Yerusalem: Perbedaan antara revisi
[revisi terperiksa] | [revisi terperiksa] |
Konten dihapus Konten ditambahkan
Nama resmi Yerusalem dalam bahasa Arab sesuai yang ditetapkan pemerintah Israel adalah Ursyalim. Al-Quds adalah nama populernya. |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 59:
{{Yahudi}}
'''Yerusalem''' ({{IPAc-en|dʒ|ə|ˈ|r|uː|s|ə|l|əm}}; {{lang-he-n|יְרוּשָׁלַיִם}} ''{{transl|he|Yerusyaláyim}}'', {{IPA-he|jeruˈʃalajim|pron|He-Jerusalem.ogg}}; {{lang-ar|أُورُشَلِيمَ|Ūrsyalīm}}), juga dikenal dengan '''Al-Quds''' ({{lang-ar|القُدس}}, {{IPA-ar|ˈaːɫ ˈquːdsˤ|pron|ArAlquds.ogg|}}){{ref label|names|i|}} merupakan salah satu
Sepanjang sejarahnya yang panjang, Yerusalem pernah dihancurkan setidaknya dua kali, dikepung 23 kali, diserang 52 kali, dan direbut serta direbut-kembali 44 kali.<ref name="Moment">{{cite web |url=http://www.momentmag.com/Exclusive/2008/2008-03/200803-Jerusalem.html |publisher=Moment Magazine |title=Do We Divide the Holiest Holy City? |accessdate=5 March 2008 |archiveurl=https://web.archive.org/web/20080603214950/http://www.momentmag.com/Exclusive/2008/2008-03/200803-Jerusalem.html |archivedate=3 June 2008}} According to Eric H. Cline's tally in Jerusalem Besieged.</ref> [[Kota Daud|Bagian tertua kota ini]] menjadi tempat permukiman pada [[milenium ke-4 SM]].<ref name="aice">{{cite web |url=https://www.jewishvirtuallibrary.org/jsource/Peace/jerutime.html |title=Timeline for the History of Jerusalem|work=Jewish Virtual Library |accessdate=16 April 2007 |publisher=American-Israeli Cooperative Enterprise}}</ref>
Pada tahun 1538 dibangun [[Tembok Yerusalem|tembok]] di sekitar Yerusalem dalam pemerintahan [[Süleyman I|Suleiman
Menurut [[Tanakh|tradisi Alkitab]], Raja [[Daud]] merebut kota ini dari suku [[Yebus]] dan kemudian didirikannya sebagai ibu kota [[Kerajaan Israel (kerajaan bersatu)|Kerajaan Israel Bersatu]]; putranya, Raja [[Salomo]], memerintahkan pembangunan [[Bait Allah (Yerusalem)|Bait Pertama]]. Peristiwa-peristiwa pokok ini, sejak permulaan millenium ke-1 SM, memiliki peranan sentral secara simbolis bagi orang-orang Yahudi.<ref name="1000BCE">Sejak abad ke-10 SM:{{ref label|bible-david|v|a}}
Baris 70:
* "Sejak Raja Daud menjadikan Yerusalem sebagai ibu kota Israel 3.000 tahun yang lalu, kota ini telah memainkan peran sentral dalam keberadaan bangsa Yahudi." Mitchell Geoffrey Bard, ''The Complete Idiot's Guide to the Middle East Conflict'', Alpha Books, 2002, p. 330. ISBN 0-02-864410-7
* "Yerusalem menjadi pusat orang-orang Yahudi sekitar 3.000 tahun yang lalu" Moshe Maoz, Sari Nusseibeh, ''Jerusalem: Points of Friction – And Beyond'', Brill Academic Publishers, 2000, p. 1. ISBN 90-411-8843-6
* "Orang-orang Yahudi terikat erat pada kota Yerusalem. Tidak ada kota lain yang telah memainkan suatu peran dominan dalam sejarah, politik, budaya, agama, kehidupan berbangsa dan kesadaran dari suatu bangsa sebagaimana dimiliki Yerusalem dalam kehidupan Yahudi dan Yudaisme. Sejak Raja Daud mendirikan kota ini sebagai ibu kota negara Yahudi {{circa}} 1000 SM, kota ini telah berperan sebagai simbol dan ekspresi terdalam identitas orang Yahudi sebagai sebuah bangsa." [http://www.adl.org/israel/advocacy/glossary/jerusalem.asp Basic Facts you should know: Jerusalem], [[Anti-Defamation League]], 2007. Retrieved 28 March 2007.</ref> Julukan kota suci (''עיר הקודש'', ditransliterasikan ''‘ir haqodesh'') mungkin disematkan ke Yerusalem pada pasca-[[Pembuangan ke Babilonia|periode pembuangan]].<ref>Reinoud Oosting, {{Google books |id=at6SOl54gqAC |page=117 |title=The Role of Zion/Jerusalem in Isaiah 40–55: A Corpus-Linguistic Approach}} BRILL 2012 p. 117-118. [[Kitab Yesaya|Yesaya]] 48:2;51:1; [[Kitab Nehemia|Nehemia]] 11:1,18; lih. [[Kitab Yoel|Yoel]] 4:17: [[Kitab Daniel|Daniel]] 5:24. Bagian Yesaya di mana mereka disebutkan termasuk dalam Deutero-Yesaya.