Yerusalem: Perbedaan antara revisi

[revisi terperiksa][revisi terperiksa]
Konten dihapus Konten ditambahkan
Nama resmi Yerusalem dalam bahasa Arab sesuai yang ditetapkan pemerintah Israel adalah Ursyalim. Al-Quds adalah nama populernya.
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 59:
{{Yahudi}}
 
'''Yerusalem''' ({{IPAc-en|dʒ|ə|ˈ|r|uː|s|ə|l|əm}}; {{lang-he-n|יְרוּשָׁלַיִם}} ''{{transl|he|Yerusyaláyim}}'', {{IPA-he|jeruˈʃalajim|pron|He-Jerusalem.ogg}}; {{lang-ar|أُورُشَلِيمَ|Ūrsyalīm}}), juga dikenal dengan '''Al-Quds''' ({{lang-ar|القُدس}}, {{IPA-ar|ˈaːɫ ˈquːdsˤ|pron|ArAlquds.ogg|}}){{ref label|names|i|}} merupakan salah satu [[Daftar kota tertua yang masih terus dihuni|kota tertua di dunia]], terletak di sebuah dataran tinggi di [[Pegunungan Yudea]] antara [[Laut Tengah]] dan [[Laut Mati]]. Kota ini dianggap [[kota suci|suci]] dalam tiga [[agama Abrahamik]] utama—[[Yudaisme]], [[Kekristenan]], dan [[Islam]].
 
Sepanjang sejarahnya yang panjang, Yerusalem pernah dihancurkan setidaknya dua kali, dikepung 23 kali, diserang 52 kali, dan direbut serta direbut-kembali 44 kali.<ref name="Moment">{{cite web |url=http://www.momentmag.com/Exclusive/2008/2008-03/200803-Jerusalem.html |publisher=Moment Magazine |title=Do We Divide the Holiest Holy City? |accessdate=5 March 2008 |archiveurl=https://web.archive.org/web/20080603214950/http://www.momentmag.com/Exclusive/2008/2008-03/200803-Jerusalem.html |archivedate=3 June 2008}} According to Eric H. Cline's tally in Jerusalem Besieged.</ref> [[Kota Daud|Bagian tertua kota ini]] menjadi tempat permukiman pada [[milenium ke-4 SM]].<ref name="aice">{{cite web |url=https://www.jewishvirtuallibrary.org/jsource/Peace/jerutime.html |title=Timeline for the History of Jerusalem|work=Jewish Virtual Library |accessdate=16 April 2007 |publisher=American-Israeli Cooperative Enterprise}}</ref>
Pada tahun 1538 dibangun [[Tembok Yerusalem|tembok]] di sekitar Yerusalem dalam pemerintahan [[Süleyman I|Suleiman yang Luar BiasaAl-Qanuni]]. Saat ini tembok tersebut mengelilingi [[Kota Lama Yerusalem|Kota Lama]], yang mana secara tradisi terbagi menjadi empat bagian—sejak awal abad ke-19 dikenal sebagai [[Bagian Armenia|Kawasan Armenia]], [[Bagian Kristen|Kristen]], [[Bagian Yahudi (Yerusalem)|Yahudi]], dan [[Bagian Muslim|Muslim]].<ref>{{Cite book|title=Jerusalem in the 19th Century, The Old City|last=Ben-Arieh|first=Yehoshua|publisher=Yad Izhak Ben Zvi & St. Martin's Press|year=1984|page=14|isbn=0-312-44187-8}}</ref> Kota Lama menjadi sebuah [[Situs Warisan Dunia]] pada tahun 1981, dan termasuk dalam [[Daftar Situs Warisan Dunia UNESCO yang dalam bahaya|Daftar Situs Warisan Dunia yang dalam Bahaya]].<ref>{{cite web|url=http://whc.unesco.org/en/list/148|title=Old City of Jerusalem and its Walls|publisher=UNESCO World Heritage Convention|accessdate=11 September 2010}}</ref> Yerusalem modern telah berkembang jauh melampaui batas-batas Kota Lama.
 
Menurut [[Tanakh|tradisi Alkitab]], Raja [[Daud]] merebut kota ini dari suku [[Yebus]] dan kemudian didirikannya sebagai ibu kota [[Kerajaan Israel (kerajaan bersatu)|Kerajaan Israel Bersatu]]; putranya, Raja [[Salomo]], memerintahkan pembangunan [[Bait Allah (Yerusalem)|Bait Pertama]]. Peristiwa-peristiwa pokok ini, sejak permulaan millenium ke-1 SM, memiliki peranan sentral secara simbolis bagi orang-orang Yahudi.<ref name="1000BCE">Sejak abad ke-10 SM:{{ref label|bible-david|v|a}}
Baris 70:
* "Sejak Raja Daud menjadikan Yerusalem sebagai ibu kota Israel 3.000 tahun yang lalu, kota ini telah memainkan peran sentral dalam keberadaan bangsa Yahudi." Mitchell Geoffrey Bard, ''The Complete Idiot's Guide to the Middle East Conflict'', Alpha Books, 2002, p. 330. ISBN 0-02-864410-7
* "Yerusalem menjadi pusat orang-orang Yahudi sekitar 3.000 tahun yang lalu" Moshe Maoz, Sari Nusseibeh, ''Jerusalem: Points of Friction – And Beyond'', Brill Academic Publishers, 2000, p. 1. ISBN 90-411-8843-6
* "Orang-orang Yahudi terikat erat pada kota Yerusalem. Tidak ada kota lain yang telah memainkan suatu peran dominan dalam sejarah, politik, budaya, agama, kehidupan berbangsa dan kesadaran dari suatu bangsa sebagaimana dimiliki Yerusalem dalam kehidupan Yahudi dan Yudaisme. Sejak Raja Daud mendirikan kota ini sebagai ibu kota negara Yahudi {{circa}} 1000 SM, kota ini telah berperan sebagai simbol dan ekspresi terdalam identitas orang Yahudi sebagai sebuah bangsa." [http://www.adl.org/israel/advocacy/glossary/jerusalem.asp Basic Facts you should know: Jerusalem], [[Anti-Defamation League]], 2007. Retrieved 28 March 2007.</ref> Julukan kota suci (''עיר הקודש'', ditransliterasikan ''‘ir haqodesh'') mungkin disematkan ke Yerusalem pada pasca-[[Pembuangan ke Babilonia|periode pembuangan]].<ref>Reinoud Oosting, {{Google books |id=at6SOl54gqAC |page=117 |title=The Role of Zion/Jerusalem in Isaiah 40–55: A Corpus-Linguistic Approach}} BRILL 2012 p. 117-118. [[Kitab Yesaya|Yesaya]] 48:2;51:1; [[Kitab Nehemia|Nehemia]] 11:1,18; lih. [[Kitab Yoel|Yoel]] 4:17: [[Kitab Daniel|Daniel]] 5:24. Bagian Yesaya di mana mereka disebutkan termasuk dalam Deutero-Yesaya.</ref><ref>Shalom M. Paul, {{Google books |id=SkFTmo4ZnzMC |page=306 |title=Isaiah 40–66}} Wm. B. Eerdmans Publishing, 2012 p.306. 'Kesucian' (''qodesh'') berasal dari bait di tengah-tengahnya, akar kata [[Q-D-Š|q-d-š]] mengacu pada suatu tempat kudus. Konsep ini dibuktikan dalam sastra Mesopotamia, dan julukan tersebut dapat berfungsi untuk membedakan Babilon/Babel, kota pembuangan, dari kota keberadaan Bait itu, tempat di mana mereka diperintahkan untuk kembali.</ref><ref>{{cite web|first=Norman|last=Golb|url=http://www.bibleinterp.com/articles/Jerusalem_OneCity.shtml|title=Karen Armstrong's Jerusalem—One City, Three Faiths|publisher= The Bible and Interpretation|year=1997|quote=Teks-teks kuno yang tersedia menunjukkan bahwa konsep tersebut dibuat oleh seorang tokoh atau lebih di kalangan pemimpin spiritual Yahudi, dan hal ini terjadi selambatnya abad ke-6 SM.|accessdate=10 July 2013}}</ref> Kesucian [[Yerusalem dalam Kekristenan]], terlestarikan dalam [[Septuaginta]]<ref>Isaiah 52:1 πόλις ἡ ἁγία.</ref> yang mana diadopsi kaum Kristen sebagai otoritas mereka sendiri,<ref>Joseph T. Lienhard,''The Bible, the Church, and Authority: The Canon of the Christian Bible in History and Theology,'' Liturgical Press, 1995 pp.65–66:'Septuaginta merupakan suatu terjemahan Yahudi dan juga digunakan dalam sinagoge. Tetapi pada akhir abad ke-1 M banyak orang Yahudi berhenti menggunakan Septuaginta karena umat Kristen awal telah mengadopsinya sebagai terjemahan mereka sendiri, dan karya tersebut mulai dianggap sebagai suatu terjemahan Kristen.'</ref> dipertegas oleh catatan [[Perjanjian Baru]] tentang [[penyaliban Yesus]] di sana. Dalam pandangan [[Islam Sunni]], Yerusalem adalah kota tersuci ketiga setelah [[Mekkah]] dan [[Madinah]].<ref name="3rd-holiest">Kota tersuci ketiga dalam Islam:
* {{Cite book|title=What Everyone Needs to Know about Islam|publisher=Oxford University Press|date=2 November 2002|last=Esposito|first=John L.|authorlink=John Esposito|isbn=0-19-515713-3|page=157|quote=Perjalanan Malam tersebut menjadikan Yerusalem kota tersuci ketiga dalam Islam}}
* {{Cite book|title=Religion and State: The Muslim Approach to Politics|last=Brown|first=Leon Carl|publisher=Columbia University Press|date=15 September 2000|isbn=0-231-12038-9|page=11|chapter=Setting the Stage: Islam and Muslims|quote=Kota paling suci ketiga dalam Islam—Yerusalem—juga sangat banyak berada di pusat... }}
* {{Cite book|title=The Holy City: Jerusalem in the Theology of the Old Testament|last=Hoppe|first=Leslie J.|publisher=Michael Glazier Books|date=August 2000|isbn=0-8146-5081-3|page=14|quote=Yerusalem selalu mendapatkan suatu tempat yang istimewa dalam Islam. Yerusalem sering disebut sebagai kota paling suci ketiga dalam Islam... }}</ref><ref>''Middle East peace plans'' by Willard A. Beling: "Masjid Al-Aqsa di Kompleks al-Haram adalah tempat tersuci ketiga dalam Islam Sunni setelah Mekkah dan Madinah".</ref> Dalam tradisi [[Islam]], pada tahun 610 M Yerusalem menjadi [[kiblat]] pertama, yaitu arah yang dituju dalam doa Muslim ([[salat]]),<ref>{{cite book|editor1-last=Lewis|editor1-first=Bernard|editor2-last=Holt|editor2-first=P. M.|editor3-last=Lambton|editor3-first=Ann|title=Cambridge History of Islam|year=1986|publisher=Cambridge University Press}}</ref> dan [[Muhammad]] melakukan [[Isra Mikraj|Perjalanan Malam]] di sana 10 tahun kemudian, naik ke surga di tempat ia berbicara kepada [[Allah]], menurut [[Al-Qur'an]].<ref>{{cite quran|17|1|end=3|style=nosup}}</ref><ref>{{Cite book|last=Buchanan|first=Allen|authorlink=Allen Buchanan|year=2004|title=States, Nations, and Borders: The Ethics of Making Boundaries|publisher=Cambridge University Press|isbn=0-521-52575-6|url={{Google books|id=bntCSupRlO4C|page=192|plainurl=yes }}|accessdate=9 June 2008}}</ref> Alhasil, walaupun hanya merupakan daerah seluas 0,9 kilometer persegi,<ref>{{Cite book|last=Kollek|first=Teddy|authorlink=Teddy Kollek|chapter=Afterword|editor=John Phillips|title=A Will to Survive – Israel: the Faces of the Terror 1948-the Faces of Hope Today|publisher=Dial Press/James Wade|year=1977|quote=about {{convert|225|acre|km2}}}}</ref> Kota Lama memiliki banyak situs dengan arti penting keagamaan yang sangat berpengaruh, di antaranya yaitu Bukit Bait Suci atau [[Masjid Al-Aqsha]], termasuk di dalamnya [[Jami' Al-Aqsha]], Kubah Batu atau [[Kubah Shakhrah]], dan [[Tembok Barat]]; [[Gereja Makam Kudus]], dan Makam Taman.
 
