Yunani Helenistik: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 10:
== Makedonia ==
[[Berkas:Coin_of_Cassander.jpg|kiri|jmpl|[[Koin]] yang menggambarkan [[Kassandros]], pemimpin pertama Yunani Hellenistik pasca-[[Dinasti Argeadai|Argeadai]] dan pendiri [[Thessaloniki]].]]
Pencarian [[Aleksander Agung|Aleksander]] memiliki sejumlah konsekuensi bagi negara-kota Yunani. Hal ini sangat memperluas cakrawala orang-orang Yunani, serta memicu konflik yang tak ada habisnya antara kota-kota yang telah menandai abad ke-5 dan ke-4 SM tampak remeh dan tidak penting. Selain itu, hal ini juga menyebabkan emigrasi yang stabil, menuju kekaisaran Yunani yang baru di timur. Banyak orang Yunani bermigrasi ke Aleksandria, Antiokhia, dan banyak kota Helenistik lainnya, yang sekarang menjadi [[Afganistan|Afghanistan]] dan [[Pakistan]], di mana Kerajaan [[Kerajaan Yunani-Baktria|Yunani-Baktria]] dan [[Kerajaan Yunani-Baktria|Kerajaan]] [[Kerajaan Yunani-India|Indo-Yunani]] bertahan hingga akhir abad ke-1 SM.
 
Kekalahan kota-kota Yunani oleh Filipus dan Aleksander juga mengajarkan [[Bangsa Yunani]] bahwa negara-kota mereka tidak akan pernah lagi menjadi kekuatan dalam hak mereka sendiri, dan bahwa [[hegemoni]] [[Makedonia (kerajaan kuno)|Makedonia]] dan negara-negara penggantinya tidak dapat ditentang kecuali negara-negara kota bersatu, atau setidaknya federasi. Orang Yunani terlalu menghargai kemerdekaan lokal mereka untuk mempertimbangkan penyatuan yang sebenarnya, tetapi mereka melakukan beberapa upaya untuk membentuk federasi di mana mereka berharap untuk menegaskan kembali kemerdekaan mereka.
 
Setelah kematian Aleksander, perebutan kekuasaan terjadi di antara para jenderalnya, yang mengakibatkan kehancuran kerajaan dan pendirian sejumlah kerajaan baru. Makedonia jatuh ke tangan [[Kassandros]], putra dari [[Antipatros]], yang setelah beberapa tahun berperang menjadikan dirinya penguasa sebagian besar wilayah Yunani lainnya. Ia mendirikan ibu kota Makedonia baru di [[Thessaloniki]] dan menjadi penguasa yang mengayomi. Kekuatan Kassandros ditantang oleh [[Antigonos I Monophthalmos|Antigonus]], penguasa Anatolia, yang menjanjikan kota-kota Yunani bahwa ia akan memulihkan kebebasan mereka jika mereka mendukungnya. Tindakannya menyebabkan pemberontakan yang berhasil melawan penguasa setempat Kassandros. Pada 307 SM, putra Antigonos, [[Demetrios I dari Makedonia|Demetrios,]] merebut [[Kota Athena|Athena]] dan memulihkan sistem demokrasinya, yang telah ditekan oleh Aleksander. Tetapi pada tahun 301 SM, koalisi Kassandros dan raja-raja Helenistik lainnya mengalahkan Antigonos pada [[Pertempuran Ipsos]] sekaligus mengakhiri tantangannya.
 
Namun, setelah kematian Kassandros pada tahun 298 SM, Demetrius merebut tahta Makedonia dan menguasai sebagian besar Yunani. Dia dikalahkan oleh koalisi kedua penguasa Yunani pada 285 SM, dan penguasaan Yunani diteruskan ke raja [[Lysimakhos]] [[Trakia|dari Trakia]]. Lysimakhos pada akhirnya juga dikalahkan dan dibunuh pada 280 SM. Tahta Makedonia kemudian diserahkan kepada putra Demetrius, [[Antigonos II Gonatas|Antigonos II]], yang juga mengalahkan [[Invasi Galia ke Balkan|invasi tanah Yunani]] oleh [[Orang Galia|Galia]], yang pada saat itu tinggal di Balkan. Pertempuran melawan Galia menyatukan [[Dinasti Antigonidai|Antigonoidai]] dari Makedonia dan Seleukia dari Antiokhia, aliansi yang juga diarahkan melawan kekuatan Helenistik terkaya, Mesir [[Kerajaan Ptolemaik|Ptolemaik]]. Antigonos II memerintah hingga kematiannya pada tahun 239 SM, dan keluarganya mempertahankan tahta Makedonia sampai dihapuskan oleh Romawi pada tahun 146 SM. Namun, kendali mereka terhadap negara-negara kota Yunani bersifat sementara, karena penguasa lain, khususnya Ptolemaios, menyogok partai-partai anti-Makedonia di Yunani untuk melemahkan kekuatan Antigonoidai. Antigonos menempatkan [[garnisun]] di [[Korintus]], pusat strategis Yunani, tetapi Athena, [[Rodos]], [[Pergamum]], dan negara-negara Yunani lainnya mempertahankan kemerdekaan yang substansial, dan membentuk [[Liga Aitolia]] sebagai sarana untuk mempertahankannya. [[Sparta]] juga tetap independen, tetapi menolak bergabung dengan liga mana pun.
 