</ref><ref>Shalom M. Paul, {{Google books |id=SkFTmo4ZnzMC |page=306 |title=Isaiah 40–66}} Wm. B. Eerdmans Publishing, 2012 p.306. 'Kesucian' (''qodesh'') berasal dari bait di tengah-tengahnya, akar kata [[Q-D-Š|q-d-š]] mengacu pada suatu tempat kudus. Konsep ini dibuktikan dalam sastra Mesopotamia, dan julukan tersebut dapat berfungsi untuk membedakan Babilon/Babel, kota pembuangan, dari kota keberadaan Bait itu, tempat di mana mereka diperintahkan untuk kembali.</ref><ref>{{cite web|first=Norman|last=Golb|url=http://www.bibleinterp.com/articles/Jerusalem_OneCity.shtml|title=Karen Armstrong's Jerusalem—One City, Three Faiths|publisher= The Bible and Interpretation|year=1997|quote=Teks-teks kuno yang tersedia menunjukkan bahwa konsep tersebut dibuat oleh seorang tokoh atau lebih di kalangan pemimpin spiritual Yahudi, dan hal ini terjadi selambatnya abad ke-6 SM.|accessdate=10 July 2013}}</ref> Kesucian
* {{Cite book|title=What Everyone Needs to Know about Islam|publisher=Oxford University Press|date=2 November 2002|last=Esposito|first=John L.|authorlink=John Esposito|isbn=0-19-515713-3|page=157|quote=Perjalanan Malam tersebut menjadikan Yerusalem kota tersuci ketiga dalam Islam}}
* {{Cite book|title=Religion and State: The Muslim Approach to Politics|last=Brown|first=Leon Carl|publisher=Columbia University Press|date=15 September 2000|isbn=0-231-12038-9|page=11|chapter=Setting the Stage: Islam and Muslims|quote=Kota paling suci ketiga dalam Islam—Yerusalem—juga sangat banyak berada di pusat... }}
* {{Cite book|title=The Holy City: Jerusalem in the Theology of the Old Testament|last=Hoppe|first=Leslie J.|publisher=Michael Glazier Books|date=August 2000|isbn=0-8146-5081-3|page=14|quote=Yerusalem selalu mendapatkan suatu tempat yang istimewa dalam Islam. Yerusalem sering disebut sebagai kota paling suci ketiga dalam Islam... }}</ref><ref>''Middle East peace plans'' by Willard A. Beling: "Masjid Al-Aqsa di Kompleks al-Haram adalah tempat tersuci ketiga dalam Islam Sunni setelah Mekkah dan Madinah".</ref> Dalam tradisi [[Islam]], pada tahun 610 M Yerusalem menjadi [[kiblat]] pertama, yaitu arah yang dituju dalam doa Muslim ([[salat]]),<ref>{{cite book|editor1-last=Lewis|editor1-first=Bernard|editor2-last=Holt|editor2-first=P. M.|editor3-last=Lambton|editor3-first=Ann|title=Cambridge History of Islam|year=1986|publisher=Cambridge University Press}}</ref> dan [[Muhammad]] melakukan [[Isra Mikraj|Perjalanan Malam]] di sana 10 tahun kemudian, naik ke surga di tempat ia berbicara kepada [[Allah]], menurut [[Al-Qur'an]].<ref>{{cite quran|17|1|end=3|style=nosup}}</ref><ref>{{Cite book|last=Buchanan|first=Allen|authorlink=Allen Buchanan|year=2004|title=States, Nations, and Borders: The Ethics of Making Boundaries|publisher=Cambridge University Press|isbn=0-521-52575-6|url={{Google books|id=bntCSupRlO4C|page=192|plainurl=yes }}|accessdate=9 June 2008}}</ref> Alhasil, walaupun hanya merupakan daerah seluas 0,9 kilometer persegi,<ref>{{Cite book|last=Kollek|first=Teddy|authorlink=Teddy Kollek|chapter=Afterword|editor=John Phillips|title=A Will to Survive – Israel: the Faces of the Terror 1948-the Faces of Hope Today|publisher=Dial Press/James Wade|year=1977|quote=about {{convert|225|acre|km2}}}}</ref> Kota Lama memiliki banyak situs dengan arti penting keagamaan yang sangat berpengaruh, di antaranya yaitu Bukit Bait Suci atau [[Masjid Al-Aqsha]], termasuk di dalamnya [[Jami' Al-Aqsha]], Kubah Batu atau [[Kubah Shakhrah]], dan [[Tembok Barat]]; [[Gereja Makam Kudus]], dan Makam Taman.