Saat ini [[Kedudukan di Yerusalem|status Yerusalem]] tetap menjadi salah satu isu pokok dalam [[Konflik Israel dan Palestina]]. Selama [[Perang Arab-Israel 1948]], [[Yerusalem Barat]] termasuk salah satu daerah yang direbut dan kemudian di[[aneksasi]] oleh Israel; sedangkan [[Yerusalem Timur]], termasuk Kota Lama, direbut dan kemudian dianeksasi oleh [[Yordania]]. Israel merebut Yerusalem Timur dari Yordania pada [[Perang Enam Hari]] tahun 1967 dan setelah itu menganeksasinya ke dalam Yerusalem, bersama dengan tambahan wilayah di sekitarnya.{{ref label|area|viii|}} Salah satu [[Hukum Dasar Israel]], yaitu [[Hukum Yerusalem]] tahun 1980, menyebut Yerusalem sebagai ibu kota yang tak terbagi dari negara tesebut. Semua bidang pemerintahan Israel berada di Yerusalem, termasuk [[Knesset]] (parlemen Israel), kediaman [[Perdana Menteri Israel|Perdana Menteri]] dan [[Presiden Israel|Presiden]], juga [[Mahkamah Agung Israel|Mahkamah Agung]]. Kendati masyarakat internasional menolak aneksasi tersebut dengan menyebutnya ilegal dan memperlakukan Yerusalem Timur sebagai [[teritori Palestina]] yang [[pendudukan militer|diduduki]] oleh Israel,<ref>{{cite news|url=http://www.bbc.co.uk/news/world-middle-east-11709617|title=Israel plans 1,300 East Jerusalem Jewish settler homes|work=BBC News|date=9 November 2010|quote=Masyarakat internasional menganggap Yerusalem Timur sebagai teritori Palestina yang diduduki, tetapi Israel mengatakan bahwa daerah itu adalah bagian dari teritorinya.}}</ref><ref>{{Cite book|title=The Question of Palestine & the United Nations|publisher=United Nations Department of Public Information|chapter=The status of Jerusalem|chapter-url=http://www.un.org/Depts/dpi/palestine/ch12.pdf|quote=Yerusalem Timur telah dipandang, oleh Majelis Umum maupun Dewan Keamanan, sebagai bagian dari teritori Palestina yang diduduki.}}</ref><ref>{{cite news|url=http://news.bbc.co.uk/2/hi/8538791.stm|title=Israeli authorities back 600 new East Jerusalem homes|publisher=BBC News|date=2010-02-26|accessdate=2013-09-18}}</ref><ref>[http://domino.un.org/unispal.nsf/0/441329a958089eaa852560c4004ee74d?OpenDocument Resolution 298 September 25, 1971:] "Mengingat kembali resolusi-resolusinya... mengenai berbagai langkah dan tindakan Israel yang dirancang untuk mengubah status bagian Yerusalem yang diduduki Israel,..."</ref> Israel memiliki suatu klaim yang lebih kuat untuk kedaulatannya atas Yerusalem Barat.<ref name="AkramDumper2010">{{cite book|authorlink=George Bisharat|first=George|last=Bisharat|editor1=Susan M. Akram|editor2=Michael Dumper|editor3=Michael Lynk|chapter=Maximizing Rights|title=International Law and the Israeli-Palestinian Conflict: A Rights-Based Approach to Middle East Peace|url=https://books.google.com/books?id=LBOsAgAAQBAJ&pg=PA311|date=23 December 2010|publisher=Routledge|isbn=978-1-136-85098-1|pages=311|quote=Sebagaimana kita ketahui sebelumnya bahwa status Yerusalem secara hukum internasional dipermasalahkan dan ditetapkannya kota ini oleh Israel sebagai ibu kotanya belum diakui oleh masyarakat internasional. Bagaimanapun klaimnya akan hak kedaulatan atas kota ini lebih kuat sehubungan dengan Yerusalem Barat dibandingkan dalam kaitannya dengan Yerusalem Timur.}}</ref><ref name="HirschHousen-Couriel1995">{{cite book|author1=Moshe Hirsch|author2=Deborah Housen-Couriel|author3=Ruth Lapidot|title=Whither Jerusalem?: Proposals and Positions Concerning the Future of Jerusalem|url=https://books.google.com/books?id=NUhGYFwhx-0C&pg=PA15|date=28 June 1995|publisher=Martinus Nijhoff Publishers|isbn=90-411-0077-6|pages=15|quote=Lalu apa status Israel di Yerusalem barat? Dua jawaban utama telah dikemukakan: (a) Israel memiliki kedaulatan di daerah ini; dan (b) kedaulatan berada di tangan rakyat Palestina atau ditangguhkan.}}</ref> Masyarakat internasional tidak mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, dan tidak ada kedutaan asing yang didirikan di kota ini. Di Yerusalem juga terdapat beberapa lembaga Israel non-pemerintah yang memiliki kepentingan nasional, misalnya [[Universitas Ibrani Yerusalem|Universitas Ibrani]] dan [[Museum Israel]] dengan [[Shrine of the Book]] di lapangannya.
 
Pada tahun 2011 Yerusalem memiliki populasi 801.000 penduduk, di antaranya terdiri dari 497.000 penganut agama Yahudi (62%), 281.000 (35%) penganut Islam, 14.000 (sekitar 2%) penganut Kristen, dan 9.000 (1%) tidak dikelompokkan menurut agama.<ref name="Population2011">{{cite web |url=http://www.cbs.gov.il/hodaot2012n/11_12_126e.pdf |title=Selected Data on the Occasion of Jerusalem Day |publisher=[[Israel Central Bureau of Statistics]] |date=16 May 2012 |accessdate=3 January 2014}}</ref>
Baris 85:
{{further2|[[Nama-nama Yerusalem]]}}
 
Sebuah kota yang disebut ''Rušalim'' dalam [[teks Kutukan]] dari [[Kerajaan Pertengahan Mesir]] ({{circa}} abad ke-19 SM) secara luas, namun tidak universal, diidentifikasi sebagai Yerusalem.<ref>{{cite book|author1=David Noel Freedman|author2=Allen C. Myers|author3=Astrid B. Beck|title=Eerdmans dictionary of the Bible|url={{Google books|id=P9sYIRXZZ2MC|plainurl=yes }}|accessdate=19 August 2010|year=2000|publisher=Wm. B. Eerdmans Publishing|isbn=978-0-8028-2400-4|pages=694–695}} Nadav Na'aman, ''Canaan in the 2nd Millennium B.C.E.'', Eisenbrauns, 2005 pp.177ff. offers a dissenting opinion, arguing for the transcription ''Rôsh-ramen'', etymologized to ''r'š'' (head) and ''rmm'' (be exalted), to mean 'the exalted Head', and not referring to Jerusalem.</ref><ref>G. Johannes Botterweck, Helmer Ringgren (eds.) ''Theological Dictionary of the Old Testament'', (tr. David E. Green) William B. Eerdmann, Grand Rapids Michigan, Cambridge, UK 1990, Vol. VI, p. 348</ref> Yerusalem disebut ''Urušalim'' dalam [[surat Amarna]] dari [[Abdi-Heba]] (tahun 1330-an SM).<ref>{{cite web|url=http://www.tau.ac.il/humanities/semitic/EA263-end.html|title=The El Amarna Letters from Canaan|publisher=Tau.ac.il|accessdate=11 September 2010}}</ref>
 
