Kalimantan (provinsi): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Alamnirvana (bicara | kontrib)
Alamnirvana (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 68:
# Barend van der Worm (1784-1787), residen Belanda di Banjarmasin
# [[Alexander Hare]] (1811), komisioner residen Inggris di Banjarmasin
# C. L. Hartmann (1832). Resident ter Zuid en Oostkust Borneo (BANJERMASSING). <ref name="Almanak 8">{{nl}} {{cite book
|pages= 68
|url= https://books.google.co.id/books?id=5VJVAAAAcAAJ&pg=PA68&dq=C.+L.+Hartmann+.+Resident+ter+Zuid+en+Oostkust+Borneo.&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjb8NDklp3gAhXOeX0KHUVUBLQQ6AEIKzAA#v=onepage&q=C.%20L.%20Hartmann%20.%20Resident%20ter%20Zuid%20en%20Oostkust%20Borneo.&f=false
Baris 121:
=== Penguasaan NICA dan Masa Republik Indonesia Serikat ===
Setelah mengambil alih Kalimantan dari tangan Jepang, [[NICA]] mendesak [[kaum Federal]] Kalimantan untuk segera mendirikan [[Negara Kalimantan]] menyusul [[Negara Indonesia Timur]] yang telah berdiri. Maka dibentuklah [[Dewan Kalimantan Barat]] tanggal [[28 Oktober]] 1946, yang menjadi [[Daerah Istimewa Kalimantan Barat]] pada tanggal [[27 Mei]] 1947; dengan [[Kepala Daerah]], [[Sultan]] [[Hamid II]] dari [[Kesultanan Pontianak]] dengan pangkat [[Mayor Jenderal]]. Wilayahnya terdiri atas 13 kerajaan sebagai swapraja.
[[Dewan Dayak Besar]] dibentuk tanggal [[7 Desember]] 1946, dan selanjutnya tanggal [[8 Januari]] 1947 dibentuk [[Dewan Pagatan]], [[Dewan Pulau Laut]] dan [[Dewan Cantung Sampanahan]] yang bergabung menjadi [[Federasi Kalimantan Tenggara]]. Kemudian tanggal [[18 Februari]] 1947 dibentuk [[Dewan Pasir]] dan [[Federasi Kalimantan Timur]], yang akhirnya pada tanggal [[26 Agustus]] 1947 bergabung menjadi [[Dewan Kalimantan Timur]]. Selanjutnya Daerah Kalimantan Timur menjadi [[Daerah Istimewa Kalimantan Timur]] dengan Kepala Daerah, [[Aji]] [[Sultan Parikesit]] dari [[Kesultanan Kutai]] dengan pangkat [[Kolonel]]. [[Daerah Banjar]] yang sudah terjepit daerah federal akhirnya dibentuk [[Dewan Banjar]] tanggal [[14 Januari]] 1948.<ref name="Sejarah Daerah Kalimantan Selatan"> {{cite book
| pages= 118
| url= https://books.google.co.id/books?id=vwB8CgAAQBAJ&pg=PA109&lpg=PA109&dq=aidan+sinaga&source=bl&ots=jL50xgTq2v&sig=ACfU3U1dgoCPKSZnEiGI2XSH4Tz2iwBgFQ&hl=jv&sa=X&ved=2ahUKEwi71-HW98XpAhX27HMBHSCQCzAQ6AEwDnoECAoQAQ&fbclid=IwAR2GO1b8qYEVqcb8HfGRYwDi73b_AA8VVvbPN1yxe0tQp2NjB2v6Pkgw-0A#v=onepage&q=aidan%20sinaga&f=false
| title= Sejarah Daerah Kalimantan Selatan
| author= Direktorat Jenderal Kebudayaan
| contribution= Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah
| publisher= Direktorat Jenderal Kebudayaan
| year=1997
| volume=
}}</ref>
 
[[Gubernur]] Borneo (dinamakan Kalimantan tahun 1950) dalam pemerintahan Pemerintah RI di Yogyakarta, yaitu [[Pangeran Muhammad Noor]], mengirim [[Cilik Riwut]] dan [[Hasan Basry]] dalam misi perjuangan mempertahankan kemerdekaan untuk menghadapi kekuatan NICA. Pada tanggal [[17 Mei]] 1949, Letkol [[Hasan Basry]] selaku Gubernur Tentara ALRI Wilayah IV Pertahanan Kalimantan memproklamirkan sebuah [[Proklamasi Kalimantan]] yang isinya bahwa "Daerah Kalimantan Selatan" (daerah-daerah di luar Daerah Istimewa Kalimantan Barat dan Daerah Istimewa Kalimantan Timur) tetap sebagai bagian tak terpisahkan dari Negara [[Republik Indonesia]] yang telah diproklamasikan tanggal [[17 Agustus]] 1945. Pemerintah Gubernur Militer ini merupakan upaya tandingan terhadap terbentuknya [[Dewan Banjar]] yang didirikan Belanda.