Pada 267 SM, [[Ptolemaios II Philadelphos|Ptolemaios II]] membujuk kota-kota Yunani untuk memberontak melawan Antigonos, yang kemudian memecahkan [[Perang Kremonides]], setelah pemimpin Athena [[Kremonides]]. Kota-kota dikalahkan dan Athena kehilangan kemerdekaannya beserta lembaga-lembaganya yang demokratis. Pada awalnya, Liga Aitolia terbatas pada [[Peloponnesos]], tetapi karena diizinkan untuk mendapatkan kendali atas [[Thiva]] pada 245 SM akhirnya menjadi sekutu Makedonia. Hal ini menandai berakhirnya Athena sebagai aktor politik, meskipun tetap menjadi kota terbesar, terkaya dan paling banyak dibudidayakan di Yunani. Pada 255 SM, Antigonos mengalahkan armada Mesir di [[Pulau Kos|Kos]] dan menetapkan pulau-pulau [[Laut Aegea|Aegea]], kecuali Rodos, di bawah kekuasaannya.
 
== Negara kota dan liga ==
Terlepas dari menurunnya kekuasaan dan otonomi politik mereka, negara-kota atau [[polis]] Yunani menjadi bentuk dasar organisasi politik dan sosial di Yunani. Negara-negara kota seperti [[Kota Athena|Athena]] dan [[Ephesos|Efesus]] tumbuh dan bahkan berkembang pesat pada periode ini. Disamping peperangan antara kota-kota Yunani berlanjut, kota-kota menanggapi ancaman negara-negara pasca-Aleksandria Hellenistik dengan bersatu dalam aliansi atau menjadi sekutu negara Hellenistik yang kuat, yang bisa datang untuk mempertahankan negara serta menjadikannya sebagai ''asylos'' atau tidak dapat diserang oleh kota-kota lain. Bangsa Aitolia dan Akhaia mengembangkan negara federal atau liga yang kuat (''koinon''), yang diperintah oleh dewan perwakilan kota dan majelis liga rakyat. Berawal dari liga etnis, liga ini kemudian mulai memasukkan kota-kota di luar wilayah tradisional mereka.<ref>Sarah B. Pomeroy, Stanley M. Burstein, Walter Donlan, Jennifer Tolbert Roberts, dan David Tandy, ''Ancient Greece: A Political, Social, and Cultural History'', 2011, hlm. 476.</ref> [[Liga Akhaia]] akhirnya mencakup seluruh wilayah [[Peloponnesos]] kecuali [[Sparta]], sementara [[Liga Aitolia|Liga Aetolia]] berkembang hingga ke daerah [[Phokis]]. Selama abad ke-3 SM, liga-liga ini mampu mempertahankan diri melawan [[Makedonia (kerajaan kuno)|Makedonia]] dan Liga Aetolia mengalahkan [[Brenos (abad ke-3 SM)|invasi Seltik]] pada Yunani di [[Delfi]].
 