Nama "Yerusalem" dengan berbagai cara ditelusuri [[etimologi]]nya dengan arti "fondasi (dari kata [[bahasa Sumeria|Sumeria]] ''yeru'' 'pemukiman' / kata [[Rumpun bahasa Semit|Semit]] ''yry'' 'mendirikan, meletakkan suatu landasan') dewa [[Shalim|Shalem]]",<ref>Meir Ben-Dov, ''Historical Atlas of Jerusalem'', Continuum International Publishing Group, 2002, p. 23.</ref><ref name="Stephen J. Binz">{{cite book|title=Jerusalem, the Holy City|last=Binz|first=Stephen J.|authorlink=|year=2005|publisher=Twenty-Third Publications|location=Connecticut, USA.|isbn=9781585953653|page=2|pages=|url={{Google books|id=7zLuDlzdTFYC|page=1|plainurl=yes }}|accessdate=17 December 2011}}</ref> karenanya dewa Shalem adalah [[penunggu|dewa perlindungan]] awal dari kota Zaman Perunggu tersebut.<ref>G. Johannes Bottereck, Helmer Ringgren, Heinz-Josef Fabry, (eds.) ''Theological Dictionary of the Old Testament,'' tr. David E. Green, vol. XV, pp. 48–49 William B. Eeerdmanns Co. Grand Rapids, Michigan/Cambridge UK 2006, pp. 45–6</ref>
 
Bentuk ''Yerushalem'' atau ''Yerushalayim'' (Yerusalem) pertama kali muncul dalam Alkitab, dalam [[Kitab Yosua]]. Menurut suatu [[Midras]], nama tersebut merupakan kombinasi dari ''Yhwh Yir'eh'' ("Allah akan memastikan/menyediakan", nama yang diberikan [[Abraham]] ([[Ibrahim]]) pada tempat di mana [[pengorbanan IshakAkeda|ia hendak mengorbankan putranya]]) dan kota "[[Salem (Alkitab)|Shalem]]".<ref name="Louis Ginzberg">{{cite web|url=http://www.gutenberg.org/dirs/etext98/1lotj10.txt|title=The Legends of the Jews Volume 1|author=Louis Ginzberg|authorlink=Louis Ginzberg|date=October 1998}}</ref>
 
Nama Ibrani untuk Yerusalem adalah ''Yerushalayim'' yang berarti "warisan perdamaian" (''yerusha'' berarti "warisan" dan "''shalom''" yang berarti damai).<ref name="Trias">{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/953655767|title=Jerusalem kesucian, konflik, dan pengadilan akhir|last=Kuncahyono|first=Trias|date=2008|publisher=Penerbit Buku Kompas|isbn=978-979-709-361-7|location=Jakarta|pages=|oclc=953655767|url-status=live}}</ref>
 
Tulisan [[bahasa Ibrani|Ibrani]] terawal di luar Alkitab yang memuat kata Yerusalem bertarikh abad ke-6 atau ke-7 SM,<ref>''Writing, Literacy, and Textual Transmission: The Production of Literary'' by Jessica N. Whisenant p. 323</ref><ref>''King Manasseh and Child Sacrifice: Biblical Distortions of Historical Realities'' by Francesca Stavrakopoulou p. 98</ref> dan ditemukan di [[Khirbet Beit Lei]] di dekat [[Beit Guvrin, Israel|Beit Guvrin]] pada tahun 1961. Inskripsi tersebut menyatakan: "Akulah Yahweh Allahmu, Aku akan menerima kota-kota Yudea dan Aku akan menebus Yerusalem",<ref>''Oral World and Written Word: Ancient Israelite Literature'' by Susan Niditch p. 48</ref><ref>''The Mountain of the Lord'' by Benyamin Mazar p. 60</ref><ref>''Blessing and Curse in Syro-Palestinian Inscriptions'' by T. G Crawford p. 137</ref> atau sebagaimana dikemukakan para akademisi lain: "Yahweh adalah Allah seluruh bumi. Gunung-gunung Yudea adalah milik-Nya, Allah Yerusalem".<ref name=Naveh2001>{{cite journal |author=Joseph Naveh |title=Hebrew Graffiti from the First Temple Period |journal=Israel Exploration Journal |volume=51 |number=2 |year=2001 |pages=194–207}}</ref><ref>''Discovering the World of the Bible'' by LaMar C. Berrett p. 178</ref>
 
[[Shalim]] atau Shalem adalah nama dewa petang dalam [[agama Kanaan]]; nama ini didasarkan pada akar kata yang sama (yaitu [[Š-L-M|S-L-M]]) yang darinya kata Ibrani untuk "damai" berasal (Shalom atau Salam dalam bahasa Ibrani dan Arab modern).<ref>{{cite book|title=Jerusalem|last=Elon|first=Amos|url=http://www.usna.edu/Users/history/tucker/hh362/telavivandjerusalem.htm|isbn=0-00-637531-6|accessdate=26 April 2007|publisher=HarperCollins Publishers Ltd|quote=Epitet ini mungkin saja merupakan nama kuno Yerusalem—Salem (menurut nama dewa pagan di kota itu), yang scara etimologis berhubungan dengan kata bahasa-bahasa Semitik yang berarti damai (shalom dalam bahasa Ibrani, salam dalam bahasa Arab).}}</ref><ref>Ringgren, H., ''Die Religionen des Alten Orients'' (Göttingen, 1979), 212.</ref> Nama tersebut dengan demikian menawarkan etimologisasi seperti "Kota Damai",<ref name="Stephen J. Binz"/><ref name=Hastings>{{cite book|title=A Dictionary of the Bible: Volume II: (Part II: I – Kinsman), Volume 2|last=Hastings|first=James|authorlink=James Hastings|year=2004|publisher=Reprinted from 1898 edition by University Press of the Pacific|location=Honolulu, Hawaii|isbn=1-4102-1725-6|page=584|pages=|url={{Google books|id=0wvtFPz03GsC|page=584|plainurl=yes }}|accessdate=17 December 2011}}</ref> "Kediaman Damai",<ref name=Bosworth>{{cite book|title=Historic cities of the Islamic world|last=Bosworth|first=Clifford Edmund|authorlink=Clifford Edmund Bosworth|year=2007|publisher=Koninklijke Brill NV|location=The Netherlands|isbn=90-04-15388-8|page=|pages=225–226|url={{Google books|id=UB4uSVt3ulUC|page=226|plainurl=yes }}|accessdate=17 December 2011}}</ref><ref name=DeGarmo>{{cite web|url=http://centre4conflictstudies.org/wanderingthoughts/category/denise-degarmo/|title=Abode of Peace?|author=Denise DeGarmo|date=9 September 2011|work=Wandering Thoughts|publisher=Center for Conflict Studies|accessdate=17 December 2011}}</ref> "hunian damai" ("didirikan dalam keselamatan"),<ref>Marten H. Wouldstra, ''The Book of Joshua,'' William B. Eerdmanns Co. Grand Rapids, Michigan (1981) 1995, p. 169 n.2</ref> sebagai alternatifnya yaitu "Visi Perdamaian" menurut beberapa penulis Kristen.<ref name=Harrison>{{cite book|title=Millennium: a Latin reader, A|last=Bosworth|first=Francis Edward|year=1968|publisher=Oxford University Press|location=Oxford, United Kingdom|asin=B0000CO4LE|page=183|pages=|url={{Google books|id=5sC2pJYlzbsC|page=183|plainurl=yes }}|accessdate=17 December 2011}}</ref> Akhiran ''-ayim'' mengindikasikan bentuk [[dualis]], sehingga mengarah pada anggapan bahwa nama ''Yerushalayim'' mengacu pada fakta kalau kota ini terletak di atas dua bukit.<ref>{{cite book|isbn=0-405-10298-4|last=Wallace|first=Edwin Sherman|title=Jerusalem the Holy|date=August 1977|page=16|quote=Suatu pandangan serupa dipertahankan oleh mereka yang memberikan bentuk rangkap Ibrani ini untuk kata tersebut|publisher=Arno Press|location=New York}}</ref><ref>{{cite book|title=Jerusalem: The Topography, Economics and History from the Earliest Times to A.D. 70|last=Smith|first=George Adam|year=1907|publisher=Hodder and Stoughton|page=251|quote=Akhiran -aim atau -ayim dulunya digunakan sebagai akhiran umum dari bentuk dualis kata-kata benda, dan dijelaskan sebagai penanda bagian atas dan bawah kota|isbn=0-7905-2935-1}} (lihat di {{Google books |id=Nf4QAAAAIAAJ |page=251 |title= }})</ref> Bagaimanapun pengucapan suku kata terakhir sebagai ''-ayim'' tampaknya merupakan suatu pengembangan akhir, yang mana belum terlihat pada masa digunakannya [[Septuaginta]] secara luas.{{citation needed|date=Maret 2015}}
Baris 106:
{{main|Garis waktu Yerusalem|Sejarah Yerusalem}}
 
