De-Soekarnoisasi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
[[Berkas:Gedung_BI_Padang_dan_Jalan_Sudirman_Padang.jpg|jmpl|300x300px|[[Jalan Jenderal Sudirman, Padang|Jalan Jenderal Sudirman]] di Padang yang merupakan jalan utama sebelumnya bernama Jalan Soekarno]]
'''De-Soekarnoisasi''' adalah kebijakan yang diambil oleh pemerintah [[Orde Baru]] di bawah Jenderal [[Soeharto]] untuk memperkecil peranan dan kehadiran [[Soekarno]] dalam sejarah dan dari ingatan bangsa [[Indonesia]] juga untukserta menghilangkan pengkultusan dirinya.
 
Langkah-langkah tersebut dilakukan antara lain dengan jalan mengganti nama Soekarno yang diberikan pada berbagai tempat atau bangunan di Indonesia. Misalnya, [[Stadion Gelora Bung Karno]] diubah menjadi Stadion Utama Senayan, kota '''Soekarnopura''' (sebelumnya bernama '''Hollandia''') diubah namanya menjadi [[Jayapura]], dan '''Puncak Soekarno''' diubah namanya menjadi [[Puncak Jaya]]. Selain itu, pada saat Soekarno meninggal, keinginannya untuk dikebumikan di [[Istana Batu Tulis]], [[Bogor]] tidak dipenuhi oleh pemerintah. Sebaliknya, Soekarno dikebumikan di [[Blitar]], tempat tinggal kedua orang tua beserta kakaknya, Ibu Wardojo.