Keanekaragaman hayati: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
RianHS (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
RianHS (bicara | kontrib)
Baris 52:
Pada tahun 2016, hipotesis alternatif ("keanekaragaman hayati [[fraktal]]") diusulkan untuk menjelaskan gradien lintang keanekaragaman hayati.<ref>{{cite journal | last1 = Cazzolla Gatti | first1 = R | year = 2016 | title = The fractal nature of the latitudinal biodiversity gradient | url = | journal = Biologia | volume = 71 | issue = 6| pages = 669–672 | doi = 10.1515/biolog-2016-0077 }}</ref> Dalam studi ini, ukuran kumpulan spesies dan sifat fraktal ekosistem digabungkan untuk memperjelas beberapa pola umum gradien ini. Hipotesis ini mempertimbangkan suhu, [[kelembaban]], dan [[produksi primer]] bersih (NPP) sebagai variabel utama ceruk ekosistem dan sebagai poros dari [[4 dimensi|hipervolume]] ekologis. Dengan cara ini, dimungkinkan untuk membangun hipervolume fraktal, yang [[dimensi fraktal]]nya naik menjadi tiga, yang bergerak ke arah [[khatulistiwa]].
 
=== HotspotTitik panas ===
Sebuah[[Titik hotspotpanas keanekaragaman hayati]] merupakanadalah wilayah dengan spesies [[endemisme|endemik]] tingkat tinggi spesiesyang telah mengalami [[Endemisme|endemikpengrusakan habitat]] yang luar biasa.<ref>{{cite Hotspotweb|url= pertamahttp://www.biodiversitya-z.org/content/biodiversity-hotspots kali| bernamaauthor = Biodiversity A-Z | title = Biodiversity Hotspots}}</ref> Istilah titik panas (''hotspot'') diperkenalkan pada tahun 1988 oleh Dr[[Norman Sabina VirkMyers]].<ref>{{cite journal | doi = 10.1007/BF02240252 | author = Myers N | year = 1988 | title = Threatened biotas: 'hot spots' in tropical forests | url = | journal = Environmentalist | volume = 8 | issue = 3| pages = 187–208 | pmid = 12322582 }}</ref><ref>{{cite journal | doi = 10.1007/BF02239720 | author = Myers N | year = 1990 | title = The biodiversity challenge: expanded hot-spots analysis | url = http://planet.botany.uwc.ac.za/nisl/Gwen%27s%20Files/Biodiversity/Chapters/Info%20to%20use/Chapter%207/biodiversityhotspotMyers.pdf| journal = Environmentalist | volume = 10 | issue = 4| pages = 243–256 | pmid = 12322583 | citeseerx = 10.1.1.468.8666 }}</ref><ref>{{ Banyakcite hotspotjournal memiliki| populasiurl=http://www.soc.hawaii.edu/mora/Publications/Mora%20027.pdf besar| manusiaauthor=Tittensor diD. dekatnya| year=2011 | title= Global patterns and predictors of marine biodiversity across taxa | journal=Nature | volume = 466 | pages = 1098–1101 | doi=10.1038/nature09329 | pmid=20668450 | issue=7310|display-authors=etal|bibcode = 2010Natur.466.1098T }}</ref><ref name="McKee2004">{{cite book|authorfirst=Jeffrey K. |last=McKee|title=Sparing Nature: The Conflict Between Human Population Growth and Earth's Biodiversity|url=http://books.{{google.com/ books? |plainurl=y |id=omgIyInG8qEC&pg|page=PA108108}}|accessdate=28 June 2011|date=December 2004|publisher=Rutgers University Press|isbn=978-0-8135-3558-6|page=108}}</ref> Sementara hotspotMeskipun titik panas tersebar di seluruh dunia, mayoritaskebanyakan adalahdi antaranya merupakan kawasan hutan dan sebagian besar terletak di daerah [[Tropika|tropis]].
 