Saat ini
Pada tahun 2011 Yerusalem memiliki populasi 801.000 penduduk, di antaranya terdiri dari 497.000 penganut agama Yahudi (62%), 281.000 (35%) penganut Islam, 14.000 (sekitar 2%) penganut Kristen, dan 9.000 (1%) tidak dikelompokkan menurut agama.<ref name="Population2011">{{cite web |url=http://www.cbs.gov.il/hodaot2012n/11_12_126e.pdf |title=Selected Data on the Occasion of Jerusalem Day |publisher=[[Israel Central Bureau of Statistics]] |date=16 May 2012 |accessdate=3 January 2014}}</ref>
Baris 85:
{{further2|[[Nama-nama Yerusalem]]}}
Sebuah kota yang disebut ''Rušalim'' dalam
Nama "Yerusalem" dengan berbagai cara ditelusuri [[etimologi]]nya dengan arti "fondasi (dari kata [[bahasa Sumeria|Sumeria]] ''yeru'' 'pemukiman' / kata [[Rumpun bahasa Semit|Semit]] ''yry'' 'mendirikan, meletakkan suatu landasan') dewa [[Shalim|Shalem]]",<ref>Meir Ben-Dov, ''Historical Atlas of Jerusalem'', Continuum International Publishing Group, 2002, p. 23.</ref><ref name="Stephen J. Binz">{{cite book|title=Jerusalem, the Holy City|last=Binz|first=Stephen J.|authorlink=|year=2005|publisher=Twenty-Third Publications|location=Connecticut, USA.|isbn=9781585953653|page=2|pages=|url={{Google books|id=7zLuDlzdTFYC|page=1|plainurl=yes }}|accessdate=17 December 2011}}</ref> karenanya dewa Shalem adalah [[penunggu|dewa perlindungan]] awal dari kota Zaman Perunggu tersebut.<ref>G. Johannes Bottereck, Helmer Ringgren, Heinz-Josef Fabry, (eds.) ''Theological Dictionary of the Old Testament,'' tr. David E. Green, vol. XV, pp. 48–49 William B. Eeerdmanns Co. Grand Rapids, Michigan/Cambridge UK 2006, pp. 45–6</ref>
Bentuk ''Yerushalem'' atau ''Yerushalayim'' (Yerusalem) pertama kali muncul dalam Alkitab, dalam [[Kitab Yosua]]. Menurut suatu [[Midras]], nama tersebut merupakan kombinasi dari ''Yhwh Yir'eh'' ("Allah akan memastikan/menyediakan", nama yang diberikan [[Abraham]] ([[Ibrahim]]) pada tempat di mana [[
Nama Ibrani untuk Yerusalem adalah ''Yerushalayim'' yang berarti "warisan perdamaian" (''yerusha'' berarti "warisan" dan "''shalom''" yang berarti damai).<ref name="Trias">{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/953655767|title=Jerusalem kesucian, konflik, dan pengadilan akhir|last=Kuncahyono|first=Trias|date=2008|publisher=Penerbit Buku Kompas|isbn=978-979-709-361-7|location=Jakarta|pages=|oclc=953655767|url-status=live}}</ref>
Tulisan [[bahasa Ibrani|Ibrani]] terawal di luar Alkitab yang memuat kata Yerusalem bertarikh abad ke-6 atau ke-7 SM,<ref>''Writing, Literacy, and Textual Transmission: The Production of Literary'' by Jessica N. Whisenant p. 323</ref><ref>''King Manasseh and Child Sacrifice: Biblical Distortions of Historical Realities'' by Francesca Stavrakopoulou p. 98</ref> dan ditemukan di
[[Shalim]] atau Shalem adalah nama dewa petang dalam [[agama Kanaan]]; nama ini didasarkan pada akar kata yang sama (yaitu [[Š-L-M|S-L-M]]) yang darinya kata Ibrani untuk "damai" berasal (Shalom atau Salam dalam bahasa Ibrani dan Arab modern).<ref>{{cite book|title=Jerusalem|last=Elon|first=Amos|url=http://www.usna.edu/Users/history/tucker/hh362/telavivandjerusalem.htm|isbn=0-00-637531-6|accessdate=26 April 2007|publisher=HarperCollins Publishers Ltd|quote=Epitet ini mungkin saja merupakan nama kuno Yerusalem—Salem (menurut nama dewa pagan di kota itu), yang scara etimologis berhubungan dengan kata bahasa-bahasa Semitik yang berarti damai (shalom dalam bahasa Ibrani, salam dalam bahasa Arab).