Setelah kematian Aleksander, [[Kota Athena|Athena]] dikalahkan oleh [[Antipatros]] dalam [[Perang Lamia|Perang Lamian]]n dan pelabuhannya di [[Piraeus]] menampung garnisun Makedonia. Untuk melawan kekuatan Makedonia di bawah Kassandros, Athena menjalin hubungan dengan para penguasa Helenistik lainnya, seperti [[Antigonos I Monophthalmos|Antigonos I Monophthalmus]], dan pada tahun 307 Antigonus mengirim putranya [[Demetrios I dari Makedonia|Demetrius]] untuk merebut kota. Setelah Demetrius menguasai Makedonia, Athena menjadi sekutu dengan Mesir Ptolemaik dalam upaya mendapatkan kemerdekaannya dari Demetrius, dan dengan pasukan Ptolemaik mereka berhasil memberontak dan mengalahkan Makedonia pada tahun 287, meskipun Piraeus tetap diamankan. Perlawanan-perlawanan Athena gagal dalam menghadapi Makedonia meski dengan bantuan Ptolemaik seperti halnya [[Perang Kremonides]]. Kerajaan Ptolemaik pada saat itu menjadi sekutu utama kota, mendukung dengan pasukan, uang, dan material dalam berbagai konflik. Athena menghadiahi [[Kerajaan Ptolemaik]] pada 224/223 SM dengan memberi nama [[phyle]] ke-13 Ptolemais dan mendirikan kultus agama yang disebut Ptolemaia. Athena Helenistik juga menyaksikan munculnya [[Komedi Yunani Kuno|Komedi Baru]] dan aliran filsafat Helenistik seperti [[Stoikisme]] dan [[Epikureanisme]]. Pada pergantian abad, [[Kerajaan Pergamon|Dinasti Attalidia]] di [[Pergamum]] menjadi pendukung dan pelindung Athena saat kekaisaran Ptolemaik melemah. Athena nantinya juga akan mendirikan kultus untuk raja Pergamus, [[Atalos I|Atalos I.]]
 
== [[Filipus V dari Makedonia|Filipus V]] ==
[[Berkas:Philip_V_of_Macedon.jpg|kiri|jmpl|200x200px|[[Filipus V dari Makedonia|Filipus V]], "''kesayangan Hellas''", mengenakan mahkota kerajaan.]]
Antigonos II wafat pada tahun 239 SM. Kematiannya memperlihatkan pemberontakan lain di negara-kota [[Liga Akhaia]], dengan tokoh yang berpengaruh adalah [[Aratos dari Sikyon]]. Putra Antigonos, [[Demetrios II Aitolikos|Demetrius II,]] meninggal pada 229 SM, meninggalkan seorang anak (Filipus V) sebagai raja, dengan jenderal [[Antigonos III Doson|Antigonos Doson]] sebagai bupati. Bangsa Akhaia, yang secara nominal tunduk pada Ptolemaios, sebenarnya independen, dan menguasai sebagian besar Yunani selatan. Athena tetap menjauh dari konflik ini dengan persetujuan bersama. Sparta tetap memusuhi bangsa Akhaia, hingga pada 227 SM, raja Sparta [[Kleomenes III|Kleomenes III,]] menyerbu Akhaia dan menguasai liga. Aratos lebih suka Makedonia jauh dari Sparta untuk mendekati Sparta, dan bersekutu dengan Doson, yang pada 222 SM mengalahkan Sparta dan menganeksasi kota mereka &#x2013; pertama kalinya Sparta diduduki oleh kekuatan asing.
 
Filipus V, yang berkuasa ketika Doson meninggal pada 221 SM, adalah penguasa terakhir Makedonia dengan bakat dan kesempatannya untuk menyatukan Yunani dan mempertahankan kemerdekaannya melawan "awan yang naik di barat" yaitu kekuatan Roma yang terus meningkat. Dia dikenal sebagai "kesayangan Hellas". Di bawah naungannya, Perdamaian Naupaktus (217 SM) mengakhiri konflik antara liga Makedonia dan Yunani, dan pada saat itu ia mengendalikan seluruh wilayah Yunani kecuali Athena, Rodos, dan Pergamum. Namun, pada 215 SM, Filipus membentuk aliansi dengan musuh Roma, [[Qart Hadast|Kartago]], yang menarik Roma secara langsung ke dalam urusan Yunani untuk pertama kalinya. Roma segera memikat kota-kota Akhaia dari kesetiaan nominal mereka kepada Filipus, dan membentuk aliansi dengan Rodos dan Pergamum, yang sekarang merupakan kekuatan terkuat di [[Anatolia|Asia Kecil]]. [[Perang Makedonia Pertama]] pecah pada tahun 212 SM, dan berakhir secara kurang jelas pada tahun 205 SM, tetapi Makedonia sekarang ditandai sebagai musuh Roma. Sekutu Roma, Rodos, menguasai pulau-pulau Aegea.
 