Mengingat posisi sentral kota Yerusalem di tengah nasionalisme Yahudi ([[Zionisme]]) dan [[nasionalisme Palestina]], selektivitas yang diperlukan untuk merangkum lebih dari 5000 tahun sejarah permukimannya sering kali dipengaruhi oleh latar belakang atau bias ideologis (lih. [[Historiografi dan nasionalisme]]).<ref name="bishara">{{cite web|url=http://uprootedpalestinians.blogspot.com/2010/04/brief-note-on-jerusalem-by-azmi-bishara.html|title=A brief note on Jerusalem|author=[[Azmi Bishara]]|accessdate=22 September 2010}}</ref> Era kedaulatan Yahudi dalam sejarah Yerusalem dipandang penting oleh nasionalis Israel (Zionis), yang mengklaim hak atas kota ini berdasarkan garis keturunan Yahudi dari Kerajaan Yehuda bangsa Israel, di mana Yerusalem adalah ibu kotanya.<ref>"Tidak ada kota di dunia ini, bahkan tidak Athena ataupun Roma, yang pernah memainkan peran sedemikian besar dalam kehidupan suatu bangsa untuk waktu yang begitu lama seperti yang telah diperankan Yerusalem dalam kehidupan orang-orang Yahudi." [[David Ben-Gurion]], 1947</ref><ref>“Selama tiga ribu tahun, Yerusalem telah menjadi pusat kerinduan dan harapan Yahudi. Tidak ada kota lain yang telah memainkan peran sedemikian dominan dalam sejarah, budaya, agama, dan kesadaran suatu bangsa sebagaimana dimiliki Yerusalem dalam kehidupan Yahudi dan Yudaisme. Sepanjang abad-abad pembuangan, Yerusalem tetap hidup dalam hati orang-orang Yahudi di mana-mana sebagai titik fokus sejarah Yahudi, simbol kejayaan kuno, pemenuhan spiritual, dan pembaruan modern. Hati dan jiwa orang-orang Yahudi ini menimbulkan pemikiran bahwa jika Anda ingin satu kata sederhana untuk melambangkan semua sejarah Yahudi, kata itu hendaknya 'Yerusalem'." [[Teddy Kollek]] (DC: Washington Institute For Near East Policy, 1990), pp. 19–20.</ref> Era Islam, Kristen dan berbagai era non-Yahudi lainnya dalam sejarah Yerusalem dipandang penting bagi nasionalis Palestina, yang mana mengklaim hak atas kota ini berdasarkan garis keturunan [[Bangsa Palestina|Palestina]] modern dari beragam bangsa berbeda yang telah tinggal di wilayah ini.<ref>Ali Hussein Qleibo, [http://www.asafas.kyoto-u.ac.jp/kias/1st_period/contents/pdf/kb3_1/04qleibo.pdf 'Canaanites, Christians, and the Palestinian Agricultural Calendar,'] Kyoto Bulletin of Islamic Area Studies, Vol.3 No.1 July 2009 pp.9-20, pp.15-16:"Orang Kanaan Kuno pernah menempa hubungan spiritual terlebih dulu dengan Palestina. Persepsi awal mereka tentang geografi Palestina: beragam batuan, gua, mata air, dan pepohonan telah mengilhami tanah suci tersebut dengan mitosnya. Interaksi, intuisi, dan persepsi mereka dengan lingkungan alam, menyusun dan mengkondisikan warisan spiritual, keagamaan, dan sistem sosio-ekonomi yang unik sehingga aneka ragam etnis Semit dan non-Semit yang kemudian menjadi pemukim itu melakukan adaptasi diri. Proses dinamis adaptasi ekologi menuju suatu lingkungan yang selalu berubah, keragaman budaya yang darinya negara-kota Kanaanit yang baru lahir itu tersusun, dan pengaruh dari berbagai bangsa dengan siapa bangsa Palestina bersentuhan, tidak pernah berhenti. Ekosistem yang ringkih dengan ketergantungan pada hujan, yang mana rentan terhadap dramatisnya perubahan iklim, telah secara dinamis mendorong suatu proses adaptasi yang terus berubah. Masyarakat ini tak terhitung banyaknya dan termasuk orang Amori, Yebus, Kanaan, Ibrani, Edom, Aram, dan Arab. Orang-orang non-Semit kuno terdiri dari beragam orang Yunani dari Kreta, Ionia, Laut Hitam, Anatolia, dan Lydia, lalu diikuti orang Yunani Helenik, legiun Romawi, Persia, Bizantin, Tentara Salib, Kurdi, Turki. Dalam sejarah modern, orang Mesir, Britania, Yordania, dan Israel memainkan peran yang terus meningkat dalam melakukan reorganisasi sistem ekologi, memperluas sumber daya kami dalam arah yang baru, dan membentuk kembali identitas modern Palestina. Sebagai pewaris semua budaya dan bangsa ini, orang-orang Palestina tidak dapat mengklaim kemurnian genetik ras ataupun homogenitas budaya ontologis."</ref><ref>"(Dengan merujuk pada orang Palestina dalam zaman [[Kekaisaran Ottoman|Ottoman]]) Meskipun bangga akan garis keturunan dan warisan [[bangsa Arab|Arab]] mereka, [[orang Palestina]] menganggap diri mereka tidak hanya sebagai keturunan kaum Arab penakluk dari abad ke-7 tetapi juga dari [[penduduk asli]] yang pernah tinggal di negara tersebut sejak zaman dahulu kala, termasuk [[orang Ibrani]] kuno dan orang [[Kanaan]] sebelum mereka. Karena sadar akan kekhasan sejarah Palestina, orang Palestina memandang diri mereka sebagai pewaris dari ragam asosiasi yang kaya itu." [[Walid Khalidi]], 1984, ''Before Their Diaspora: A Photographic History of the Palestinians, 1876–1948''. Institute for Palestine Studies</ref> Akibatnya kedua belah pihak mengklaim bahwa sejarah Yerusalem telah dipolitisir oleh kalangan lain untuk memperkuat klaim relatif mereka atas kota ini,<ref name="bishara"/><ref>{{cite web|url=http://hnn.us/articles/7257.html|title=How Jews and Arabs Use (and Misuse) the History of Jerusalem to Score Points|author=[[Eric H. Cline]]|accessdate=22 September 2010}}</ref><ref>{{cite web|url=http://www.mythsandfacts.com/conflict/3/jerusalem.pdf|title=One Nation’s Capital Throughout History|author=Eli E. Hertz|accessdate=22 September 2010}}</ref> dan bahwa hal ini dikonfirmasi oleh fokus-fokus berbeda yang dibuat beragam penulis pada berbagai peristiwa dan era dalam sejarah kota ini.
 
=== Ikhtisar periode sejarah Yerusalem ===
Baris 130:
{{main|Yehud Medinata|Yerusalem selama Periode Bait Kedua|Aelia Capitolina}}
 
Pada tahun 538 SM, [[Daftar monarki Persia|RajaKaisar]] [[Kekaisaran Akhemeniyah|Persia]] [[Koresh Agung|Koresy Agung]] mengundang [[Pembuangan ke Babilonia|orang Yahudi dari Babilonia]] agar pulang ke Yehuda untuk membangun kembali Bait tersebut.<ref>{{cite web|url=http://www.biblegateway.com/passage/?search=Ezra%201:1-4;%206:1-5&version=51;|title=Ezra 1:1–4; 6:1–5|publisher=Biblegateway.com|accessdate=11 September 2010}}</ref> Pembangunan [[Bait Kedua]] terselesaikan pada tahun 516 SM dalam masa pemerintahan [[Darius Agung]], 70 tahun setelah penghancuran Bait Pertama.<ref>{{Cite book|title=Between Rome and Jerusalem: 300 Years of Roman-Judaean Relations|last=Sicker|first=Martin|isbn=0-275-97140-6|publisher=Praeger Publishers|date=30 January 2001|page=2 }}</ref><ref>{{cite web|url=http://www.bu.edu/mzank/Jerusalem/p/period2-3.htm|publisher=Boston University|title=Center of the Persian Satrapy of Judah (539–323)|last=Zank|first=Michael|accessdate=22 January 2007}}</ref>
 
Beberapa saat setelah tahun 485 SM, Yerusalem dikepung, ditaklukkan, dan sebagian besarnya dihancurkan oleh suatu koalisi negara-negara tetangganya.<ref>{{cite journal |title=A Chapter in the History of the High-Priesthood (Concluded) |author=Julian Morgenstern |journal=The American Journal of Semitic Languages and Literatures |volume=55 (October 1938) |publisher=The University of Chicago Press |pages=360–377 |number=4 |url=http://www.jstor.org/stable/3088118 |quote=...terdapat banyak sekali bukti yang tersebar di seluruh literatur Alkitab bahwa sesaat setelah naiknya Ahasyweros ke singgasana Persia pada tahun 485 SM Yerusalem dikepung dan direbut oleh koalisi negara-negara tetangga seterunya, yaitu Edom, Moab, Amon, Tirus, dan Filistia. Temboknya diruntuhkan, bangunannya diratakan dengan tahah, Bait itu sendiri dibakar dan dihancurkan, setidaknya sebagian, serta banyak sekali orang berhamburan... |accessdate=22 September 2015 }}</ref> Pada sekitar tahun 445 SM, Raja [[Artahsasta I dari Persia]] mengeluarkan sebuah dekret yang memperbolehkan kota ini (termasuk temboknya) untuk dibangun kembali.<ref>{{cite web|url=http://www.biblegateway.com/passage/?search=Nehemiah%201:3;%202:1-8;&version=51;|title=Nehemiah 1:3; 2:1–8|publisher=Biblegateway.com|accessdate=11 September 2010}}</ref> Yerusalem kembali berperan sebagai ibu kota Yehuda dan pusat ibadah Yahudi.
Baris 136:
[[Berkas:Jerusalem Modell BW 2.JPG|jmpl|220px|Rekonstruksi tampilan Yerusalem selama abad ke-1 M berdasarkan temuan arkeologis.]]
 