}}</ref><ref>Ringgren, H., ''Die Religionen des Alten Orients'' (Göttingen, 1979), 212.</ref> Nama tersebut dengan demikian menawarkan etimologisasi seperti "Kota Damai",<ref name="Stephen J. Binz"/><ref name=Hastings>{{cite book|title=A Dictionary of the Bible: Volume II: (Part II: I – Kinsman), Volume 2|last=Hastings|first=James|authorlink=James Hastings|year=2004|publisher=Reprinted from 1898 edition by University Press of the Pacific|location=Honolulu, Hawaii|isbn=1-4102-1725-6|page=584|pages=|url={{Google books|id=0wvtFPz03GsC|page=584|plainurl=yes }}|accessdate=17 December 2011}}</ref> "Kediaman Damai",<ref name=Bosworth>{{cite book|title=Historic cities of the Islamic world|last=Bosworth|first=Clifford Edmund|authorlink=Clifford Edmund Bosworth|year=2007|publisher=Koninklijke Brill NV|location=The Netherlands|isbn=90-04-15388-8|page=|pages=225–226|url={{Google books|id=UB4uSVt3ulUC|page=226|plainurl=yes }}|accessdate=17 December 2011}}</ref><ref name=DeGarmo>{{cite web|url=http://centre4conflictstudies.org/wanderingthoughts/category/denise-degarmo/|title=Abode of Peace?|author=Denise DeGarmo|date=9 September 2011|work=Wandering Thoughts|publisher=Center for Conflict Studies|accessdate=17 December 2011}}</ref> "hunian damai" ("didirikan dalam keselamatan"),<ref>Marten H. Wouldstra, ''The Book of Joshua,'' William B. Eerdmanns Co. Grand Rapids, Michigan (1981) 1995, p. 169 n.2</ref> sebagai alternatifnya yaitu "Visi Perdamaian" menurut beberapa penulis Kristen.<ref name=Harrison>{{cite book|title=Millennium: a Latin reader, A|last=Bosworth|first=Francis Edward|year=1968|publisher=Oxford University Press|location=Oxford, United Kingdom|asin=B0000CO4LE|page=183|pages=|url={{Google books|id=5sC2pJYlzbsC|page=183|plainurl=yes }}|accessdate=17 December 2011}}</ref> Akhiran ''-ayim'' mengindikasikan bentuk [[dualis]], sehingga mengarah pada anggapan bahwa nama ''Yerushalayim'' mengacu pada fakta kalau kota ini terletak di atas dua bukit.<ref>{{cite book|isbn=0-405-10298-4|last=Wallace|first=Edwin Sherman|title=Jerusalem the Holy|date=August 1977|page=16|quote=Suatu pandangan serupa dipertahankan oleh mereka yang memberikan bentuk rangkap Ibrani ini untuk kata tersebut|publisher=Arno Press|location=New York}}</ref><ref>{{cite book|title=Jerusalem: The Topography, Economics and History from the Earliest Times to A.D. 70|last=Smith|first=George Adam|year=1907|publisher=Hodder and Stoughton|page=251|quote=Akhiran -aim atau -ayim dulunya digunakan sebagai akhiran umum dari bentuk dualis kata-kata benda, dan dijelaskan sebagai penanda bagian atas dan bawah kota|isbn=0-7905-2935-1}} (lihat di {{Google books |id=Nf4QAAAAIAAJ |page=251 |title= }})</ref> Bagaimanapun pengucapan suku kata terakhir sebagai ''-ayim'' tampaknya merupakan suatu pengembangan akhir, yang mana belum terlihat pada masa digunakannya [[Septuaginta]] secara luas.{{citation needed|date=Maret 2015}}
Baris 106:
{{main|Garis waktu Yerusalem|Sejarah Yerusalem}}
Mengingat posisi sentral kota Yerusalem di tengah nasionalisme Yahudi ([[Zionisme]]) dan [[nasionalisme Palestina]], selektivitas yang diperlukan untuk merangkum lebih dari 5000 tahun sejarah permukimannya sering kali dipengaruhi oleh latar belakang atau bias ideologis (lih.
