Majapahit: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Verosaurus (bicara | kontrib) |
Verosaurus (bicara | kontrib) →Militer dan Persenjataan: Tambah informasi dan referensi |
||
Baris 271:
}}Tidak diketahui secara pasti jenis senjata api apa yang digunakan dalam pertempuran ini. Kata "''bedhil''" dapat merujuk ke beberapa jenis senjata bubuk mesiu yang berbeda. Itu mungkin merujuk pada [[Arquebus Jawa|''arquebus'' Jawa]] (Zua Wa Chong - 爪哇銃) yang dilaporkan oleh orang China. ''Arquebus'' ini memiliki kemiripan dengan ''arquebus'' Vietnam pada abad ke-17. Senjata ini sangat panjang, dapat mencapai 2,2 m panjangnya, dan memiliki dudukan bipod yang dapat ditekuk.<ref>{{Cite book|title=South Vietnamese Notes|last=Tiaoyuan|first=Li|publisher=Guangju Book Office|year=1969|isbn=|location=|pages=}}</ref>
Catatan [[Tome Pires]] tahun 1515 menyebutkan pasukan tentara Gusti Pati, wakil raja Batara Brawijaya, berjumlah 200,000 orang, 2,000 diantaranya adalah prajurit berkuda dan 4,000 adalah [[musketir]].<ref name=":3">{{Cite book|title=Suma Oriental|last=Pires|first=Tome|publisher=The Hakluyt Society|year=|isbn=9784000085052|location=|pages=}}</ref> Duarte Barbosa sekitar tahun 1510 mengatakan bahwa penduduk Jawa sangat ahli dalam membuat artileri dan merupakan penembak artileri yang baik. Mereka membuat banyak meriam 1 pon (cetbang atau [[rentaka]]), [[senapan lontak]] panjang, ''spingarde'' (arquebus), ''schioppi'' (meriam tangan), [[api Yunani]], ''gun'' (bedil besar atau meriam), dan senjata api atau kembang api lainnya.<ref name=":0" /><ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=fNZBSqd2cToC&pg=PA224&lpg=PA224&dq=muhammad,+the+king+of+java,+has+8000+cannon&source=bl&ots=VpOdV3xt0G&sig=ACfU3U2GIinrhq2PGIduAOkNmI2a8mOGeA&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwjxg-vphKzpAhWWf30KHR8EDa8Q6AEwAHoECAcQAQ#v=onepage&q=java&f=false|title=A History of Greek Fire and Gunpowder|last=Partington|first=J. R.|date=1999|publisher=JHU Press|isbn=978-0-8018-5954-0|language=en}}</ref> Setiap tempat disana dianggap sangat baik dalam mencetak/mengecor artileri, dan juga dalam ilmu penggunaanya.<ref name=":0">{{Cite book|title=A Description of the Coasts of East Africa and Malabar in the Beginning of the Sixteenth Century|last=Barbosa|first=Duarte|publisher=The Hakluyt Society|year=1866|isbn=|location=|pages=}}</ref>
Kavaleri sejati pertama, unit terorganisir dari penunggang kuda yang kooperatif, mungkin telah muncul di Jawa selama abad ke-12 M.<ref>Wade, G., 2009, “The horse in Southeast Asia prior to 1500 CE: Some vignettes,” in: B. G. Fragner, R. Kauz, R. Ptak and A. Schottenhammer (eds), ''Pferde in Asien: Geschichte, Handel und Kultur/Horses in Asia: History, Trade and Culture''. Vienna, Verlag der Österreichischen Akademie der Wissenschaften: 161-177.</ref> Teks Jawa kuno ''kakawin Bhomāntaka'' menyebutkan kisah kuda Jawa awal dan sejarah menunggang kuda.<ref>{{Cite book|last=Teeuw, A. and S. O. Robson|first=|title=Bhomāntaka. The Death of Bhoma|publisher=KITLV Press|year=2005|isbn=9789067182539|location=Leiden|pages=}}</ref> Pada abad ke-14 M, Jawa menjadi peternak kuda yang penting dan pulau ini bahkan terdaftar di antara pemasok kuda ke Cina.<ref>{{Cite book|last=Ptak|first=Roderich|title=China’s Seaborne Trade with South and Southeast Asia, 1200-1750|publisher=Ashgate|year=1999|isbn=9780860787761|location=|pages=}}</ref> Selama masa Majapahit, jumlah kuda dan kualitas kuda keturunan Jawa terus berkembang sehingga pada tahun 1515 masehi Tomé Pires memuji kuda-kuda yang sangat dihiasi dari bangsawan Jawa, dilengkapi dengan [[sanggurdi]] bertatahkan emas dan pelana yang dihiasi dengan mewah yang "tidak ditemukan di tempat lain di dunia".<ref name=":3" />
[[Berkas:A Galley from Madura.PNG|jmpl|Sebuah lancaran dari Madura. Perhatikan adanya panggung tempur atau "balai" di atas geladak utamanya.]]
Untuk angkatan laut, armada Majapahit menggunakan djong/jong secara besar-besaran sebagai kekuatan lautnya. Pada puncaknya Majapahit memiliki 5 armada perang. Tidak diketahui secara pasti berapa jumlah total jong yang dimiliki Majapahit, tetapi jumlah terbesar yang pernah digunakan dalam satu ekspedisi adalah berjumlah 400 buah, tepatnya saat Majapahit menyerang [[Kesultanan Samudera Pasai|Pasai]].<ref>''Hikayat Raja-Raja Pasai'', 3: 98: Sa-telah itu, mak disuroh baginda musta'idkan segala kelengkapan dan segala alat senjata peperangan akan mendatangi negeri Pasai itu, sa-kira-kira empat ratus jong yang besar-besar dan lain daripada itu banyak lagi daripada malangbang dan kelulus.</ref> Setiap kapal berukuran panjang sekitar 70-180 meter, berat sekitar 500-800 ton dan dapat membawa 200-1000 orang. Kapal ini dipersenjatai meriam sepanjang 3 meter, dan banyak [[cetbang]] berukuran kecil.<ref name=":12">{{Cite book|title=Majapahit Peradaban Maritim|last=Nugroho|first=Irawan Djoko|publisher=Suluh Nuswantara Bakti|year=2011|isbn=9786029346008|location=|pages=}}</ref> Sebuah jong dari tahun 1420 memiliki daya muat 2000 ton dan hampir saja menyeberangi samudera Atlantik.<ref>Text from Fra Mauro map, 10-A13, bahasa Italia asli: "Circa hi ani del Signor 1420 una naue ouer çoncho de india discorse per una trauersa per el mar de india a la uia de le isole de hi homeni e de le done de fuora dal cauo de diab e tra le isole uerde e le oscuritade a la uia de ponente e de garbin per 40 çornade, non trouando mai altro che aiere e aqua, e per suo arbitrio iscorse 2000 mia e declinata la fortuna i fece suo retorno in çorni 70 fina al sopradito cauo de diab. E acostandose la naue a le riue per suo bisogno, i marinari uedeno uno ouo de uno oselo nominato chrocho, el qual ouo era de la grandeça de una bota d'anfora." [http://geoweb.venezia.sbn.it/geoweb/Hsl/FraMauro/FMnumerico.html]{{dead link|date=December 2017|bot=InternetArchiveBot|fix-attempted=yes}}</ref> Sebelum [[tragedi Bubat]] tahun 1357, raja [[Kerajaan Sunda|Sunda]] dan keluarganya datang di Majapahit setelah berlayar di laut Jawa
== Kebudayaan ==
|