Banyak makam Yahudi dari [[Bait Suci Kedua|periode Bait Kedua]] telah ditemukan kembali di Yerusalem. Salah satu contoh yang ditemukan di utara [[Kota Lama Yerusalem|Kota Lama]] berisikan jasad manusia dalam sebuah osuarium yang dihiasi dengan inskrispsi Aramaik bertuliskan "Simon sang Pembangun Bait."<ref name="jewishvirtuallibrary.org">{{cite web|url=https://www.jewishvirtuallibrary.org/jsource/Archaeology/jerburial.html |title=Jerusalem – Burial Sites and Tombs of the Second Temple Period |publisher=Jewishvirtuallibrary.org |accessdate=12 March 2013}}</ref> Makam Abba, juga terletak di utara Kota Lama, menyimpan sebuah inskripsi Aramaik dengan huruf [[Abjad Ibrani Kuno|Paleo-Ibrani]] yang kira-kira dapat dibaca: "Aku, Abba, putra imam Eleazar, putra Harun sang imam besar, Abba, yang tertindas dan teraniaya, yang lahir di Yerusalem, dan pergi ke dalam pembuangan di Babilonia dan membawa (kembali ke Yerusalem) Matatias, putra Yehuda, dan menguburnya di sebuah gua yang kubeli dengan akta."<ref>{{cite web|url=http://www.mfa.gov.il/MFA/History/Early%20History%20-%20Archaeology/Archaeological%20Sites%20in%20Israel%20-%20Jerusalem-%20Burial|title=Archaeological Sites in Israel-Jerusalem- Burial Sites and Tombs of the Second Temple Period|work=GxMSDev}}</ref> [[Makam Benei Hezir]] yang terletak di [[Kidron]] dihiasi dengan inskripsi Ibrani dan [[Ordo Doria|kolom-kolom Doria]] yang monumental, diidentifikasi sebagai situs pemakaman para imam [[Bait Kedua]].<ref name="jewishvirtuallibrary.org"/> [[Makam Sanhedrin]], suatu kompleks bawah tanah yang berisikan 63 makam berupa lubang pahatan dalam batu karang, terletak di sebuah taman publik di [[Sanhedria]] di Yerusalem utara. Makam-makam ini, mungkin dikhususkan bagi para anggota [[Sanhedrin]]<ref>{{cite book|url={{Google books|id=9Z2cFY9iGqgC|page=107|plainurl=yes }}|title=Golden Jerusalem By Menashe Har-El|publisher=|accessdate=18 September 2013}}</ref><ref>{{cite book|url={{Google books|id=7MK_spizMQwC|page=79|plainurl=yes }}|title=Jerusalem, Part 1: 1–704|editors=Hannah M. Cotton, Leah Di Segni, Werner Eck, Benjamin Isaac, Alla Kushnir-Stein, Haggai Misgav, Jonathan Price, Israel Roll, Ada Yardeni|page=79|publisher=Walter de Gruyter|date=23 December 2010|accessdate=18 September 2013}}</ref> serta ditorehkan tulisan Aramaik dan Ibrani kuno, bertarikh antara tahun 100 SM dan 100 M.
 
Ketika [[Aleksander Agung]] menaklukkan [[Kekaisaran Akhemeniyah|Kekaisaran Persia]], Yerusalem dan [[Yudea]] berada di bawah kendali Makedonia, pada akhirnya jatuh ke dalam kekuasaan [[Dinasti Ptolemaik]] pimpinan [[Ptolemaios I Soter|Ptolemaios I]]. Pada tahun 198 SM, [[Kekaisaran Seleukia|Dinasti Seleukid]] pimpinan [[Antiokhos yang Agung|Antiokhos III]] merebut Yerusalem dan Yudea dari [[Ptolemaios V Epiphanes|Ptolemaios V]]. Upaya Seleukid untuk menata kembali Yerusalem sebagai suatu [[polis|negara-kota]] [[Periode Hellenistik|Helenis]] mencapai puncaknya pada tahun 168 dengan terjadinya [[Makabi|pemberontakan Makabe]] yang dipimpin oleh [[Matatias]] dan lima putranya melawan [[Antiokhos IV Epiphanes]], serta pendirian Kerajaan [[Hashmonayim]] oleh mereka pada tahun 152 SM dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya.
Baris 150:
Setelah pemberontakan Bar Kokhba, Kaisar [[Hadrianus]] menggabungkan Provinsi Yudea dengan provinsi-provinsi di sekitarnya dengan nama baru ''[[Syria Palaestina]]'' untuk menggantikan nama Yudea.<ref>Elizabeth Speller, {{Google books |id=3c8kB3m0r8kC |page=218 |title=Following Hadrian: A Second-Century Journey Through the Roman Empire }}, Oxford University Press, 2004, p. 218</ref> Kota ini diganti namanya menjadi [[Aelia Capitolina]],<ref>{{cite web|url=http://www.usd.edu/erp/Palestine/people&p.htm|archiveurl=https://web.archive.org/web/20080310053409/http://www.usd.edu/erp/Palestine/people&p.htm|archivedate=10 March 2008|title=Palestine: People and Places|accessdate=18 April 2007|last=Lehmann|first=Clayton Miles|work=The On-line Encyclopedia of the Roman Provinces|publisher=The University of South Dakota}}</ref> dan dibangun kembali dengan gaya seperti suatu kota Romawi pada umumnya. Orang Yahudi dilarang memasuki kota ini, dengan konsekuensi hukuman mati, kecuali untuk satu hari pada setiap tahunnya yaitu saat hari peringatan [[Tisha B'Av]]. Bila digabungkan, langkah-langkah tersebut<ref name="Schäfer2003">{{cite book|author=Peter Schäfer|title=The Bar Kokhba war reconsidered: new perspectives on the second Jewish revolt against Rome|url={{Google books|id=1TA-Fg4wBnUC|page=36|plainurl=yes }}|accessdate=4 December 2011|year=2003|publisher=Mohr Siebeck|isbn=978-3-16-148076-8|pages=36–}}</ref><ref name="erp-places">{{cite web|url=http://www.usd.edu/erp/Palestine/history.htm|archiveurl=https://web.archive.org/web/20080310053428/http://www.usd.edu/erp/Palestine/history.htm|archivedate=10 March 2008|title=Palestine: History|accessdate=18 April 2007|date=22 February 2007|last=Lehmann|first=Clayton Miles|work=The On-line Encyclopedia of the Roman Provinces|publisher=The University of South Dakota}}</ref><ref>{{Cite book|last=Cohen|first=Shaye J. D.|chapter=Judaism to Mishnah: 135–220 C.E|title=Christianity and Rabbinic Judaism: A Parallel History of their Origins and Early Development|editor=Hershel Shanks|year=1996|location=Washington DC|page=196|publisher=Biblical Archaeology Society}}</ref> (yang mana juga berdampak pada kaum Kristen Yahudi)<ref>Emily Jane Hunt, {{Google books |id=Dn5ERgK0djMC |page=7 |title=Christianity in the second century: the case of Tatian}}, Psychology Press, 2003, p. 7</ref> pada dasarnya merupakan "sekularisasi" kota ini.<ref>E. Mary Smallwood {{Google books |id=nw0VAAAAIAAJ |page=460 |title=The Jews under Roman rule: from Pompey to Diocletian : a study in political relations}} BRILL, 1981, p. 460.</ref> Larangan itu dipertahankan hingga abad ke-7,<ref>{{cite web|url=http://www.bu.edu/mzank/Jerusalem/p/period3-2.htm|last=Zank|first=Michael|publisher=Boston University|title=Byzantian Jerusalem|accessdate=1 February 2007}}</ref> walau kaum Kristen segera diberikan pengecualian sebab sepanjang abad ke-4 [[Kaisar Romawi]] [[Konstantinus I]] memerintahkan pembangunan tempat-tempat suci Kristen di kota ini, misalnya [[Gereja Makam Kudus]]. Sisa-sisa pemakaman dari periode [[Bizantin]] secara eksklusif bercorak Kristiani, sehingga menunjukkan bahwa populasi Yerusalem pada zaman Bizantium kemungkinan hanya meliputi kaum Kristen.<ref>Gideon Avni, {{Google books |id=ZLucAgAAQBAJ |page=144 |title=The Byzantine-Islamic Transition in Palestine: An Archaeological Approach}}, Oxford University Press 2014 p.144.</ref>
 
Pada abad ke-5, kelanjutan [[Kekaisaran Romawi]] di belahan timur memerintah dari [[Konstantinopel]] yang belum lama memperoleh nama barunya ini, dan mempertahankan kendali atas Yerusalem. Dalam rentang beberapa dekade, Yerusalem berpindah tangan dari kekuasaan Bizantium ke [[Kekaisaran Akhemeniyah|Persia]], lalu kembali lagi ke dalam kekuasaan Bizantium-Romawi. Menyusul tekanan [[Khosrau II]] dari [[Kekaisaran Sasaniyah|Sasaniyah]] pada abad ke-7 melalui Siria, [[Shahrbaraz]] dan [[Shahin Vahmanzadegan|Shahin]] jenderal-jenderalnya ini menyerang Yerusalem ({{lang-fa|Dej Houdkh}}) dengan dibantu oleh kaum Yahudi dari [[Palaestina Prima]], yang mana telah bangkit untuk melawan kaum Bizantin.<ref name="AntiochusStrategos">{{Cite book
|last=Conybeare
|first=Frederick C.
Baris 160:
|isbn=}}</ref>
 