=== Ikhtisar periode sejarah Yerusalem ===
Baris 130:
{{main|Yehud Medinata|Yerusalem selama Periode Bait Kedua|Aelia Capitolina}}
Pada tahun 538 SM, [[
Beberapa saat setelah tahun 485 SM, Yerusalem dikepung, ditaklukkan, dan sebagian besarnya dihancurkan oleh suatu koalisi negara-negara tetangganya.<ref>{{cite journal |title=A Chapter in the History of the High-Priesthood (Concluded) |author=Julian Morgenstern |journal=The American Journal of Semitic Languages and Literatures |volume=55 (October 1938) |publisher=The University of Chicago Press |pages=360–377 |number=4 |url=http://www.jstor.org/stable/3088118 |quote=...terdapat banyak sekali bukti yang tersebar di seluruh literatur Alkitab bahwa sesaat setelah naiknya Ahasyweros ke singgasana Persia pada tahun 485 SM Yerusalem dikepung dan direbut oleh koalisi negara-negara tetangga seterunya, yaitu Edom, Moab, Amon, Tirus, dan Filistia. Temboknya diruntuhkan, bangunannya diratakan dengan tahah, Bait itu sendiri dibakar dan dihancurkan, setidaknya sebagian, serta banyak sekali orang berhamburan... |accessdate=22 September 2015 }}</ref> Pada sekitar tahun 445 SM, Raja [[Artahsasta I dari Persia]] mengeluarkan sebuah dekret yang memperbolehkan kota ini (termasuk temboknya) untuk dibangun kembali.<ref>{{cite web|url=http://www.biblegateway.com/passage/?search=Nehemiah%201:3;%202:1-8;&version=51;|title=Nehemiah 1:3; 2:1–8|publisher=Biblegateway.com|accessdate=11 September 2010}}</ref> Yerusalem kembali berperan sebagai ibu kota Yehuda dan pusat ibadah Yahudi.
Baris 136:
[[Berkas:Jerusalem Modell BW 2.JPG|jmpl|220px|Rekonstruksi tampilan Yerusalem selama abad ke-1 M berdasarkan temuan arkeologis.]]
Banyak makam Yahudi dari [[Bait Suci Kedua|periode Bait Kedua]] telah ditemukan kembali di Yerusalem. Salah satu contoh yang ditemukan di utara [[Kota Lama Yerusalem|Kota Lama]] berisikan jasad manusia dalam sebuah osuarium yang dihiasi dengan inskrispsi Aramaik bertuliskan "Simon sang Pembangun Bait."<ref name="jewishvirtuallibrary.org">{{cite web|url=https://www.jewishvirtuallibrary.org/jsource/Archaeology/jerburial.html |title=Jerusalem – Burial Sites and Tombs of the Second Temple Period |publisher=Jewishvirtuallibrary.org |accessdate=12 March 2013}}</ref> Makam Abba, juga terletak di utara Kota Lama, menyimpan sebuah inskripsi Aramaik dengan huruf [[Abjad Ibrani Kuno|Paleo-Ibrani]] yang kira-kira dapat dibaca: "Aku, Abba, putra imam Eleazar, putra Harun sang imam besar, Abba, yang tertindas dan teraniaya, yang lahir di Yerusalem, dan pergi ke dalam pembuangan di Babilonia dan membawa (kembali ke Yerusalem) Matatias, putra Yehuda, dan menguburnya di sebuah gua yang kubeli dengan akta."<ref>{{cite web|url=http://www.mfa.gov.il/MFA/History/Early%20History%20-%20Archaeology/Archaeological%20Sites%20in%20Israel%20-%20Jerusalem-%20Burial|title=Archaeological Sites in Israel-Jerusalem- Burial Sites and Tombs of the Second Temple Period|work=GxMSDev}}</ref>
Ketika [[Aleksander Agung]] menaklukkan [[Kekaisaran Akhemeniyah|Kekaisaran Persia]], Yerusalem dan [[Yudea]] berada di bawah kendali Makedonia, pada akhirnya jatuh ke dalam kekuasaan [[Dinasti Ptolemaik]] pimpinan [[Ptolemaios I Soter|Ptolemaios I]]. Pada tahun 198 SM, [[Kekaisaran Seleukia|Dinasti Seleukid]] pimpinan [[Antiokhos yang Agung|Antiokhos III]] merebut Yerusalem dan Yudea dari [[Ptolemaios V Epiphanes|Ptolemaios V]]. Upaya Seleukid untuk menata kembali Yerusalem sebagai suatu [[polis|negara-kota]] [[Periode Hellenistik|Helenis]] mencapai puncaknya pada tahun 168 dengan terjadinya [[Makabi|pemberontakan Makabe]] yang dipimpin oleh [[Matatias]] dan lima putranya melawan [[Antiokhos IV Epiphanes]], serta pendirian Kerajaan [[Hashmonayim]] oleh mereka pada tahun 152 SM dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya.
