. Negara bagian tersebut dikenal karena alat musik tradisional-nya, [[sapeh]]. [[Festival Musik Hutan Hujan Sedunia]] adalah salah satu acara musik utama di Malaysia. Sarawak adalah satu-satunya negara bagian di Malaysia yang merayakan perayaan [[Gawai Dayak]].