Pada tahun 202 SM, Roma mengalahkan Kartago, dan bebas untuk mengalihkan perhatiannya ke arah timur, didorong oleh sekutu-sekutu Yunani-nya, Rodos dan Pergamus. Pada tahun 198 SM, [[Perang Makedonia Kedua]] pecah karena alasan yang tidak jelas, tetapi kemungkinan besar karena Roma melihat Makedonia sebagai sekutu potensial Seleukia, kekuatan terbesar di timur. Sekutu-sekutu Filipus di Yunani meninggalkannya dan pada tahun 197 SM ia dikalahkan di [[Pertempuran Kinoskefala|Kinoskefala]] oleh prokonsul Romawi [[Titus Quinctius Flamininus]].
 
Beruntung bagi orang Yunani, Flamininus adalah seorang pria moderat dan pengagum budaya Yunani. Filipus harus menyerahkan armadanya dan menjadi sekutu Romawi, tetapi dinyatakan selamat. Pada [[Pertandingan Isthmia]] pada tahun 196 SM, Flamininus menyatakan semua kota Yunani bebas, meskipun garnisun Romawi ditempatkan di Korintus dan [[Khalkis]]. Tetapi kebebasan yang dijanjikan oleh Roma hanyalah ilusi. Semua kota kecuali Rodos didaftarkan dalam liga baru yang akhirnya dikuasai Roma, dan demokrasi digantikan oleh rezim aristokrat yang bersekutu dengan Roma.
Baris 37:
== Kebangkitan Roma ==
[[Berkas:Antiochus_III_197_BC.JPG|jmpl|Sebuah [[tetradrakhma]] [[Antiokhos yang Agung|Antiokhos III yang Agung]] (222-187 SM), menyerang setelah tahun 197 SM di [[Mesopotamia]], sebuah wilayah [[Kekaisaran Seleukia]]]]
Pada 192 SM, perang pun pecah antara Roma dan penguasa Seleukia, [[Antiokhos yang Agung|Antiokhos III]]. Antiokhos menginvasi Yunani dengan 10.000 tentara laki-laki, dan terpilih sebagai panglima Aitolia. Beberapa kota Yunani pada waktu itu menganggap Antiokhus sebagai penyelamat mereka dari pemerintahan Romawi, tetapi Makedonia melemparkan tanahnya bersama Roma. Pada 191 SM, Romawi di bawah pimpinan Manius Acilius Glabrio mengusirnya di Thermopylae dan mewajibkannya untuk mundur ke Asia. Selama perang ini pasukan Romawi berpindah ke Asia untuk pertama kalinya, di mana mereka mengalahkan Antiokhus kembali di [[Magnesia ad Sipylum]] (190 SM). Yunani pun berada di seberang jalur komunikasi Roma di timur, dan tentara Romawi menjadi kehadiran yang tetap. Perdamaian Apamaea (188 SM) meninggalkan Roma dalam posisi dominan di seluruh Yunani.
 
Bertahun-tahun kemudian, Roma ditarik lebih dalam ke dalam politik Yunani, karena partai yang kalah dalam pertikaian meminta bantuan Roma. Makedonia masih independen, meskipun secara nominal sekutu Romawi. Ketika Filipus V wafat pada tahun 179 SM, ia digantikan oleh putranya [[Perseus dari Makedonia|Perseus]], yang seperti semua raja Makedonia, ingin menyatukan orang-orang Yunani di bawah pemerintahan Makedonia. Makedonia terlalu lemah untuk mencapai tujuan ini, tetapi sekutu Roma [[Eumenes II]] dari [[Pergamum]] membujuk Roma bahwa Perseus merupakan ancaman potensial terhadap posisi Roma.
Baris 43:
== Akhir kemerdekaan Yunani ==
[[Berkas:Delos_Museum_Mosaik_Dionysos_05.jpg|kiri|jmpl|[[Mozaik|Mosaik]] [[Seni rupa Hellenistik|Yunani Helenis]] yang menggambarkan dewa [[Dionisos]] sebagai [[Daemon (mitologi klasik)|daimon]] bersayap yang menunggang seekor harimau, dari [[Mosaik-mosaik Delos|House of Dionysos]] di [[Pulau Delos|Delos]] di [[Daerah-daerah administratif di Yunani|wilayah]] [[Aegea Selatan]] [[Yunani]], akhir abad ke-2 SM, [[Museum Arkeologi Delos]]]]
Akibat dari intrik Eumenes, Roma menyatakan perang terhadap Makedonia pada tahun 171 SM, membawa 100.000 pasukan ke Yunani. Makedonia bukanlah tandingan pasukan ini, dan Perseus tidak mampu mengumpulkan negara-negara Yunani lainnya untuk membantunya. Kemampuan militer yang lemah oleh orang-orang Romawi memungkinkannya bertahan selama tiga tahun, tetapi pada tahun 168 SM bangsa Romawi mengirim [[Lucius Aemilius Paullus Macedonicus|Lucius Aemilius Paullus]] ke Yunani, dan di [[Pertempuran Pidna|Pidna]], bangsa Makedonia dikalahkan dengan sangat telak. Perseus ditangkap dan dibawa ke Roma, kerajaan Makedonia dipecah menjadi empat negara bagian yang lebih kecil, dan semua kota Yunani yang membantunya, bahkan secara retoris, dihukum. Bahkan sekutu Roma, Rodos dan Pergamum secara efektif kehilangan kemerdekaan mereka.
 