Baris 150:
Setelah pemberontakan Bar Kokhba, Kaisar [[Hadrianus]] menggabungkan Provinsi Yudea dengan provinsi-provinsi di sekitarnya dengan nama baru ''[[Syria Palaestina]]'' untuk menggantikan nama Yudea.<ref>Elizabeth Speller, {{Google books |id=3c8kB3m0r8kC |page=218 |title=Following Hadrian: A Second-Century Journey Through the Roman Empire }}, Oxford University Press, 2004, p. 218</ref> Kota ini diganti namanya menjadi [[Aelia Capitolina]],<ref>{{cite web|url=http://www.usd.edu/erp/Palestine/people&p.htm|archiveurl=https://web.archive.org/web/20080310053409/http://www.usd.edu/erp/Palestine/people&p.htm|archivedate=10 March 2008|title=Palestine: People and Places|accessdate=18 April 2007|last=Lehmann|first=Clayton Miles|work=The On-line Encyclopedia of the Roman Provinces|publisher=The University of South Dakota}}</ref> dan dibangun kembali dengan gaya seperti suatu kota Romawi pada umumnya. Orang Yahudi dilarang memasuki kota ini, dengan konsekuensi hukuman mati, kecuali untuk satu hari pada setiap tahunnya yaitu saat hari peringatan [[Tisha B'Av]]. Bila digabungkan, langkah-langkah tersebut<ref name="Schäfer2003">{{cite book|author=Peter Schäfer|title=The Bar Kokhba war reconsidered: new perspectives on the second Jewish revolt against Rome|url={{Google books|id=1TA-Fg4wBnUC|page=36|plainurl=yes }}|accessdate=4 December 2011|year=2003|publisher=Mohr Siebeck|isbn=978-3-16-148076-8|pages=36–}}</ref><ref name="erp-places">{{cite web|url=http://www.usd.edu/erp/Palestine/history.htm|archiveurl=https://web.archive.org/web/20080310053428/http://www.usd.edu/erp/Palestine/history.htm|archivedate=10 March 2008|title=Palestine: History|accessdate=18 April 2007|date=22 February 2007|last=Lehmann|first=Clayton Miles|work=The On-line Encyclopedia of the Roman Provinces|publisher=The University of South Dakota}}</ref><ref>{{Cite book|last=Cohen|first=Shaye J. D.|chapter=Judaism to Mishnah: 135–220 C.E|title=Christianity and Rabbinic Judaism: A Parallel History of their Origins and Early Development|editor=Hershel Shanks|year=1996|location=Washington DC|page=196|publisher=Biblical Archaeology Society}}</ref> (yang mana juga berdampak pada kaum Kristen Yahudi)<ref>Emily Jane Hunt, {{Google books |id=Dn5ERgK0djMC |page=7 |title=Christianity in the second century: the case of Tatian}}, Psychology Press, 2003, p. 7</ref> pada dasarnya merupakan "sekularisasi" kota ini.<ref>E. Mary Smallwood {{Google books |id=nw0VAAAAIAAJ |page=460 |title=The Jews under Roman rule: from Pompey to Diocletian : a study in political relations}} BRILL, 1981, p. 460.</ref> Larangan itu dipertahankan hingga abad ke-7,<ref>{{cite web|url=http://www.bu.edu/mzank/Jerusalem/p/period3-2.htm|last=Zank|first=Michael|publisher=Boston University|title=Byzantian Jerusalem|accessdate=1 February 2007}}</ref> walau kaum Kristen segera diberikan pengecualian sebab sepanjang abad ke-4 [[Kaisar Romawi]] [[Konstantinus I]] memerintahkan pembangunan tempat-tempat suci Kristen di kota ini, misalnya [[Gereja Makam Kudus]]. Sisa-sisa pemakaman dari periode [[Bizantin]] secara eksklusif bercorak Kristiani, sehingga menunjukkan bahwa populasi Yerusalem pada zaman Bizantium kemungkinan hanya meliputi kaum Kristen.<ref>Gideon Avni, {{Google books |id=ZLucAgAAQBAJ |page=144 |title=The Byzantine-Islamic Transition in Palestine: An Archaeological Approach}}, Oxford University Press 2014 p.144.</ref>
Pada abad ke-5, kelanjutan [[Kekaisaran Romawi]] di belahan timur memerintah dari [[Konstantinopel]] yang belum lama memperoleh nama barunya ini, dan mempertahankan kendali atas Yerusalem. Dalam rentang beberapa dekade, Yerusalem berpindah tangan dari kekuasaan Bizantium ke [[Kekaisaran Akhemeniyah|Persia]], lalu kembali lagi ke dalam kekuasaan Bizantium-Romawi. Menyusul tekanan [[Khosrau II]] dari [[Kekaisaran Sasaniyah|Sasaniyah]] pada abad ke-7 melalui Siria, [[Shahrbaraz]] dan
|last=Conybeare
|first=Frederick C.
Baris 160:
|isbn=}}</ref>
Dalam
Yerusalem mencapai puncaknya dalam hal luas wilayah dan populasi pada akhir Periode Bait Kedua, yaitu ketika kota ini mencakup wilayah seluas dua kilometer persegi dan jumlah penduduknya 200.000 orang.<ref name="erp-places"/><ref>{{Cite book|title=This Is Jerusalem|last=Har-el|first=Menashe|publisher=Canaan Publishing House|pages=68–95|isbn=0-86628-002-2|year=1977}}</ref>
Baris 167:
[[Berkas:1283 Descriptio Terrae Sanctae.jpg|jmpl|220 px|lurus|Lukisan tahun 1455 mengenai Tanah Suci. Yerusalem dilihat dari sebelah barat; [[Kubah Shakhrah]] masih mempertahankan bentuk segi delapannya, di sisi kanan tampak Al-Aqsa yang diperlihatkan sebagai sebuah gereja.]]