[[Hutan Atlantik]] [[Brasil]] dianggap sebagai salah satu titik panas, yang berisi sekitar 20.000 spesies tumbuhan, 1.350 vertebrata, dan jutaan serangga, sekitar setengahnya tidak ditemukan di tempat lain.<ref>{{Cite book|title=The Atlantic Forest of South America: Biodiversity Status, Threats, and Outlook|last=Galindo-Leal|first=Carlos|publisher=Island Press|year=2003|isbn=978-1-55963-988-0|location=Washington|pages=35}}</ref>{{cn}} Pulau [[Madagaskar]] dan [[India]] juga sangat terkenal. [[Kolombia]] dicirikan oleh keanekaragaman hayati yang tinggi, dengan tingkat spesies tertinggi berdasarkan satuan luas di seluruh dunia dan memiliki jumlah endemik terbesar (spesies yang secara alami tidak ditemukan di tempat lain) di negara mana pun. Sekitar 10% dari spesies organisme di Bumi dapat ditemukan di Kolombia, termasuk lebih dari 1.900 spesies burung, lebih banyak daripada di Eropa dan Amerika Utara, Kolombia memiliki 10% spesies mamalia dunia, 14% spesies amfibi, dan 18% dari spesies burung di dunia.<ref>{{cite web|url=http://www.humboldt.org.co/iavh_en/index.php/component/k2/item/129-colombia-in-the-world.html |title=Colombia in the World |publisher=Alexander von Humboldt Institute for Research on Biological Resources |accessdate=30 December 2013 |url-status=dead |archiveurl=https://web.archive.org/web/20131029194602/http://www.humboldt.org.co/iavh_en/index.php/component/k2/item/129-colombia-in-the-world.html |archivedate=29 October 2013}}</ref> [[Hutan kering Madagaskar]] dan hutan hujan dataran rendah memiliki rasio endemisme yang tinggi.<ref>{{cite web|last1=godfrey|first1=laurie|title=isolation and biodiversity|url=http://www.pbs.org/edens/madagascar/eden.htm|website=pbs.org|accessdate=22 October 2017}}</ref>{{cn}} Karena pulau ini terpisah dari daratan Afrika 66 juta tahun yang lalu, banyak spesies dan ekosistemnya yang berevolusi secara mandiri.<ref>{{Cite web|url=https://www.pbs.org/edens/madagascar/eden.htm|title=Madagascar – A World Apart: Eden Evolution|website=www.pbs.org|access-date=6 June 2019}}</ref> Dengan 17.000 pulau, [[Indonesia]] memiliki luas 1.354.555 mil persegi (1.904.560 km2) dan memiliki 10% dari [[tumbuhan berbunga]] di dunia, 12% dari [[mamalia, serta 17% dari reptil, amfibi, dan burung.<ref>{{cite journal |journal=Science |date=10 September 2010 |volume=329 |pmid=20829464 |issue=5997 |pages=1278–1280 |doi=10.1126/science.329.5997.1278 |url=http://www.sciencemag.org/content/329/5997/1278.summary?sid=3d8a15d7-279e-177-a5f0-46743a80212a |title=Saving Forests to Save Biodiversity |first=Dennis |last=Normile |accessdate=28 December 2010|bibcode = 2010Sci...329.1278N }}</ref><!--This source is only about Indonesia--> Banyak daerah dengan keanekaragaman hayati dan/atau endemisme yang tinggi muncul dari habitat khusus yang memerlukan adaptasi yang tidak biasa, misalnya, lingkungan [[pegunungan Alpen]] di pegunungan tinggi, atau rawa gambut [[Eropa Utara]].{{cn}} Sulit untuk mengukur perbedaan keanekaragaman hayati secara akurat. [[Bias seleksi]] di antara para peneliti dapat menimbulkan penelitian empiris yang bias untuk perkiraan modern mengenai keanekaragaman hayati.
Hutan Atlantik [[Brasil]] dianggap sebagai salah satu hotspot tersebut, berisi spesies tanaman sekitar 20.000, 1.350 vertebrata, dan jutaan serangga, sekitar setengah dari yang terdapat di tempat lain. Pulau [[Madagaskar]], khususnya keunikan hutan gugur kering dan hutan hujan dataran rendah Madagaskar, memiliki rasio [[endemisme]] tinggi. Sejak pulau ini terpisah dari daratan [[Afrika]] 65 juta tahun yang lalu, banyak spesies dan ekosistem telah berevolusi secara independen. [[Indonesia]] yang meliputi 17.000 pulau seluas {{convert|735,355|sqmi}} memiliki 10% dari tanaman berbunga di dunia, 12% mamalia, dan 17% dari [[reptil]], [[amfibi]], dan [[burung]] hidup bersama dengan hampir 240 juta orang.<ref>{{cite journal
|journal=Science |date=10 September 2010:
|volume=329
|pmid=20829464 |issue=5997 |pages=1278–1280
|doi=10.1126/science.329.5997.1278
|url=http://www.sciencemag.org/content/329/5997/1278.summary?sid=3d8a15d7-279e-4177-a5f0-46743a80212a
|title=Saving Forests to Save Biodiversity
|first=Dennis |last=Normile
|accessdate=December, 2010|bibcode = 2010Sci...329.1278N }}</ref>
Banyak daerah keanekaragaman hayati tinggi dan / atau endemik timbul dari [[habitat]] khusus yang memerlukan adaptasi yang tidak biasa, misalnya lingkungan pegunungan di [[gunung]] tinggi, atau rawa gambut di [[Eropa Utara]].
 
Secara akurat mengukur perbedaan dalam keanekaragaman hayati bisa sulit. Seleksi Bias antara peneliti dapat berkontribusi pada riset empiris bias untuk perkiraan modern keanekaragaman hayati.<!--(terjemahan aneh)Pada 1768 Rev Gilbert Putih ringkas diamati, Selborne nya Hampshire "adalah sifat semua begitu penuh, bahwa kabupaten yang menghasilkan varietas yang paling yang paling diperiksa." <ref> Putih, ''Sejarah Alam Selborne,'' surat xx 8 Oktober 1768.</ref>-->
 
== Evolusi ==