Dalam [[Penaklukan Yerusalem oleh Sasaniyah|Pengepungan Yerusalem]] pada tahun 614, setelah 21 hari [[pengepungan]] militer tanpa kenal lelah, Yerusalem direbut. [[Kronik (sejarah)|Kronik-kronik]] Bizantin menceritakan bahwa kaum Sasaniyah dan Yahudi membantai puluhan ribu orang Kristen di kota ini, banyak di antaranya di [[Kolam Mamilla]],<ref>[http://tourism.gov.il/Tourism_Euk/Articles/Attractions/Hidden+Treasures+in+Jerusalem.htm Hidden Treasures in Jerusalem], the Jerusalem Tourism Authority</ref><ref>Jerusalem blessed, Jerusalem cursed: Jews, Christians, and Muslims in the Holy City from David's time to our own. By Thomas A. Idinopulos, I.R. Dee, 1991, p. 152</ref> serta menghancurkan berbagai bangunan gereja dan monumen mereka, termasuk [[Gereja Makam Kudus]]. Episode tersebut telah menjadi subjek banyak perdebatan di kalangan sejarawan.<ref>{{cite web|url=http://www.questia.com/PM.qst?a=o&d=96507514 |last=Horowitz |first=Elliot |publisher=Jewish Social Studies |title=Modern Historians and the Persian Conquest of Jerusalem in 614 |accessdate=20 January 2011 |deadurl=yes |archiveurl=https://web.archive.org/20080526181012/http://www.questia.com:80/PM.qst?a=o&d=96507514 |archivedate=26 May 2008 }}</ref> Kota taklukan ini tetap berada dalam kendali Sasaniyah selama kurang lebih 15 tahun hingga Kaisar Bizantium [[Heraklius]] merebutnya kembali pada tahun 629.<ref>Rodney Aist,''The Christian Topography of Early Islamic Jerusalem,''Brepols Publishers, 2009 p.56:'Persian control of Jerusalem lasted from 614 to 629'.</ref>
 
Yerusalem mencapai puncaknya dalam hal luas wilayah dan populasi pada akhir Periode Bait Kedua, yaitu ketika kota ini mencakup wilayah seluas dua kilometer persegi dan jumlah penduduknya 200.000 orang.<ref name="erp-places"/><ref>{{Cite book|title=This Is Jerusalem|last=Har-el|first=Menashe|publisher=Canaan Publishing House|pages=68–95|isbn=0-86628-002-2|year=1977}}</ref>
Baris 167:
[[Berkas:1283 Descriptio Terrae Sanctae.jpg|jmpl|220 px|lurus|Lukisan tahun 1455 mengenai Tanah Suci. Yerusalem dilihat dari sebelah barat; [[Kubah Shakhrah]] masih mempertahankan bentuk segi delapannya, di sisi kanan tampak Al-Aqsa yang diperlihatkan sebagai sebuah gereja.]]
 
Yerusalem Bizantin ditaklukkan oleh pasukan Arab pimpinan [[Umar bin Khattab]] pada tahun 638 M.<ref>{{cite book|author = Dan Bahat|title = The Illustrated Atlas of Jerusalem|page = 71|year = 1996}}</ref> Di kalangan [[Muslim]] dari era Islam awal disebut sebagai ''Madinat bayt al-Maqdis'' ("Kota Bait AllahSuci")<ref>Ben-Dov, M. ''Historical Atlas of Jerusalem''. Translated by David Louvish. New York: Continuum, 2002, p. 171</ref> yang mana hanya sebatas pada wilayah Bukit Bait Suci (Kompleks al-Haram). Wilayah selebihnya dari kota ini "...&nbsp;disebut Iliya, mencerminkan nama Romawi yang diberikan untuk kota ini setelah penghancurannya pada tahun 70 M: ''Aelia Capitolina''".<ref>Linquist, J.M., ''The Temple of Jerusalem'', Praeger, London, 2008, p. 184</ref> Belakangan Bukit Bait Suci dikenal dengan nama ''al-Haram al-Sharif'', “Tempat Suci yang Mulia", sedangkan wilayah kota di sekitarnya kemudian dikenal sebagai ''Bayt al-Maqdis'',<ref>Grabar, Oleg. The Shape of the Holy: Early Islamic Jerusalem. With Contributions by Mohammad al-Asad, Abeer Audeh, Said Nuseibeh. Princeton: Princeton University Press, 1996, p. 112</ref> dan selanjutnya masih disebut sebagai ''al-Quds al-Sharif'' "Kota Suci yang Mulia". Proses [[Islamisasi]] Yerusalem dimulai pada tahun pertama [[Hijriyah]] (623 M), ketika kaum Muslim diinstruksikan untuk menghadap (kiblat) ke arah kota ini ketika melakukan sembahyang sehari-hari dan menurut tradisi keagamaan Muslim merupakan tempat terjadinya perjalanan malam Nabi Muhammad dan kenaikannya ke surga. Setelah 13 tahun, arah kiblat diganti ke Mekkah.<ref>''In the Lands of the Prophet'', Time-Life, p. 29</ref><ref name="Watt1974">{{cite book|author=William Montgomery Watt|title=Muhammad: prophet and statesman|url={{Google books|id=zLN2hNidLw4C|page=113|plainurl=yes }}|accessdate=29 December 2011|date=7 February 1974|publisher=Oxford University Press|isbn=978-0-19-881078-0|pages=112–113}}</ref> Pada tahun 638 M [[Kekhalifahan]] Islam memperluas kekuasaannya ke Yerusalem.<ref>''Jerusalem: Illustrated History Atlas'' Martin Gilbert, Macmillan Publishing, New York, 1978, p. 7</ref> Dengan adanya [[Penaklukan Islam di Suriah|penaklukan oleh kaum Arab]], kaum Yahudi diizinkan kembali ke kota ini.<ref>{{Cite book|title=A History of Palestine, 634–1099|last=Gil|first=Moshe|publisher=Cambridge University Press|date=February 1997|isbn=0-521-59984-9|pages=70–71 }}</ref> Khalifah [[Khulafaur Rasyidin|Rasyidin]] Umar bin Khattab menandatangani suatu perjanjian dengan Patriark Kristen Yerusalem [[Sofronius dari Yerusalem|Sofronius]], yang mana sang khalifah memberikan jaminan kepadanya bahwa penduduk dan tempat-tempat suci kaum Kristen di Yerusalem akan dilindungi di bawah pemerintahan kaum Muslim.<ref>{{Cite book|title=A History of the Crusades:The First Crusade and the Foundation of the Kingdom of Jerusalem|last=Runciman|first=Steven|publisher=Penguin Books|year=1951|pages=Vol.1, pp. 3–4|nopp=true|isbn=0-521-34770-X}}</ref> Tradisi Arab-Kristen mencatat bahwa ketika Khalifah Umar akan memimpin sembahyang di Gereja Makam Kudus, yakni salah satu tempat tersuci bagi kaum Kristen, ia menolak untuk bersembahyang di dalam gereja tesebut sehingga kaum Muslim tidak akan meminta konversi Gereja Makam Kudus menjadi sebuah masjid.<ref>[[Steven Runciman]], ''A History of the Crusades,'' (3 vols.1951–1954, Cambridge University Press), Penguin Books, 1965 vol. 1, pp. 3–4, citing [[Patriarch Eutychius of Alexandria|Eutychius]], [[Michael the Syrian]] and Elias of Nisibin. The many sources conserving the story are summarized in Hugues Vincent, F. M. Abel, [https://books.google.com/books/about/J%25C3%25A9rusalem_nouvelle.html Jérusalem Nouvelle], 1914 tome 2, pp. 930–932,</ref> Ia bersembahyang di luar gereja tersebut, tempat di mana [[Masjid Omar (Yerusalem)|Masjid Umar (Omar)]] berdiri hingga saat ini, berlawanan arah dengan pintu masuk Gereja Makam Kudus. Menurut [[Arculf]], seorang uskup dari Galia yang tinggal di Yerusalem antara tahun 679-688, Masjid Umar merupakan sebuah bangunan berstruktur kayu dengan bentuk persegi panjang yang dibangun di atas reruntuhan dan dapat menampung 3.000 jemaah.<ref name="Yisrael Shalem">{{cite web|url=http://www.biu.ac.il/js/rennert/history_8.html|last=Shalem|first=Yisrael|publisher=Ingeborg Rennert Center for Jerusalem Studies, [[Bar-Ilan University]]|title=The Early Arab Period – 638–1099|accessdate=20 July 2008}}</ref>
 
Ketika kaum Muslim pergi ke ''Bayt Al-Maqdes'' untuk pertama kalinya, mereka mencari lokasi [[Masjid Al-Aqsa]] ("Masjid Terjauh") yang disebutkan dalam [[Al-Qur'an]] dan [[Hadits]] menurut keyakinan Islam. Sumber-sumber Ibrani dan Arab dari masa itu mengatakan bahwa situs tersebut penuh dengan sampah sehingga kaum Arab dan Yahudi bersama-sama membersihkannya.<ref>Rivka Gonen, ''Contested holiness: Jewish, Muslim, and Christian perspectives on the Temple Mount in Jerusalem,'' Ktav Publishing House, 2003, p. 85.</ref> [[Kekhalifahan Umayyah|Khalifah Umayyah]] [[Abdul Malik bin Marwan]] memerintahkan pembangunan [[Kubah Shakhrah]] (Kubah Batu) pada akhir abad ke-7.<ref>{{Cite book|title=The Holy City: Jerusalem in the Theology of the Old Testament|last=Hoppe|first=Leslie J.|publisher=Michael Glazier Books|date=August 2000|isbn=0-8146-5081-3|page=15 }}</ref> [[Syamsuddin Al-Maqdisi]], seorang sejarawan abad ke-10, menuliskan bahwa Abdul Malik membangun shakhrah tersebut agar dapat mengimbangi kemegahan gereja-gereja monumental di Yerusalem.<ref name="Yisrael Shalem"/>
 