Di bawah kepemimpinan seorang petualang bernama Andriskos, Makedonia memberontak melawan pemerintahan Romawi pada tahun 149 SM: sebagai hasilnya [[Makedonia (provinsi Romawi)|Makedonia]] dianeksasi pada tahun berikutnya dan menjadi [[Provinsi (Romawi)|provinsi Romawi]], yang pertama dari negara-negara Yunani yang mengalami nasib ini. Roma sekarang menuntut agar Liga Akhaia, benteng terakhir kemerdekaan Yunani, dibubarkan. Bangsa Akhaia menolak dan , karena merasa bahwa mereka mungkin juga mati berperang, mereka menyatakan perang terhadap Roma. Sebagian besar kota-kota Yunani bersatu ke pihak Akhaia, bahkan budak dibebaskan untuk memperjuangkan kemerdekaan Yunani. Konsul Romawi [[Lucius Mummius]] maju dari Makedonia dan mengalahkan orang-orang Yunani di [[Korintus]], yang rata dengan tanah.
 
Pada 146 SM, semenanjung Yunani, meskipun bukan pulau-pulau, menjadi protektorat Romawi. Pajak Romawi diberlakukan, kecuali di Athena dan Sparta, dan semua kota harus menerima pemerintahan oleh sekutu lokal Roma. Pada 133 SM, raja terakhir Pergamum wafat dan meninggalkan kerajaannya ke Roma: hal ini membawa sebagian besar semenanjung Aegea di bawah kekuasaan Romawi langsung sebagai bagian dari provinsi Asia.
[[Berkas:NileMosaicOfPalestrinaSoldiers.jpg|jmpl|350x350px|Tentara Makedo-Ptolemaik dari kerajaan Ptolemaik, 100 SM, detail dari [[ Mosaik sungai Nil dari Palestrina|mosaik Sungai Nil Palestrina]].]]
Kejatuhan terakhir Yunani terjadi pada 88 SM, ketika Raja [[Mithridates VI dari Pontos|Mithridates]] [[Kerajaan Pontos|dari Pontos]] memberontak melawan Roma, dan membantai hingga 100.000 orang Romawi dan sekutu Romawi di seluruh Asia Kecil. Meskipun Mithridates bukan orang Yunani, banyak kota Yunani, termasuk Athena, menggulingkan penguasa boneka Romawi mereka dan bergabung dengannya. Ketika ia diusir dari Yunani oleh Jenderal Romawi [[Lucius Cornelius Sulla]], balas dendam Romawi jatuh ke Yunani lagi, dan kota-kota Yunani tidak pernah pulih. Mithridates akhirnya dikalahkan oleh [[Pompeius|Gnaeus Pompeius Magnus]] pada tahun 65 SM.
 
Kehancuran lebih lanjut dibawa ke Yunani dengan pecahnya perang saudara Romawi, yang sebagian bertempur di Yunani. Akhirnya, pada 27 SM, [[Augustus]] langsung menganeksasi Yunani ke [[Kekaisaran Romawi]] yang baru sebagai [[ Provinsi Achaea, Kekaisaran Romawi|provinsi Akaea]]. Perjuangan dengan Roma telah meninggalkan daerah-daerah tertentu di Yunani yang dihuni dan didemoralisasi. Namun demikian, pemerintahan Romawi setidaknya mengakhiri peperangan, dan kota-kota seperti Athena, Korintus, Thessaloniki, dan [[Patras]] segera memulihkan kemakmuran mereka.
 
== Lihat juga ==
Baris 81:
* {{en}} --. ''The Cambridge ancient history, volume VII, part 1: The Hellenistic world''. Edisi kedua. Cambridge: Cambridge University Press, 1994.
 
[[Kategori:Yunani Hellenistik| ]]
[[Kategori:Sejarah Yunani kuno]]
[[Kategori:Sejarah Yunani]]