Yerusalem Bizantin ditaklukkan oleh pasukan Arab pimpinan [[Umar bin Khattab]] pada tahun 638 M.<ref>{{cite book|author = Dan Bahat|title = The Illustrated Atlas of Jerusalem|page = 71|year = 1996}}</ref> Di kalangan [[Muslim]] dari era Islam awal disebut sebagai ''Madinat bayt al-Maqdis'' ("Kota Bait
Ketika kaum Muslim pergi ke ''Bayt Al-Maqdes'' untuk pertama kalinya, mereka mencari lokasi [[Masjid Al-Aqsa]] ("Masjid Terjauh") yang disebutkan dalam [[Al-Qur'an]] dan [[Hadits]] menurut keyakinan Islam. Sumber-sumber Ibrani dan Arab dari masa itu mengatakan bahwa situs tersebut penuh dengan sampah sehingga kaum Arab dan Yahudi bersama-sama membersihkannya.<ref>Rivka Gonen, ''Contested holiness: Jewish, Muslim, and Christian perspectives on the Temple Mount in Jerusalem,'' Ktav Publishing House, 2003, p. 85.</ref> [[Kekhalifahan Umayyah|Khalifah Umayyah]] [[Abdul Malik bin Marwan]] memerintahkan pembangunan [[Kubah Shakhrah]] (Kubah Batu) pada akhir abad ke-7.<ref>{{Cite book|title=The Holy City: Jerusalem in the Theology of the Old Testament|last=Hoppe|first=Leslie J.|publisher=Michael Glazier Books|date=August 2000|isbn=0-8146-5081-3|page=15 }}</ref> [[Syamsuddin Al-Maqdisi]], seorang sejarawan abad ke-10, menuliskan bahwa Abdul Malik membangun shakhrah tersebut agar dapat mengimbangi kemegahan gereja-gereja monumental di Yerusalem.<ref name="Yisrael Shalem"/>
Selama 400 tahun berikutnya ketenaran Yerusalem berkurang karena berbagai kekuatan kaum Arab di wilayah tersebut saling berebut kendali atasnya.<ref>{{cite web|url=http://www.bu.edu/mzank/Jerusalem/p/period4-3.htm|last=Zank|first=Michael|publisher=Boston University|title=Abbasid Period and Fatimid Rule (750–1099)|accessdate=1 February 2007}}</ref> Yerusalem direbut pada tahun 1073 oleh [[Kesultanan Seljuk Raya|Kekaisaran Seljuk]] di bawah komando
[[Berkas:1099jerusalem.jpg|jmpl|lurus|Ilustrasi abad pertengahan mengenai direbutnya Yerusalem saat Perang Salib Pertama pada tahun 1099.]]
Suatu gerakan [[Yahudi Karait|Karait]] mesianik untuk berhimpun di Yerusalem berlangsung pada pergantian milenium pertama, menyebabkan suatu "Zaman Keemasan" keilmuan Karait di sana, yang mana berakhir karena Perang-perang Salib.<ref>David E. Sklare, 'Yūsuf al-Bașīr:Theological Aspects of his Halakhic Works,' in Daniel Frank (ed.) ''The Jews of Medieval Islam: Community, Society & Identity,'' E. J. Brill, 1995, pp. 249–270. p. 249. They were known as ''avelei șion'' (Mourners of Zion) or ''Shoshanim'' (Lilies(among the thorns))</ref> Pada tahun 1099, penguasa Fatimiyah mengusir penduduk Kristen pribumi sebelum Yerusalem [[Pengepungan Yerusalem (1099)|ditaklukkan]] oleh [[Tentara Salib]] yang kemudian melakukan pembantaian terhadap kebanyakan penduduk Yahudi dan Muslim ketika mereka merebut kota yang dipertahankan dengan kukuh ini melalui serangan, setelah suatu periode pengepungan. Yerusalem ditinggalkan dalam keadaan kosong, lalu [[Tentara Salib]] mendirikan [[Kerajaan Yerusalem]]. Kota ini praktis dikosongkan dan di[[koloni]]sasi kembali dengan arus masuk dari beraneka ragam kaum [[bangsa Yunani|Yunani]], [[bangsa Bulgaria|Bulgaria]], [[bangsa Hongaria|Hongaria]], [[bangsa Georgia|Georgia]], [[bangsa Armenia|Armenia]], [[