Selama 400 tahun berikutnya ketenaran Yerusalem berkurang karena berbagai kekuatan kaum Arab di wilayah tersebut saling berebut kendali atasnya.<ref>{{cite web|url=http://www.bu.edu/mzank/Jerusalem/p/period4-3.htm|last=Zank|first=Michael|publisher=Boston University|title=Abbasid Period and Fatimid Rule (750–1099)|accessdate=1 February 2007}}</ref> Yerusalem direbut pada tahun 1073 oleh [[Kesultanan Seljuk Raya|Kekaisaran Seljuk]] di bawah komando [[Atsiz bin Uwaq]].<ref>[http://www.islamansiklopedisi.info/ Islam encyclopaedia {{tr icon}} Vol 26 pp.323-327</ref> Setelah Atsız terbunuh, Pangeran Seljuk [[Tutush I]] memberikan Yerusalem kepada [[Artuk Bey]], seorang komandan Seljuk lainnya. Setelah meninggalnya Artuk pada tahun 1091 kedua putranya, [[Sökmen (Artuqid)|Sökmen]] dan [[Ilghazi]], memerintah kota ini sampai dengan direbutnya kembali kota ini oleh [[Kekhalifahan Fatimiyah]] pada tahun 1098.
 
[[Berkas:1099jerusalem.jpg|jmpl|lurus|Ilustrasi abad pertengahan mengenai direbutnya Yerusalem saat Perang Salib Pertama pada tahun 1099.]]
 
Suatu gerakan [[Yahudi Karait|Karait]] mesianik untuk berhimpun di Yerusalem berlangsung pada pergantian milenium pertama, menyebabkan suatu "Zaman Keemasan" keilmuan Karait di sana, yang mana berakhir karena Perang-perang Salib.<ref>David E. Sklare, 'Yūsuf al-Bașīr:Theological Aspects of his Halakhic Works,' in Daniel Frank (ed.) ''The Jews of Medieval Islam: Community, Society & Identity,'' E. J. Brill, 1995, pp. 249–270. p. 249. They were known as ''avelei șion'' (Mourners of Zion) or ''Shoshanim'' (Lilies(among the thorns))</ref> Pada tahun 1099, penguasa Fatimiyah mengusir penduduk Kristen pribumi sebelum Yerusalem [[Pengepungan Yerusalem (1099)|ditaklukkan]] oleh [[Tentara Salib]] yang kemudian melakukan pembantaian terhadap kebanyakan penduduk Yahudi dan Muslim ketika mereka merebut kota yang dipertahankan dengan kukuh ini melalui serangan, setelah suatu periode pengepungan. Yerusalem ditinggalkan dalam keadaan kosong, lalu [[Tentara Salib]] mendirikan [[Kerajaan Yerusalem]]. Kota ini praktis dikosongkan dan di[[koloni]]sasi kembali dengan arus masuk dari beraneka ragam kaum [[bangsa Yunani|Yunani]], [[bangsa Bulgaria|Bulgaria]], [[bangsa Hongaria|Hongaria]], [[bangsa Georgia|Georgia]], [[bangsa Armenia|Armenia]], [[orangBangsa SiriaSuriah|SiriaSyria]], [[bangsa Mesir|Mesir]], [[Nestorianisme|Nestorian]], [[orang Maronit|Maronit]], Miafisit [[Jacob Baradaeus|Yakobit]], [[Koptik]], dan lain-lain, untuk menghalangi kembalinya kaum Yahudi dan Muslim yang masih bertahan hidup. Di bagian timur laut kota dimukimkan kembali kaum Kristen Timur dari Transyordan (sebelah timur [[Sungai Yordan]]).<ref>Adrian J. Boas, ''Jerusalem in the Time of the Crusades,'' Routledge 2001, pp. 14,35.</ref> Alhasil pada tahun 1099 populasi Yerusalem meningkat kembali menjadi sekitar 30.000 penduduk.<ref>{{Cite journal|last=Hull|first=Michael D.|date=June 1999|title=First Crusade: Siege of Jerusalem|journal=Military History|url=http://www.historynet.com/historical_conflicts/3028446.html?page=4&c=y|accessdate=18 May 2007}}{{dead link|date=February 2016}}</ref>
 
Pada tahun 1187, Yerusalem direbut dari Tentara Salib oleh Saladin ([[Salahuddin Ayyubi]]) yang mengizinkan kaum Yahudi dan Muslim untuk kembali dan menetap di kota ini.<ref name="century1">{{cite web|url=http://www.centuryone.com/hstjrslm.html|publisher=The CenturyOne Foundation|title=Main Events in the History of Jerusalem|accessdate=2 February 2007|year=2003|work=Jerusalem: The Endless Crusade}}</ref> Menurut ketentuan penyerahan, 60.000 [[suku Franka|orang Franka]] dibebaskan dengan tebusan dan diusir dari kota ini. Penduduk Kristen Timur diizinkan untuk menetap.<ref>Adrian J. Boas, ''Jerusalem in the Time of the Crusades,'' Routledge 2001, pp. 16,19</ref> Di bawah [[Dinasti Ayyubiyyah]] pimpinan Saladin, suatu periode investasi besar dimulai dengan dibangunnya berbagai perumahan, pasar, pemandian umum, dan hostel untuk peziarah serta penetapan [[wakaf]]. Meski demikian, hampir sepanjang abad ke-13, Yerusalem mengalami penurunan status menjadi sebuah desa karena jatuhnya nilai strategis kota ini dan pergulatan di internal Ayyubiyyah.<ref>{{Cite book|title=Cities of the Middle East and North Africa: A Historical Encyclopedia
|url={{Google books|id=3SapTk5iGDkC|page=209|plainurl=yes }}|first1=Janet L.|last1=Abu-Lughod|first2=Michael|last2=Dumper|year=2007|publisher=ABC-CLIO|isbn=978-1-57607-919-5|page=209|accessdate=22 July 2009}}</ref>
 
Dari tahun 1229 sampai 1244, Yerusalem dikembalikan secara damai ke dalam kendali kaum Kristen sebagai hasil dari suatu perjanjian pada tahun 1229 antara [[Friedrich II, Kaisar Romawi Suci|Kaisar Romawi Suci Friedrich II]] mewakili Tentara Salib dan [[Sultan]] Ayyubiyyah [[al-Kamil]] dari [[Mesir]] sehingga mengakhiri [[Perang Salib Keenam]].<ref name=Addington01a>{{cite book|url={{Google books|id=4CBEesvW2okC|page=59|plainurl=yes }}|title=The Patterns of War Through the Eighteenth Century|series=Midland book|publisher=[[Indiana University Press]]|author=[[Larry H. Addington]]|page=59|date=1990|isbn=9780253205513|accessdate=30 May 2014|quote=... dalam Perang Salib Keenam, Friedrich II ...menandatangani suatu perjanjian dengan kaum Saracen pada tahun 1229 yang menempatkan Yerusalem di bawah kendali kaum Kristen tetapi mengizinkan kebebasan akses yang serupa bagi kaum Muslim dan Kristen ke tempat-tempat suci keagamaan di kota ini. ... Setelah 15 tahun kepergian Friedrich dari Tanah Suci, kaum Turki Khwarisimian, pengganti Seljuk, mengamuk di seluruh Suriah dan Palestina, lalu merebut Yerusalem pada tahun 1244. (Yerusalem tidak lagi diperintah oleh kaum Kristen sampai dengan pendudukan oleh Britania pada bulan Desember 1917, selama Perang Dunia I).}}</ref><ref name=Pringle01a>{{cite book|url={{Google books|id=X0jH6VPi4-gC|page=5|plainurl=yes }}|title=The Churches of the Crusader Kingdom of Jerusalem: Volume 3, The City of Jerusalem: A Corpus|series=[https://www.google.ie/search?tbo=p&tbm=bks&q=bibliogroup:%22The+Churches+of+the+Crusader+Kingdom+of+Jerusalem%22&source=gbs_metadata_r&cad=8 The Churches of the Crusader Kingdom of Jerusalem]|publisher=[[Cambridge University Press]]|author=[[Denys Pringle]]|page=5|date=2007|isbn=9780521390385|accessdate=30 May 2014|quote=Selama periode kendali kaum Kristen atas Yerusalem antara tahun 1229–1244 ...}}</ref><ref name=Wharton01a>{{cite book|url={{Google books|id=P1_BBK-LsesC|page=106|plainurl=yes }}|title=Selling Jerusalem: Relics, Replicas, Theme Parks|publisher=[[University of Chicago Press]]|author=[[Annabel Jane Wharton]]|page=106|date=2006|isbn=9780226894225|accessdate=30 May 2014|quote=(catatan kaki 19): Mungkin perlu dicatat bahwa sultan yang sama, al-Malik al-Kamil, kemudian terlibat dalam berbagai negosiasi dengan Kaisar Friedrich II yang dalam waktu singkat menegakkan kembali kendali kaum Latin di Yerusalem antara tahun 1229–1244.}}</ref><ref name=Askari01a>{{cite book|url={{Google books|id=U6REAgAAQBAJ|page=52|plainurl=yes }}|title=Conflicts in the Persian Gulf: Origins and Evolution|publisher=[[Palgrave Macmillan]]|author=[[Hossein Askari]]|page=52|date=2013|isbn=9781137358387|accessdate=30 May 2014|quote=Kemudian, selama tahun 1099 sampai 1187 M dan tahun 1229 sampai 1244 M, Tentara Salib Kristen menduduki Yerusalem ...}}</ref><ref name=Maoz01a>{{cite book|url={{Google books|id=o6YuXfFUwBgC|page=3|plainurl=yes }}|title=The Meeting of Civilizations: Muslim, Christian, and Jewish|publisher=[[Sussex Academic Press]]|editor=[[Moshe Ma'oz]]|page=3|date=2009|isbn=9781845193959|accessdate=30 May 2014|quote=(Pengantar oleh Moshe Ma'oz) ... Ketika Tentara Salib Kristen menduduki Yerusalem (1099-1187, 1229-1244 M) ...}}</ref> Kaum Ayyubiyyah mempertahankan kendali atas tempat-tempat suci Muslim, dan sumber-sumber Arab menunjukkan bahwa Friedrich tidak diizinkan untuk memulihkan fortifikasi-fortifikasi Yerusalem.
 
Pada tahun 1244 Yerusalem dijarah dan direbut oleh kaum [[Bangsa Tatar|Tatar]] [[Kekaisaran Khwarezmia|Khwarezmia]], sebagian besar populasi Kristen dibinasakan dan orang-orang Yahudi diusir keluar.<ref>''Jerusalem: Illustrated History Atlas'' Martin Gilbert, Macmillan Publishing, New York, 1978, p. 25.</ref> Kaum Tatar Khwarezmia dihalau keluar Yerusalem oleh Ayyubiyah pada tahun 1247. Ketika [[Nahmanides]] berkunjung pada tahun 1267, ia hanya menemukan dua keluarga Yahudi dalam suatu populasi berjumlah 2.000 penduduk (300 di antaranya adalah orang Kristen) di kota ini.<ref>Hunt Janin, [https://books.google.it/books?id=Ke9f7n4Xs_QC&pg=PA120 ''Four Paths to Jerusalem: Jewish, Christian, Muslim, and Secular Pilgrimages, 1000 BCE to 2001 CE,''] McFarland, 2002 p.120.</ref> Dari tahun 1260<ref name=Grove01a>{{cite book|url={{Google books|id=un4WcfEASZwC|page=348|plainurl=yes }}|title=Grove Encyclopedia of Islamic Art & Architecture: Three-Volume Set|publisher=[[Oxford University Press]]|page=348|isbn=9780195309911|accessdate=30 May 2014|quote=Setelah tahun 1260 Yerusalem dimasukkan ke dalam daerah kekuasaan Sultan Mamluk dari Mesir dan Suriah.}}</ref> sampai 1517, Yerusalem diperintah oleh kaum [[Kesultanan Mamluk (Kairo)|Mamluk]]. Selama periode waktu ini terjadi banyak bentrokan antara kaum Mamluk di satu sisi dan para tentara salib serta [[suku Mongol]] di sisi lainnya. Daerah ini juga mengalami banyak gempa bumi dan [[Maut Hitam|wabah hitam]].<ref>Michael Avi-Yonah, [https://books.google.it/books?id=AhasMr2F3i8C&pg=PA279 ''A History of Israel and the Holy Land,''] A&C Black, 2003 p.279.</ref> Beberapa keberadaan kaum Kristen Eropa dipertahankan di kota ini dengan adanya [[Ordo Makam Kudus]].
 
=== Abad ke-16 sampai ke-19 − pemerintahan Utsmaniyah ===
Baris 193:
Kaum Utsmaniyah membawa banyak inovasi: sistem pos modern yang dikelola oleh berbagai konsulat serta layanan pengangkutan dan kereta pos reguler merupakan tanda-tanda awal modernisasi di dalam kota.<ref name="multiref1">[http://jeru.huji.ac.il/eh1.htm The Jerusalem Mosaic], Hebrew University, 2002</ref> Pada pertengahan abad ke-19, kaum Utsmaniyah membangun jalan aspal pertama dari [[Yafo]] ke Yerusalem, dan sejak tahun 1892 jalur kereta api telah ada di kota ini.<ref name="multiref1"/>
 
Setelah [[aneksasi]] Yerusalem oleh [[Muhammad Ali dari Mesir]] pada tahun 1831, berbagai konsulat dan misi dari luar negeri mulai didirikan di kota ini. Pada tahun 1836 [[Ibrahim Pasha dari Mesir|Ibrahim Pasha]]Pasya mengizinkan warga Yahudi di Yerusalem untuk merestorasi empat sinogaga besar, di antaranya yaitu [[Sinagoge Hurba]].<ref name="multiref2">''Jerusalem: Illustrated History Atlas'' Martin Gilbert, Macmillan Publishing, New York, 1978, p. 37</ref> Dalam [[Pemberontakan Petani di Palestina|Pemberontakan Petani]] yang terjadi di seluruh negeri, [[Qasim al-Ahmad]] memimpin pasukannya dari [[Nablus]] untuk menyerang Yerusalem, dengan dibantu oleh klan [[Abu Ghosh]], dan memasuki kota pada tanggal 31 Mei 1834. Kaum Kristen dan Yahudi di Yerusalem menjadi sasaran serangan. Pada bulan berikutnya, pasukan Mesir pimpinan Ibrahim mengusir pasukan Qasim di Yerusalem.<ref>Pemberontakan orang Arab Palestina tahun 1834
 
* Joel Beinin (2001) Workers and peasants in the modern Middle East Cambridge University Press, ISBN 0-521-62903-9, p. 33
Baris 201:
Jumlah peziarah Kristen mengalami peningkatan selama pemerintahan Utsmaniyah, dan melipatgandakan populasi kota ini pada sekitar masa [[Paskah]].<ref>''Jerusalem: Illustrated History Atlas'' Martin Gilbert, Macmillan Publishing, New York, 1978, p. 35</ref>
 
Pada tahun 1860-an, lingkungan-lingkungan baru [[Perluasan Yerusalem pada abad ke-19|mulai berkembang]] di luar tembok Kota Lama untuk menampung para peziarah juga untuk mengurangi kepadatan penduduk dan [[sanitasi]] yang buruk di dalam kota ini. [[Migraš ha-Rusim|Kawasan Rusia]] dan [[Mishkenot Sha'ananim]] didirikan pada tahun 1860,<ref>{{cite web|last=Eylon|first=Lili|title=Jerusalem: Architecture in the Late Ottoman Period|work=Focus on Israel|publisher=Israel Ministry of Foreign Affairs|date=April 1999|url=http://www.mfa.gov.il/mfa/mfaarchive/1990_1999/1999/4/focus%20on%20israel-%20jerusalem%20-%20architecture%20in%20the%20l|accessdate=20 April 2007}}</ref> diikuti oleh banyak lainnya seperti [[Mahane Israel]] (1868), [[Nahalat Shiv'a]] (1869), [[Koloni Jerman, Yerusalem|Koloni Jerman]] (1872), [[Beit David]] (1873), [[Mea Shearim]] (1874), [[Shimon HaTzadik]] (1876), [[Beit Ya'akov, Yerusalem|Beit Ya'aqov]] (1877), [[Abu Tor]] (1880s), [[Koloni Amerika, Yerusalem|Koloni Swedia-Amerika]] (1882), [[Yemin Moshe]] (1891), dan [[Mamilla]], [[Wadi al-Joz]] pada waktu sekitar pergantian abad itu. Pada tahun 1867 seorang misionaris Amerika melaporkan suatu perkiraan populasi Yerusalem dengan jumlah 'di atas' 15.000 penduduk, dengan komposisi 4.000–5.000 Yahudi dan 6.000 Muslim. Setiap tahun terdapat sekitar 5.000–6.000 peziarah Kristen Rusia.<ref>Ellen Clare Miller, ''Eastern Sketches – notes of scenery, schools and tent life in Syria and Palestine''. Edinburgh: William Oliphant and Company. 1871. Page 126: 'Sulit untuk mendapatkan suatu perkiraan yang benar mengenai jumlah penduduk Yerusalem...'</ref> Pada tahun 1874 Yerusalem menjadi pusat dari sebuah distrik administratif khusus, dilepaskan dari [[Vilayet Suriah]] dan berada di bawah kewenangan langsung [[Istanbul]] yang disebut [[Mutasarrıf Yerusalem]].<ref>{{cite book|first=James P.|last=Jankowski|title=Rethinking Nationalism in the Arab Middle East|url={{Google books|id=f3axNF2GdCkC|plainurl=yes }}|publisher=Columbia University Press|year=1997|page=174|isbn=0231106955}}</ref>
Hingga tahun 1880-an tidak terdapat satu pun panti asuhan resmi di Yerusalem, sebab para keluarga pada umumnya saling merawat satu sama lain. Pada tahun 1881, [[Panti Asuhan Diskin]] didirikan di Yerusalem dengan datangnya anak-anak Yahudi yang menjadi yatim piatu karena suatu [[pogrom]] Rusia. Panti asuhan lainnya yang didirikan di Yerusalem pada awal abad ke-20 yaitu [[Panti Asuhan Blumenthal Zion]] (1900) dan [[Rumah Yatim Israel Umum untuk Perempuan]] (1902).<ref>{{cite book|url={{Google books|id=eLgOAAAAQAAJ|page=3|plainurl=yes }}|title=Israelis in Institutions: Studies in child placement, practice, and policy|first=Eliezer David|last=Jaffe|year=1983|publisher=Taylor & Francis|isbn=0-677-05960-4|page=3 }}</ref>