Pada tahun 1187, Yerusalem direbut dari Tentara Salib oleh Saladin ([[Salahuddin Ayyubi]]) yang mengizinkan kaum Yahudi dan Muslim untuk kembali dan menetap di kota ini.<ref name="century1">{{cite web|url=http://www.centuryone.com/hstjrslm.html|publisher=The CenturyOne Foundation|title=Main Events in the History of Jerusalem|accessdate=2 February 2007|year=2003|work=Jerusalem: The Endless Crusade}}</ref> Menurut ketentuan penyerahan, 60.000 [[suku Franka|orang Franka]] dibebaskan dengan tebusan dan diusir dari kota ini. Penduduk Kristen Timur diizinkan untuk menetap.<ref>Adrian J. Boas, ''Jerusalem in the Time of the Crusades,'' Routledge 2001, pp. 16,19</ref> Di bawah [[Dinasti Ayyubiyyah]] pimpinan Saladin, suatu periode investasi besar dimulai dengan dibangunnya berbagai perumahan, pasar, pemandian umum, dan hostel untuk peziarah serta penetapan [[wakaf]]. Meski demikian, hampir sepanjang abad ke-13, Yerusalem mengalami penurunan status menjadi sebuah desa karena jatuhnya nilai strategis kota ini dan pergulatan di internal Ayyubiyyah.<ref>{{Cite book|title=Cities of the Middle East and North Africa: A Historical Encyclopedia
|url={{Google books|id=3SapTk5iGDkC|page=209|plainurl=yes }}|first1=Janet L.|last1=Abu-Lughod|first2=Michael|last2=Dumper|year=2007|publisher=ABC-CLIO|isbn=978-1-57607-919-5|page=209|accessdate=22 July 2009}}</ref>
Dari tahun 1229 sampai 1244, Yerusalem dikembalikan secara damai ke dalam kendali kaum Kristen sebagai hasil dari suatu perjanjian pada tahun 1229 antara [[Friedrich II, Kaisar Romawi Suci|Kaisar Romawi Suci Friedrich II]] mewakili Tentara Salib dan [[Sultan]] Ayyubiyyah
Pada tahun 1244 Yerusalem dijarah dan direbut oleh kaum [[Bangsa Tatar|Tatar]] [[Kekaisaran Khwarezmia|Khwarezmia]], sebagian besar populasi Kristen dibinasakan dan orang-orang Yahudi diusir keluar.<ref>''Jerusalem: Illustrated History Atlas'' Martin Gilbert, Macmillan Publishing, New York, 1978, p. 25.</ref> Kaum Tatar Khwarezmia dihalau keluar Yerusalem oleh Ayyubiyah pada tahun 1247. Ketika
=== Abad ke-16 sampai ke-19 − pemerintahan Utsmaniyah ===
Baris 193:
Kaum Utsmaniyah membawa banyak inovasi: sistem pos modern yang dikelola oleh berbagai konsulat serta layanan pengangkutan dan kereta pos reguler merupakan tanda-tanda awal modernisasi di dalam kota.<ref name="multiref1">[http://jeru.huji.ac.il/eh1.htm The Jerusalem Mosaic], Hebrew University, 2002</ref> Pada pertengahan abad ke-19, kaum Utsmaniyah membangun jalan aspal pertama dari [[Yafo]] ke Yerusalem, dan sejak tahun 1892 jalur kereta api telah ada di kota ini.<ref name="multiref1"/>
Setelah [[aneksasi]] Yerusalem oleh [[Muhammad Ali dari Mesir]] pada tahun 1831, berbagai konsulat dan misi dari luar negeri mulai didirikan di kota ini. Pada tahun 1836
* Joel Beinin (2001) Workers and peasants in the modern Middle East Cambridge University Press, ISBN 0-521-62903-9, p. 33
Baris 201:
Jumlah peziarah Kristen mengalami peningkatan selama pemerintahan Utsmaniyah, dan melipatgandakan populasi kota ini pada sekitar masa [[Paskah]].<ref>''Jerusalem: Illustrated History Atlas'' Martin Gilbert, Macmillan Publishing, New York, 1978, p. 35</ref>
Pada tahun 1860-an, lingkungan-lingkungan baru
Hingga tahun 1880-an tidak terdapat satu pun panti asuhan resmi di Yerusalem, sebab para keluarga pada umumnya saling merawat satu sama lain. Pada tahun 1881, [[Panti Asuhan Diskin]] didirikan di Yerusalem dengan datangnya anak-anak Yahudi yang menjadi yatim piatu karena suatu [[pogrom]] Rusia. Panti asuhan lainnya yang didirikan di Yerusalem pada awal abad ke-20 yaitu [[Panti Asuhan Blumenthal Zion]] (1900) dan [[Rumah Yatim Israel Umum untuk Perempuan]] (1902).<ref>{{cite book|url={{Google books|id=eLgOAAAAQAAJ|page=3|plainurl=yes }}|title=Israelis in Institutions: Studies in child placement, practice, and policy|first=Eliezer David|last=Jaffe|year=1983|publisher=Taylor & Francis|isbn=0-677-05960-4|page=3 }}</ref>
|